|
Kenaikan BBM Bukan Opsi Bijak |
pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (bbm) per 1 mei 2013.
opsi ini diambil agar bisa menahan laju anggaran subsidi bbm yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
bahkan nominalnya mencapai ratusan triliun rupiah, pemerintah beralasan jika hal ini dibiarkan tentu saja tak sehat bagi apbn.
usai rapat terbatas bersama presiden pada kamis (28/3/2013).
menteri koordinator perekonomian hatta rajasa menyampaikan semua opsi sudah dibahas.
presiden sby juga meminta para menterinya mendalami semua opsi yang akan diambil dalam satu pekan ini.
tingginya konsumsi bbm subsidi juga menjadi penyebab defisit neraca perdagangan yang dialami, karena tingginya angka impor bbm.
pemerintah memperkirakan subsidi akan terus membengkak.
di sisi lain opsi menaikkan harga bbm dinilai akan memiskinkan masyarakat yang memang miskin.
apalagai setiap
kenaikan harga untuk bbm subsidi yang dilakukan pada 2005 dan 2008 selalu terjadi
kenaikan kemiskinan.
pemerintah sementara punya opsi hanya akan menaikkan bbm untuk kendaraan pribadi seperti mobil pribadi.
pemerintah melalui menko perekonomian hatta rajasa memastikan tidak akan ada bantuan langsung tunai (blt) terkait kebijakan
kenaikan harga bbm bersubsidi.
dihapuskannya program blt karena
kenaikan harga bbm kendaraan pribadi tak akan terlalu berdampak pada masyarakat miskin.
pemerintah selanjutnya akan melakukan tiga hal bagi masyarakat miskin, yaitu penambahan beras miskin, program keluarga harapan, dan beasiswa siswa miskin.
raskin akan ditambah dari 12 kali dalam satu tahun menjadi 16 kali.
persoalan yang timbul kemudian apakah pemerintah mampu atau bisa melakukan pengawasan terhadap dampak dari
kenaikan bbm tersebut.
sangat jamak misalnya ketika bbm untuk industri naik, sejumlah mobil siluman ikut antre untuk mengisi bbm.
setelah dapat bbm tersebut dijual dengan harga di atas harga subsidi dan di bawah harga industri.
pun, ketika pemerintah menaikkan harga bbm untuk plat hitam, kemudian harga subsidi untuk pelat kuning, bukan berarti penyimpangan di lapangan bisa dihentikan.
bukan tak mungkin ada kendaraan plat kuning yang identik dengan kendaraan angkutan umum, antre bbm kemudian isinya dikuras dan selanjutnya dijual kepada kendaraan pribadi.
sejauh ini pemerintah daerah sudah membuat kartu kendali untuk para sopir truk yang akan membeli solar subsi.
namun kenyataannya masih ada saja tangki-tangki siluman yang secara sembunyi-sembunyi melakukan aksi tersebut.
mungkin di kota besar dengan infrastruktur yang memadai serta petugas keamanan yang juga memadai hal ini bisa diselesaikan.
namun, bagaimana dengan kondisi di daerah yang jauh dari pengawasan.
di sisi lain, opsi
kenaikan bbm, meskipun tak menaikkan harga bbm subsidi bagi masyarakat miskin, dampaknya tetap akan terasa.
di sektor riil misalnya, pedagang akan menaikkan harga sejumlah kebutuhan.
akibatnya, yang terkena dampak langsung tentu saja masyarakat.
sebenarnya jika pemerintah mau sedikit keluar keringat banyak langkah yang bisa diambil untuk menyejahterakan rakyat dan apbn tetap stabil.
pemerintah bisa memaksimalkan bumn.
memilih pimpinan yang memiliki visi ke depan di perusahaan pelat merah tersebut.
bukannya mengambil langkah mudah tak perlu keluar keringat.
(*)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Kenaikan BBM Bukan Opsi Bijak"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.