|
Tragedi Sungai Tabukan |
mengenaskan. /itulah nasib yang dialami praka ruspiani yang menjadi korban amuk masa desa pasar selasa, kecamatan sungai
tabukan, hulu sungai utara (hsu), sabtu 2 februari 2013 malam.anggota kodim 1001/amuntai yang bertugas di koramil danau panggang itu meregang nyawa akibat dibakar hidup-hidup oleh warga empat desa yang jumlahnya diperkirakan ratusan orang. tragisnya lagi, sebelum dibakar, tubuh prajurit itu diikat kedua kaki dan tangannya lalu dibakar bersama sepeda motor yang dikendarainya.kejadian yang mengggerkan warga kabupaten hulu sungai utara itu memunculkan pertanyaan mengapa warga bisa bersikap kalap dan beringas seperti itu hingga berani membantai seorang prajurit yang notabene adalah seorang pengayom masyarakat.alasan warga berbuat nekat seperti itu memang disebutkan dilatari sikap kurang terpuji sang prajurit yang datang ke desa tersebut untuk menyelesaikan sengketa tanah warga. saat hendak pulang, ada warga meneriaki si prajurit yang dibalas dengan sikap yang memancing amarah warga.tanpa diduga, ratusan warga dari empat desa itu kemudian melakukan eksekusi terhadap praka ruspiani.kejadian yang mirip juga dialami seorang anggota poltabes banjarmasin, rusdiansyah tewas dikeroyok puluhan warga desa pemangkih tengah, kabupaten banjar empat tahun lalu. anggota intel itu dieksekusi setelah mendatangi satu rumah warga karena soal perempuan.apakah ini pertanda bahwa masyarakat sudah kehilangan rasa simpatik atau paling tidak sikap menghargai terhadap anggota keamanan negara sehingga nekat berbuat demikian?walau dengan alasan apapun, seyogyanya masyarakat justru merasa aman bila ada dalam lingkungan pengawasan anggota keamanan, bukan sebaliknya bahkan beramai-ramai membantai hingga tewas.itulah,
tragedi sungai
tabukan ini menjadi pr berat bukan hanya bagi pihak kepolisian tetapi juga bagi jajaran korps tni. pr itu bukan sekadar mengusut tuntas para pelaku kemudian mengadilinya secara adil, tetapi juga menganalisis apakah memang masyarakat kita sudah kehilangan kepercayaan terhadap korps aparat keamanan.bila kondisi disharmonis ini dibiarkan dan hanya mengusut para pelaku maka bukan tidak mungkin di belahan indonesia lainnya juga bisa terulang peristiwa yang memiriskan demikian.kita tidak ingin masyarakat menjadi mudah beringas dan bertindak main hakim sendiri baik kepada sesama warga terlebih kepada aparat keamanan negara. juga kita tidak ingin korps keamanan negara ini tampil sebagai sosok yang arogan hingga menimbulkan antipati masyarakat.kita sadar, kalau toh ada aparat keamanan negara bersikap arogan dan sok jagoan, namun itu tentu hanya segelintir oknum yang tidak mampu memainkan peranannya sebagai pengayom dan pelidung masyarakat, dengan baik dan profesional.bagaimana pun, masyarakat dan aparat harus bahu membahu dalam mengisi pembangunan. sebab, aparat tidak akan bisa berjalan sendiri melaksanakan fungsinya begitu juga masyarakat sangat memerlukan kehadiran sosok pengayom.belum terlambat untuk memperbaiki hubungan yang 'cacat' seperti ini. sebab kita yakin masih sangat banyak aparat yang profesional dan masyarakat yang menghargai fungsi mereka. namun, tidak salahnya untuk tidak membiarkan kasus di atas terjadi lagi, aparat dan masyarakat harus sering melakukan dialog, silaturahmi agar di antara keduanya memiliki rasa saling peduli dan menghormati.seperti yang termaktup dalam salah satu sapta marga yang berbunyi: kami prajurit tentara nasional indonesia, mengutamakan keperwiraan di dalam melaksanakan tugas serta senantiasa siap sedia berbakti kepada negara dan bangsa.bukankah bangsa itu adalah masyarakat di sekitarnya. (*)/ )
sumber: tribunews.com
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Tragedi Sungai Tabukan"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.