|
Bom Diapit di Sela Paha |
banjarmasinpost.co.id, poso - kota poso, sulawesi tengah, masih belum sepi dari aksi terorisme.
senin (3/6) pagi,
bom berdaya ledak tinggi (high explosive) nyaris meluluhlantakkan markas polres poso.
bom rakitan yang dimuat di dalam sebuah wadah plastik meledak dan menewaskan pelaku dengan tubuh tercerai berai di tempat kejadian.
bom bunuh diri itu meledak beberapa saat setelah pelaku nyelonong memasuki halaman mapolres poso.
di jl pulau sumatera, kelurahan gebang rejo, kecamatan poso kota, kabupaten poso, sulawesi tengah, sekitar pukul 08.
01 wita.
bripda andre wahyudi (28), bintara piket jaga sempat menegur pria pembawa paket
bom saat melintas di gerbang utama mapolres yang berdampingan dengan pasar kota poso.
"hei, brenti-brenti".
.
.
namun pria berjanggut pengendara yamaha jupiter z itu terus melaju ke depan masjid at taqwa, kompleks mapolres poso.
andre sempat melihat kotak bening di sela paha yang diapit di antara setir dan sadel.
polisi menyebut, paket itu dengan tupperware boom ukuran 20 liter.
"dia pakai jaket besar hitam, helm hitam," katanya sebagaimana dikemukakan kapolres poso akbp susnadi kepada wartawan, sekitar empat jam usai kejadian.
kata susnadi, pihaknya sudah menerima laporan intelijen bahwa kantornya akan menjadi sasaran utama teroris, pasca melarikan dirinya tahanan teroris di poso akhir april lalu.
dari jakarta, juru bicara mabes polri brigjen pol boy rafli amar mengatakan, pelaku memang sengaja menyasar aparat polisi.
"tidak sempat menyasar (polisi yang sedang apel) di sana.
saat di depan masjid polres sudah meledak," ujarnya di mabes polri.
ledakan
bom bunuh diri di mapolres poso merupakan aksi
bom bunuh diri ke kelima, yang pernah terjadi di indonesia, sejak tahun 2008.
dikatakan boy,
bom diletakkan di bagian antara dua paha pelaku.
"itu sebabnya, kerusakan fatal pecahan tubuh korban di sekitar tempat itu," tambahnya.
aksi
bom bunuh diri itu juga melukai satu korban yakni buruh bangunan yang sedang bekerja di sekitar masjid.
korban mengalami luka di bagian lengan akibat serpihan
bom.
boy menyatakan, polisi masih belum dapat memastikan pelaku
bom bunuh diri dari kelompok teroris mana.
"densus masih terus mendalaminya," cetusnya.
polisi menduga pelaku adalah anggota dari kelompok teroris poso pimpinan santoso yang saat ini masih buron.
namun kuat dugaan pelaku
bom bunuh diri terkait dengan kelompok teroris basri alias bagong alias ayas, narapidana yang melarikan diri dari lapas kelas ii ampana, kabupaten tojo una una, sulawesi tengah, april lalu.
"sangat mungkin pelaku terkait dengan basri," imbuhnya.
basri alias ayas alias bagong kabur dari tahanan pada 19 april 2013 lalu.
pentolan teroris poso itu divonis penjara selama 19 tahun oleh pengadilan negeri jakarta selatan pada 11 desember 2007.
basri terbukti terlibat dalam ledakan
bom di kawua pada 9 september 2006, penembakan dua siswi di poso pada november 2005 serta penembakan pendeta susianti tinulele di palu pada 18 juli 2004.
setelah menjalani pidana beberapa tahun di jakarta, basri dipindah ke lapas klas ii a palu.
namun kemudian dia ia dipindah lagi ke lapas klas ii b ampana.
di lapas itulah basri berhasil melarikan diri hingga saat ini.
beberapa saat setelah terjadi ledakan di mapolres poso, kapolda sulteng brigadir jenderal pol aridono memimpin langsung olah olah tempat kejadian perkara.
mabes polri telah menerjunkan tim laboratorium forensik dan tim disaster victim identification polri ke poso.
dari tubuh pelaku, polisi tidak menemukan identitas diri seperti ktp atau sim.
jenazah pelaku langsung dibawa ke rs bhayangkara polda sulteng dengan dikawal aparat brimob polda sulteng bersenjata lengkap.
rencananya, tim forensik akan melakukan otopsi terhadap jenazah pelaku.
juru bicara polda sulteng ajun komisaris besar soemarno mengatakan polisi masih belum mengetahui kelompok teroris mana pelaku
bom bunuh diri tersebut.
"proses penyelidikannya masih berjalan.
apakah ini kelompok santoso atau ada kelompok lain, kita tidak mau berspekulasi," ucapnya.
sebanyak lebih dari 10 saksi dari anggota polres poso sudah dimintai keterangan terkait aksi
bom bunuh diri tersebut.
pascaledakan aksi
bom bunuh diri di mapolres poso, sejumlah pos polisi dan markas polres di sulteng diminta siaga meningkatkan kewaspadaan.
penjagaan ketat juga dilakukan jajaran kepolisian daerah sulawesi dan sulawesi barat (polda sulselbar) dibantu anggota tni.
"jajaran polres di sulbar berkoordinasi di tni yakni kodim setempat memperketat pengamanan di daerah perbatasan.
jangan sampai kejadian serupa terjadi di daerah kita yang dekat dengan poso," ujar juru bicara polda sulselbar kombes endi sutendi.
perlawananketua presidium indonesia police watch (ipw) neta s pane menduga
bom bunuh diri yang mengguncang polres poso, senin (3/6) pagi, buah simalakama penanggulangan terorisme kepolisian yang ekstrarepresif.
"sikap polisi terlalu represif mengatasi masalah, terutama terorisme, memantik dendam terhadap aparat," ujarnya.
dia menunjuk contoh peristiwa pada 29 desember 2012.
lima dari 15 warga poso yang dibebaskan polisi mengalami lebam-lebam akibat dianiaya saat menjalani pemeriksaan selama tujuh hari pascapenembakan anggota brimob polda sulteng.
di sisi lain, sebut neta, adanya provokasi pihak-pihak tertentu di poso membuat kelompok bersenjata makin berani dan nekat menebar teror.
"itu terbukti adanya beberapa anggota polisi yang diculik dan dibunuh," tutur neta.
menurut dia, jumlah kelompok sipil bersenjata di poso makin meningkat.
"ipw prihatin aksi
bom bunuh diri yang menewaskan pelakunya sendiri," cetusnya.
neta menengarai akasi
bom bunuh diri itu berkait kelompok tertentu yang ingin mencari perhatian dengan menyerang fasilitas polri.
neta menegaskan, konflik di poso tidak lagi antarwarga, tapi melebar menjadi warga tertentu melawan polisi.
"itu menunjukkan radikalisme di daerah tersebut makin tinggi," tandasnya.
di balik ledakan demi ledakan ipw menilai sebagai indikasi belum maksimalnya kinerja intelijen, khususnya dalam mendeteksi potensi dan kekuatan kelompok-kelompok radikal di poso.
"inilah yang dikeluhkan banyak pihak, sebab kelompok-kelompok ini selalu melihat peluang untuk menebar teror," ujar neta.
anggota komisi i dpr dari pdip, tjahjo kumolo mencermati wilayah poso sebagai ajang pertempuran.
"apapun gelagat dan kejadian hari ini (kemarin), pasti polri dan intelijen mendalaminya," katanya.
sekjen pdip itu meyakini, pola pelaku sudah diketahui kepolisian.
"apapun, aparat khususnya polri pantang digertak, pantang menyerah untuk memberi ketenangan masyarakat.
koordinasi antarlembaga intelijen, apakah bin atau intelijen tni dan intelijen polri perlu terpadu," tegasnya.
memetik hikmah dari serangan
bomber di polres itu, anggota komisi hukum dpr, eva kusuma sundari menduga di antara faktor teroris seolah mendapat energi adalah, adanya napi-napi teroris kelas kakap yang dikumpulkan di poso.
dia menunjuk teroris itu disersi tni (sabar subagyo), mantan trainer moro (upik lawangan), ahli
bom (santoso) dan penjagal (basri) yang kabur dari penjara semua berkumpul di poso.
eva menilai lemahnya pengawasan di lp diduga jadi peluang teroris mengorganisir kelompok dari lp.
"sepatutnya mereka ditempatkan di lp-lp yang terpisah-pisah," kata politisi pdip itu.
bangkitnya kelompok teroris juga diduga dampak kampanye kelompok islam moderat, terkait pembubaran densus 88.
"sepatutnya
bom di polres poso ini jadi peringatan, persoalan terorisme masih jadi ancaman serius bagi islam dan nkri," tegas eva.
ia berharap bnpt segera menyelesaikan cetak biru strategi nasional penanggulangan terorisme, sehingga ada koordinasi lembaga-lembaga terkait program pemberantasan terorisme, seperti bin, bais, densus 88, termasuk tni dan polri.
"blue print ini penting untuk mengefektifkan program keseluruhan, dan tentu untuk menghindari tumpang-tindih dan pembiayaan oleh lembaga-lembaga tersebut, baik dalam bentuk operasi intelijen maupun operasi pengendalian keamanan," jelasnya.
(tribunnews/bah/fer/adi/mal)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Bom Diapit di Sela Paha"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.