|
Mengurangi Subsidi BBM? |
perhatikan kenyataan beberapa pekan terakhir, deretan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat antre beratus-ratus meter di depan stasiun pengisian bahan bakar umum (spbu) di kalimantan selatan dan provinsi lainnya, hanya untuk mendapatkan bahan bakar minyak (bbm), baik bensin maupun solar.
adakah kaitan, antara kesulitan mendapatkan bbm (sekarang) dengan rencana pemerintah yang ingin menaikkan harga bbm? ada tidaknya kaitan tersebut, pemandangan demikian tetap tidak memberikan angin segar bagi krisis bbm yang begitu membuat rakyat terperanjat dan kian terjerat kesengsaraan.
rencana pemerintah ingin menaikkan harga bbm, ditegaskan presiden susilo bambang yudhoyono ketika membuka musyawarah nasional ix asosiasi pengusaha indonesia (apindo), senin (8/4) di jakarta.
"pemerintah sedang bekerja, menyelesaikan apa yang harus pemerintah lakukan, tujuan kita menurunkan subsidi.
solusinya, antara lain menaikkan harga bbm," demikian yudhoyono.
jika harga bbm dinaikkan, inflasi bertambah.
dampak berikutnya, kemiskinan akan meningkat.
pilihannya apakah kenaikan harga bbm berlaku bagi semua, pukul rata, atau hanya berlaku bagi mereka yang memang tak patut mendapat subsidi.
"poin saya orang miskin harus dilindungi.
subsidi pun adil dan tepat sasaran," ujar presiden.
lagi-lagi dinyatakan yudhoyono, setelah dihitung-hitung tidak ada pilihan selain menaikkan harga bbm untuk menyehatkan anggaran pendapatan belanja negara (apbn).
kelompok masyarakat miskin dipastikan mendapat kompensasi.
untuk adilnya, mereka harus dapat kompensasi.
berdasarkan catatan kompas, realisasi subsidi bbm tahun 2012 mencapai rp 222,8 triliun atau 154,2 persen dari target.
dengan demikian, mantan wakil presiden jusuf kalla berkomentar, kenapa tidak memakai cara yang sederhana saja, yaitu
mengurangi subsidi bbm dengan menaikkan harga bbm bersubsidi.
namun, jika pilihan pemerintah tetap akan menaikkan harga bbm, kemudian kelompok masyarakat miskin mendapatkan kompensasi; bentuk santunan yang bagaimana pula akan digulirkan guna menanggulangi kemiskinan dan kelompok sangat miskin.
jangan-jangan malah sebaliknya, membuat rakyat makin terjerat kesengsaraan.
seperti pernah digulirkan, program bantuan langsung tunai (blt) bagi keluarga miskin; tidak sedikit persoalan baru yang mengitarinya.
dari 30 juta masyarakat miskin di indonesia, sekitar 1,2 juta keluarga berhak menerima blt.
memang upaya
mengurangi angka kemiskinan, yang saat ini mencapai 12,36 persen atau sekitar 30 juta jiwa, yaitu memberikan blt kepada kelompok masyarakat miskin.
program tersebut diberikan setelah mengantongi data dan kondisi keluarga tertentu.
sekali lagi, kompensasi yang nanti digulirkan pemerintah terkait pengurangan subsidi bbm ini, mudah-mudahan tidak salah sasaran dan kelompok masyarakat miskin tidak terjerat kesengsaraan, yang tidak terperikan lagi.
secara kasat mata, pemerintah tak berniat melepaskan diri dari cengkeraman gurita neoliberalisme yang membelit perekonomian dan pemerintahan negara.
lalu, apa yang harus dilakukan rakyat begitu harga bbm naik? imbasnya, harga barang keperluan sehari-hari dan kebutuhan pokok lainnya ikut naik pula.
tampaknya, kondisi yang terjadi seperti sekarang, kelangkaan bbm akibat keserakahan dan ketamakan sebagian orang.
perhatikan perilaku sebagian orang, bahkan ada yang memanfaatkan kesulitan dari kelangkaan bbm ini.
(*)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Mengurangi Subsidi BBM?"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.