|
Keutamaan Silaturahmi |
diriwayatkan, seorang kaya raya naik haji ke makkah membawa sejumlah barang berharga, emas, perak dan lainnya. saat kepergiannya ke arafah untuk wukuf dan mabit di mina, ia kesulitan membawa barang-barangnya, lalu ia titipkan kepada seseorang yang terkenal taat beragama, jujur dan amanah di makkah.orang itu menerima banyak titipan dari jemaah haji pada setiap tahunnya. usai pelaksanaan haji, ia pun ingin mengambil barang-barangnya, tetapi ternyata orang tersebut telah meninggal dunia, sedang anak-anaknya tidak ada yang tahu di mana barang-barang itu disimpan.lalu ia bertanya kepada seorang alim di makkah. orang alim itu menyarankan agar sesudah tengah malam ia turun ke tepi sumur zamzam dan memanggil nama orang yang dititipi barang itu; dikatakan nanti ia akan menyahut, sehingga dapat ditanyakan akan titipan itu.hal itu dilakukannya, tetapi tidak ada jawaban. ia pun datang lagi kepada orang alim itu dan menceritakan hal itu. orang alim itu berkata: innalillah wa inna ilaihi raji’un, barangkali orang itu bukan ahli surga.lalu dinasihatkan agar ia pergi ke negeri yaman. di sana ada sumur yang bernama “barhut,” sumur itu adalah tepi jurang neraka. di tengah malam berdirilah di sana dan panggil nama orang itu tadi, ia akan menyahut.orang itupun pergi ke yaman dan menemukan sumur barhut. di tengah malam ia panggil nama orang itu tadi, ternyata ada jawaban. setelah ditanyakan, ia pun menerangkan bahwa barang-barang itu disimpan di dalam tanah dekat sebuah pohon kayu di samping rumahnya.“galilah, kau akan menemukan barang-barangmu.” orang itu bertanya lagi: “mengapa tuan yang terkenal taat beragama, jujur dan amanah sampai ditempatkan di dalam neraka, kami mengira kamu adalah orang yang mendapat kebaikan surga?”ia menjawab: “walaupun aku banyak mempunyai kebaikan, jujur dan amanah, tetapi aku mempunyai suatu kesalahan besar, aku menjauhi seorang saudara perempuanku yang miskin, aku kasar terhadapnya, bahkan aku tinggalkan ia dan aku usir apabila ia datang mengunjungiku; maka allah swt menghukum dan menempatkan aku di neraka sebagai akibat perbuatanku itu.” (lihat dalil as-sa’ilin oleh anas ismail abu daud, 1416 h, jeddah, hal. 289 dst).demikianlah: “tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturahmi,” kata nabi saw (hr muslim).selain itu, silaturahmi menandakan kesempurnaan iman kepada allah swt dan hari akhirat. nabi saw bersabda: “barang siapa yang beriman kepada allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia menghubungkan tali silaturahmi.” (muttafaq alaih).silaturahmi sarana memperluas rezeki dan memperpanjang usia; nabi saw bersabda: “barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menghubungkan silaturrahmi” (muttafaq alaih).silaturahmi sebagai penyambung hubungan dengan allah swt. nabi saw bersabda: ar-rahim (kasih sayang) tergantung di atas ar’sy, ia berkata: siapa yang menghubungkan aku (kasih sayang) niscaya allah menyambungnya, dan barang siapa yang memutuskan aku (kasih sayang) maka niscaya allah memutuskannya” (muttafaq alaih)seorang sahabat pernah bertanya kepada rasulullah saw, adakah hal yang lebih tinggi nilainya di sisi allah swt dari pada salat, puasa, zakat dan haji? rasul menjawab: “ada, itulah dia silaturahmi” (al-hadis). (*)
Sumber: tribunews[dot]com
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Keutamaan Silaturahmi"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.