 |
| Perlu Stiker Khusus |
news analysisrusmin nuryadin, pengamat ekonomi unlam banjarmasinpost.co.id,
banjarmasin - kebijakan pemerintah akan menaikkan harga premium
bersubsidi buat kendaraan pribadi dari rp 4.
500 menjadi rp 6.
500, cukup
tepat.
memang sudah seharusnya dengan kemajuan ekonomi cukup tinggi
atau makin makmurnya masyarakat, pemberian bantuan bbm bersubsidi buat
kendaraan pelat hitam harus dikurangi.
selama ini, dengan harga
minyak dunia yang terus melambung, pemerintah harus memberikan subsidi
sekitar rp 200 triliun.
tinggal bagaimana aksi atau pengamanan di
lapangan saat pemberlakuan kebijakan tersebut.
yang namanya mobil pelat
hitam tidak semuanya mobil pribadi.
ada juga mobil usaha angkutan umum
seperti seperti pengangkut sembako.
bial mereka dikenai tarif rp 6.
500,
harga sembako bisa naik.
untuk itu
perlu kebijakan khusus dengan memberikan dispensasi
untuk mobil bepelat hitam pengangkut kebutuhan dasar agar harga
bersubsidi tetap rp 4.
500.
caranya, mereka harus mendapat surat
keterangan dari kepolisian bahwa kendaraan tersebut memang mengangkut
sembako.
bisa juga diberi stiker khusus agar mempermudah petugas spbu.
bila
mobil pengangkut sembako, termasuk mobil pengangkut umum itu
menyalahgunakannya untuk dijual kembali ke eceran,
perlu ditindak tegas.
pemerintah berarti
perlu melakukan pengawasan ketat.
selain
pengawasan ketat, pengalihan hasil penghematan dari bbm subsidi sekitar
rp 30 triliun tersebut sebaiknya dipergunakan untuk perbaikan
infrastruktur di luar pulau jawa dan bidang pendidikan.
saya tak
sependapat dengan kenaikan bbm bersubsidi, pemerintah memberikan bantuan
langsung tunai (blt) ke masyarakat miskin sebagai konpensasi.
kebijakan
tersebut tidak menyelesaikan masalah.
bahkan, sering lepas
sasaran.
saya juga menyarankan ke pemerintah daerah, khusus di kalsel agar menggalakkan angkutan massal.
(ful)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Perlu Stiker Khusus"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.