Pakaian baru dan menikmati berbagai hidangan bukan cara memaknai Hari Raya Idulfitri.
Datangnya Idulfitri sebagai media koreksi dan introspeksi diri yang telah dilakukan selama Ramadan dalam kehidupan sehari-hari. “Karena Ramadan itu sebagai bulan penempa diri manusia untuk pencapaian rahmatan lilalamin, untuk mendapatkan rahmat Allah dan untuk semakin baik dalam kehidupan sehari-hari,” kata Wali Kota Pontianak, Sutarmidji usai melaksanakan Salat Ied, di halaman depan Kantor Walikota Pontianak, Minggu (19/8).
Menurut Sutarmidji, orang yang puasanya diterima Allah adalah orang yang mengalami perubahan dalam perilaku kehidupannya sehari-hari hingga ditemukan dengan Ramadan akan datang. “Kalau misalnya setelah Ramadan tidak ada perubahan dalam sikap atau perbuatan bahkan semakin parah, itu berarti Ramadan-nya gagal,” tuturnya.
Ustaz H Jalaluddin Ahmad, LC, yang menjadi khatib, dalam khutbahnya mengangkat tema kemuliaan orang tua. Menurutnya, kasih sayang ibu yang tidak ada batasnya dan tanggung jawab ayah yang begitu besar, harus selalu diingat. Jasa-jasa mereka yang tanpa pamrih berbuat demi anak-anaknya begitu besar.
“Maka sungguh berbahagialah mereka yang semasa hidup orang tuanya, mengabdi dan berbakti kepada keduanya dan sungguh rugilah mereka yang semasa hidup orang tuanya, selalu menghardik dan menyakiti hati keduanya,” paparnya.
Salat Ied di Pontianak dipusatkan di halaman depan Kantor Walikota Pontianak, dihadiri oleh ribuan umat Muslim kota itu. Tampak hadir Wakil Walikota Pontianak, Paryadi, dan Sekda Kota Pontianak, M Akip.
Belum ada tanggapan untuk "Ramadan Bulan Manusia Menempa Diri"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.