SAMPIT, Turunnya tim dari Markas Besar (Mabes) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) secara tidak langsung dinilai memperlihatkan lemahnya kinerja aparat daerah dalam memberantas mafia perizinan yang berkolaborasi dengan mafia kehutanan di wilayah ini. Di sisi lain, kedatangan tim mabes itu disinyalir merupakan agenda tersembunyi Mabes Polri yang bisa jadi merupakan rangkaian pengusutan izin-izin bermasalah di wilayah Kalimantan, dimana sebelumnya pengusaha tambang dan birokrat di Kalimantan Selatan yang ditangkap.
“Terakhir di Kalsel, pelaku korupsi bidang pertambangan diseret langsung oleh tim mabes. Selain itu, saya juga tidak sepenuhnya percaya bahwa yang disasar adalah izin tambang. Ingat, kerja mereka bisa dicuatkan ke permukaan A, padahal sebenarnya B. Apalagi mereka lidik, kemungkinan hidden agenda (agenda tersembunyi) sangat besar,” kata Direktur Eksekutif Save Our Borneo (SOB) kepada Radar Sampit, Jumat (12/10).
Untuk diketahui, pada Agustus 2012 lalu, Mabes Polri melalui Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri melakukan operasi penangkapan terhadap pejabat birokrat dan pengusaha batu bara di Kabupaten Tanah Laut, Kalsel, dalam dugaan kasus suap penerbitan surat keterangan asal barang (SKAB). Terakhir, Mabes mengembangkan kasus itu dan menahan tersangka Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Tanah Laut.
Nordin menuturkan, apabila Tim Mabes Polri sudah turun melakukan lidik, bisa jadi mengindikasikan ada persoalan serius yang sulit ditangani oleh aparat kepolisian di Kalteng. “Pengalaman saya bekerjasama dalam membantu lidik besama beberapa Tim Mabes Polri, tidak semua berujung pada penindakan, ada juga kemudian yang justru hasil lidik mereka adalah merujuk untuk kepolisian wilayah yang mengambil langkah penindakan,” katanya.
Meski demikian, kata Nordin, ada kemungkinan besar bahwa turunnya tim mabes itu karena aparat kepolisian di daerah dinilai melempem sehingga harus ditangani langsung oleh Mabes Polri. Hal itu didasari pada banyaknya pelanggaran yang secara terang-terangan dilakukan pihak perusahaan, namun, tidak pernah diambil tindakan.
Catatan Radar Sampit, sebelumnya ada lima perusahaan besar swasta (PBS) perkebunan kelapa sawit yang pernah dibidik tim gabungan dari Mabes Polri, Kejagung dan Kemenhut. Penyelidikan itu terkait potensi kayu dan tidak memiliki izin pelepasan kawasan hutan (IPKH), bahkan sudah ada audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan kerugian negara mencapai puluhan miliar.
Seorang sumber Radar Sampit di Mabes Polri yang kerap turun ketika ada operasi di daerah menuturkan, turunnya tim mabes ke daerah selalu disertai agenda tersembunyi dan sebagian besar tanpa diketahui oleh aparat kepolisian di daerah. Dari beberapa kali operasi di daerah, ada sejumlah aparat di daerah yang ikut dibidik. Salah satu kasus yang menjadi prioritas adalah kejahatan kehutanan termasuk illegal logging.
Pengamat hukum di Kotim Darmansyah mengatakan, turunnya tim mabes tersebut memperlihatkan kinerja aparat di daerah yang masih tumpul dalam pengusutan izin-izin investasi yang bermasalah. Dia mengharapkan turunnya Tim Mabes itu bisa menyeret mafia perizinan yang berkolaborasi dengan mafia kehutanan yang selama ini belum tersentuh hukum.
“Mereka (Tim Mabes) turun karena mungkin ada hal-hal yang mengganjal. Mudahan dengan kedatangan mereka itu, kasus hukum, baik menyangkut izin tambang maupun kebun yang melanggar hukum bisa diproses sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.
Seperti diberitakan, Tim Mabes Polri belum lama ini turun ke Kalteng. Dua daerah yang didatangi adalah Kotim dan Seruyan. Kabarnya, tim yang juga beranggotakan sejumlah perwira itu menelisik sejumlah perusahaan yang izinnya diduga bermasalah.
Informasinya, tim yang berjumlah lima orang dari Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) tersebut, sempat menyambangi Mapolres Kotim. Di Kotim, tim disebutkan menyelidiki sebuah perusahaan pertambangan di Kecamatan Antang Kalang. Selain Kotim, informasinya perusahaan yang bergerak di bidang yang sama di wilayah Kebupaten Seruyan tak luput jadi objek penyelidikan.
“Memang benar ada tim dari Mabes Polri, tapi sekarang tim sudah pulang (Jakarta),” ujar Kapolres Kotim AKBP Andhi Triastanto SIK tanpa menjelaskan secara rinci misi kedatangan tim dari Mabes Polri yang rata-rata berpangkat perwira menegah (pamen) tersebut. (ign)
Sumber: radarsampit.net
Belum ada tanggapan untuk "Agenda Tersembunyi Mabes Polri, Bisa Jadi Kalteng Dibidik Setelah Kalsel"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.