|
Preman |
tahun 1970-an kepala staf komando pemulihan keamanan dan ketertiban (kaskopkamtib) laksamana soedomo meminta masyarakat beramai-ramai menangkap
preman kalau kedapatan melakukan kejahatan.
ini untuk menanggapi keresahan masyarakat terhadap ulah
preman yang waktu itu sangat meresahkan.
dimana-mana perampokan, pembunuhan, dan perkosaan tak pernah reda.
kopkamtib adalah lembaga di luar uud yang memiliki kekuasaan tak terbatas.
setelah panglima kopkamtib jenderal tni sumitro digeser, jabatan pangkopkamtib dipegang langsung oleh presiden soeharto.
soedomo yang sebelumnya menjadi wakil pangkopkamtib ditunjuk menjadi kaskopkamtib.
praktis semua urusan kopkamtib ada di tangan soedomo yang pada akhirnya diangkat pula menjadi pangkopkamtib.
mulai orang pki (partai komunis indonesia), pegawai pajak nakal sampai penimbun bahan pokok atau pupuk petani, soedomo berhak menangkap.
polisi menyeleweng, pak domo juga yang menjewer.
begitu kuasanya sehingga apapun yang diucapkan diikuti rakyat.
begitu pun ketika ia meminta
preman ditangkap ramai-ramai.
benar saja waktu itu ada
preman apes, dikeroyok masyarakat sampai mati.
nggak tahu apa yang ada di benak pak domo waktu itu.
zaman dulu semua berita yang 'jelek' tidak boleh dimuat.
tidak jelas apakah kasus di atas termasuk off the record atau tidak.
tapi ada koran nasional yang nekat memuat bahkan jadi berita utama halaman satu.
besoknya koran itu tidak terbit, dibredel kopkamtib.
pak domo marah besar.
untung hanya sehari, sehingga dapur wartawan ngebul lagi.
tidak lama setelah itu muncul peristiwa horor.
petrus, alias penembakan misterius.
setiap hari ada orang yang diduga
preman, mati ditembak.
mayatnya ditemukan di jalan, sungai, pasar, sawah atau di mana saja mereka tepergok petrus.
mengerikan.
preman kecil sampai
preman sekelas jawara yang menguasai ladang-ladang gemuk seperti pelabuhan, perusahaan atau beking-beking orang kaya, lari kocar-kacir.
negara pun aman, rakyat bebas bepergian tanpa rasa takut.
tato di tangan, dada atau bagian tubuh lain yang menjadi ciri
preman dihilangkan --termasuk oleh mereka yang telanjur pakai walau bukan
preman-- sampai merusak kulit.
sekarang tato justru jadi gaya hidup orang modern.
preman kalah nyali.
***ibarat rumput, makin dibabat tumbuhnya makin lebat.
begitu pula
preman.
sekarang
preman makin berani, sasarannya beragam sesuai aktivitas masyarakat.
dulu belum ada kafe, sekarang ada di mana-mana, sarang
preman juga ada di mana-mana.
dulu rakyat paling takut dengan tentara, sekarang anggota kopassus pun dibunuh.
naik bus kota dicopet, cewek naik angkot diperkosa, naik motor dijambret, jalan kaki ditodong, pengusaha diperas, dan parkir mobil dipalak.
tidak ada lagi tempat yang aman.
rakyat mengeluh karena polisi sepertinya tidak bisa berbuat banyak.
makanya penembakan
preman di lapas cebongan, sleman, diy, oleh anggota kopassus banyak didukung karena membantu membasmi
preman.
mantan pangdam jaya jenderal (pur) hendropriyono mengakui, penembakan itu melanggar hukum, tapi secara moral tidak.
peristiwa itu mengandung pesan moral.
saya jadi ingat tulisan di kompas sabtu 7 februari 2009 yang menceritakan penderitaan
preman yang ingin bertobat tapi tidak bisa karena ibarat sudah kontrak mati dengan polisi.
ada oknum polisi di yogya yang selalu minta setoran dengan istilah uang pulsa, ada yang rp 1.
000.
000.
mau pendidikan di bali juga minta sangu para copet, anaknya minta komputer para copet urunan.
alih profesi tidak boleh, pulang kampung 'dijemput'.
di dalam penjara pun narapidana bisa kerja sama petugas dalam penjualan narkoba yang kian meresahkan.
itu kisah-kisah dunia kriminal di indonesia.
bagaimana
preman mau takut sama petugas.
preman juga berani melawan petugas secara fisik.
awal tahun ini bupati kepulauan aru theddy tengko yang dihukum karena korupsi apbn gagal dieksekusi oleh jaksa di ambon.
saat itu segerombolan orang mengamankan sang bupati.
mantan kabareskrim polri komjen susno duaji yang dijatuhi hukuman karena korupsi juga menolak dieksekusi.
rabu 24 april 2013, banyak orang melindungi susno dari eksekusi jaksa di rumahnya di bandung.
ia juga dapat perlindungan dari polda jabar.
sekarang tidak ada lagi pak harto yang ditaati, tidak ada pak domo yang ditakuti.
preman atau kehidupan gaya
preman sudah menguasai negeri ini.
hukum dibuat akrobat oleh para ahli hukum.
jangan-jangan nanti ada orang kecopetan lapornya pada kopassus.
(*)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Preman"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.