|
Merapi ‘Batuk’ Lagi |
tiba-tiba
merapi meletus lagi, senin (22/7/2013).
letusan kecil ini tentu mengejutkan karena seperti tidak ada tanda-tanda sebelumnya.
biasanya, gunung berapi aktif akan memberi tanda-tanda sebelum terjadinya letusan terbesar.
kali ini tidak.
di tengah pagi yang dingin saat warga makan sahur, suara bergemuruh datang dari puncak
merapi, disertai kilatan cahaya.
status aktivitas gunung api memiliki empat tingkatan yaitu normal aktif, waspada, siaga, dan awas.
semua bisa diprediksikan dengan metode ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan.
setiap gunung berapi juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
sebenarnya kalau awam menyebut letusan
merapi kemarin adalah tiba-tiba juga tidak sepenuhnya benar, karena berdasarkan pengamatan lapangan, memang ada karakteristik baru
merapi setelah erupsi besar tahun 2010 lalu.
erupsi besar itu membuat kubah yang menutupi kawah longsor.
akibatnya aktivitas gunung
merapi ditandai dengan embusan asap putih kehitaman yang membumbung tinggi karena kubah lava sudah terbuka.
merapi selalu aktif dan salah satu tanda aktivitasnya yakni embusan asap putih kehitaman yang berasal dari dalam kawah.
gunung
merapi adalah gunung aktif yang penuh dengan cerita mistis yang mengelilinginya.
pun dengan adanya hujan abi kemarin, muncul pula cerita mistis.
terkadang cerita mitos ini lebih heboh dari fenomena alamnya sendiri.
salah satunya ada kaitan dengan peringatan 100 hari wafatnya juru kunci
merapi mbah maridjan atau suraksohargo bersama warga kinahrejo yang meninggal saat erupsi pertama 2010 lalu.
acara peringatan berlangsung pada jumat (19/7/2013) atau tiga hari sebelum letupan kecil.
semoga saja mitos-mitos tersebut tidak menghalang-halangi kewaspadaan terhadap efek letusan
merapi.
misalnya dengan anggapan bahwa letusan hanya merupakan ucapan ‘salam’ dari para ‘penunggu’
merapi dan tidak berbahaya.
kalau melihat apa yang terjadi kemarin, terlihat masyarakat sendiri mulai waspada.
begitu suara gemuruh terdengar, beberapa warga di sekitar puncak turun mengungsi ke tempat yang dirasa lebih aman.
ratusan masyarakat di kemalang klaten mengungsi di kantor kecamatan kemalang dan di daerah bawukan.
sedangkan masyarakat di cangkringan mengungsi ke balai desa glagah harjo.
balai penyelidikan dan pengembangan teknologi kegunungapian yogyakarta sendiri menyatakan aman untuk warga dan tidak perlu adanya evakuasi, kecuali mereka yang ada di seputar puncak dekat sumber hembusan.
berdasarkan pantauan, hujan abu terlihat turun di wilayah deles, tlogowatu, kemalang, balerante, dan klaten di jawa tengah.
hujan abu juga terjadi di sekitar kali tengah lor, kali tengah kidul, srunen, di daerah cangkringan, kaliurang sleman yogyakarta.
kita sudah terbiasa dengan erupsi
merapi.
kebiasaan menghadapi fenomena alam itu semoga membuat kita selalu waspada dan tidak panik.
merapi berhak untuk memuntahkan laharnya.
manusialah yang harus mengetahui kebiasannya sehingga terselamatkan.
(*)
)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Merapi ‘Batuk’ Lagi"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.