|
Candu Sinetron |
oleh: mujiburrahmanmei, 2008 silam, saya menginap di apartemen seorang kawan karib di taipei, taiwan.
dia memiliki seorang anak usia lima tahun.
isterinya adalah anak seorang bankir terkemuka.
sebagai keluarga kelas menengah dan terpelajar, mereka hidup sejahtera.
tetapi saya heran, mereka tidak memiliki televisi!kami berteman sejak sama-sama studi s3 di belanda, dan dialah yang menjadi perantara hingga saya diundang ke national chengchi university, taipei.
karena hubungan kami cukup dekat, saya pun berani bertanya.
“mengapa kamu tidak punya televisi?”“oh, itu sengaja.
saya tidak ingin anak ke
canduan acara televisi.
itu tidak baik dan tidak sehat,” katanya.
saya salut padanya, karena saya sendiri tidak bisa bersikap setegas itu.
seperti orang kebanyakan, saya masih memiliki televisi di rumah.
tetapi seperti halnya dia, saya juga khawatir akan bahaya ke
canduan acara televisi.
ke
canduan berarti suka secara berlebihan, sehingga orang keranjingan dan ketagihan.
sudah menjadi rumus, berlebihan dan melampaui kewajaran, adalah buruk.
sebenarnya, ke
canduan acara televisi bukan hanya bisa menimpa anak-anak, tetapi juga orang dewasa.
misalnya, ke
canduan menonton sinetron.
sinetron adalah singkatan dari sinema elektronik.
meski diambil dari bahasa inggris (cinema dan electronics), istilah ini khas indonesia.
dalam bahasa inggris, sinetron disebut soap opera (opera sabun).
sedangkan dalam bahasa spanyol, dikenal dengan istilah telenovela.
sinetron adalah cerita bersambung atau serial, umumnya mengangkat drama kehidupan sehari-hari yang diwarnai dengan konflik berkepanjangan, yang makin lama makin membesar dan rumit.
tokoh-tokohnya, dengan berbagai karakter yang unik, mula-mula diperkenalkan satu persatu hingga muncullah kekusutan hubungan antar mereka.
akhir ceritanya bisa bahagia, bisa pula duka lara.
karena sifatnya bersambung, sinetron gampang membuat orang ke
canduan.
apalagi dengan sengaja cerita diputus, tepat saat ketegangan memuncak, yang membuat penonton makin penasaran.
akibatnya, orang ingin terus-menerus mengikuti lanjutan ceritanya, tanpa mau ketinggalan satu episode pun.
padahal, episode sinetron bisa lebih dari seribu, dengan masa tayang hingga beberapa tahun.
ensiklopedia elektronik, wikipedia, mencatat, sinetron tersanjung, ditayangkan selama 7 tahun, dari 10 april 1998 sampai 25 februari 2005, dengan jumlah 259 episode.
sedang sinetron cinta fitri mencapai 1.
002 episode, dengan masa tayang 4 tahun, dari 2 april 2007 hingga 8 mei 2011.
adapun sinetron putri yang ditukar, diputar tanpa jeda dari 20 september 2010 hingga 25 november 2011, dengan 676 episode.
anda bisa bayangkan, apa yang terjadi jika orang ke
canduan sinetron.
alangkah banyaknya waktu dan energi yang habis.
selama bertahun-tahun, emosi dan pikirannya diaduk-aduk oleh sinetron.
jadwal kegiatannya harus disesuaikan dengan jadwal sinetron.
bahkan konon ada orang yang, jika terpaksa tidak bisa menonton satu episode saja, meminta keluarganya untuk merekamkan.
lalu, apa yang kita dapatkan dari menonton sinetron? saya khawatir, tidak lebih dari sekadar hiburan.
cerita-cerita sinetron, umumnya tidak memberikan pendalaman makna hidup dan pencerahan jiwa.
yang ada hanyalah cerita tentang intrik-intrik cinta segitiga, kecengengan para tokohnya, perebutan harta warisan, khayalan-khayalan mistik yang tidak masuk akal, dan tindak kekerasan.
sinetron juga suka menyajikan mimpi-mimpi indah.
para pemainnya biasanya amat cantik dan ganteng, dengan pakaian, kendaraan dan rumah yang mewah.
bukankah semua ini berbanding terbalik dengan kenyataan hidup kebanyakan rakyat indonesia?tetapi, justru itulah yang membuat penonton hanyut terbuai.
semakin menderita hidup kita, semakin indah mimpi itu terasa.
inilah yang namanya
candu.
benar, bahwa manusia memerlukan hiburan.
tetapi hiburan bukanlah tujuan pada dirinya.
ia hanyalah jeda, selingan dan rehat dari kelelahan.
ketika hiburan menjadi
candu, ia sudah berubah menjadi tujuan.
ia bukannya mengisi kembali energi kehidupan, tetapi malah menguras energi itu sampai habis.
(*)
Sumber: tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Candu Sinetron"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.