KSAD Jenderal Pramono Edhie- KOMPAS.com/Sandro Gatra
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - TNI Angkatan Darat membentuk tim investigasi untuk penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tim dibentuk menyusul hasil investigasi Polri dan Komnas HAM yang mengindikasikan keterlibatan oknum TNI. Bantahan keterlibatan anggota TNI yang pernah dilontarkan Pangdam IV Diponegoro disebut hanya persoalan informasi yang belum lengkap.
"Itu hanya (respons) sesaat, (karena) informasi belum lengkap," ujar Kepala Staf TNI AD Jendral Pramono Edhie Wibowo, dalam konferensi pers, Jumat (29/3/2013). Menurut dia respons tersebut adalah upaya Pangdam IV Diponegoro memberikan jaminan keamanan wilayah supaya masyarakrat tidak panik.
Bukan berarti, kata Pramono, tidak ada tindak lanjut pengumpulan informasi yang dilakukan oleh jajarannya. "Keterangan Pangdam (IV Diponegoro) sesuai situasi dan kondisi saat itu. Lebih sebagai bentuk tanggung jawab kewilayahan," ujar dia.
Sebelumnya, Pangdam IV Diponegoro Mayjend Hardiono Suroso menegaskan tidak ada keterlibatan anggota TNI dalam penyerangan itu. Dia menyebut penyerangan dilakukan orang tak dikenal. "Bukan (anggota TNI). Setelah kejadian saya apelkan seluruh kesatuan, organik maupun non-organik. Saya tanggung jawab penuh semua yang ada di Kodam Diponegoro," ujar dia.
Indikasi keterlibatan oknum anggota TNI merupakan temuan investigasi Polri dan Komnas HAM. Pramono menolak menyebutkan apa indikasi keterlibatan tersebut. "Saya tak sebut apa dan sebagainya, (tapi) saya ingin selesaikan setuntas-tuntasnya," ujar dia. Sebagai pembanding, kecepatan pengungkapan kasus penyerangan Polres Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan oleh anggota TNI, dia jadikan rujukan.
Pramono juga mengatakan indikasi awal keterlibatan tersebut akan menjadi pegangannya. "Indikasi awal jadi pegangan saya. Saya akan dalami dulu, temuan pihak lain yang perlu saya lengkapi, saya sempurnakan," ujar dia.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, kata Pramono, telah memerintahkan pembentukan tim investigasi pada 27 Maret 2013. Kemudian, pada 28 Maret 2013, Pramono langsung menandatangani persetujuan dibentuknya tim investigasi. Tim terdiri dari sembilan orang, yang akan melakukan pemeriksaan dan memintai keterangan lebih lanjut, efektif bekerja mulai Jumat (29/3/2013).
Seperti diberitakan, gerombolan bersenjata api laras panjang, pistol, dan granat datang menyerang lapas, Sabtu (23/3/2013) dini hari. Dalam peristiwa itu, empat tersangka kasus pembunuhan anggota Kopassus, Sersan Satu Santosa, ditembak mati.
Keempatnya yakni, Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait. Serangan pelaku dinilai sangat terencana. Mereka melakukan aksinya dalam waktu 15 menit dan membawa CCTV lapas. Pelaku diduga berasal dari kelompok bersenjata yang terlatih.
|
Dari Hasil Investigasi Polri dan Komnas HAM, TNI AD Bentuk Tim |
banjarmasinpost.co.id, jakarta - tni angkatan darat membentuk tim investigasi untuk penyerangan lapas cebongan, sleman, daerah istimewa yogyakarta.
tim dibentuk menyusul hasil investigasi polri dan komnas ham yang mengindikasikan keterlibatan oknum tni.
bantahan keterlibatan anggota tni yang pernah dilontarkan pangdam iv diponegoro disebut hanya persoalan informasi yang belum lengkap.
"itu hanya (respons) sesaat, (karena) informasi belum lengkap," ujar kepala staf tni ad jendral pramono edhie wibowo, dalam konferensi pers, jumat (29/3/2013).
menurut dia respons tersebut adalah upaya pangdam iv diponegoro memberikan jaminan keamanan wilayah supaya masyarakrat tidak panik.
bukan berarti, kata pramono, tidak ada tindak lanjut pengumpulan informasi yang dilakukan oleh jajarannya.
"keterangan pangdam (iv diponegoro) sesuai situasi dan kondisi saat itu.
lebih sebagai bentuk tanggung jawab kewilayahan," ujar dia.
sebelumnya, pangdam iv diponegoro mayjend hardiono suroso menegaskan tidak ada keterlibatan anggota tni dalam penyerangan itu.
dia menyebut penyerangan dilakukan orang tak dikenal.
"bukan (anggota tni).
setelah kejadian saya apelkan seluruh kesatuan, organik maupun non-organik.
saya tanggung jawab penuh semua yang ada di kodam diponegoro," ujar dia.
indikasi keterlibatan oknum anggota tni merupakan temuan investigasi polri dan komnas ham.
pramono menolak menyebutkan apa indikasi keterlibatan tersebut.
"saya tak sebut apa dan sebagainya, (tapi) saya ingin selesaikan setuntas-tuntasnya," ujar dia.
sebagai pembanding, kecepatan pengungkapan kasus penyerangan polres ogan komering ulu, sumatera selatan oleh anggota tni, dia jadikan rujukan.
pramono juga mengatakan indikasi awal keterlibatan tersebut akan menjadi pegangannya.
"indikasi awal jadi pegangan saya.
saya akan dalami dulu, temuan pihak lain yang perlu saya lengkapi, saya sempurnakan," ujar dia.
panglima tni laksamana agus suhartono, kata pramono, telah memerintahkan pembentukan tim investigasi pada 27 maret 2013.
kemudian, pada 28 maret 2013, pramono langsung menandatangani persetujuan dibentuknya tim investigasi.
tim terdiri
dari sembilan orang, yang akan melakukan pemeriksaan dan memintai keterangan lebih lanjut, efektif bekerja mulai jumat (29/3/2013).
seperti diberitakan, gerombolan bersenjata api laras panjang, pistol, dan granat datang menyerang lapas, sabtu (23/3/2013) dini hari.
dalam peristiwa itu, empat tersangka kasus pembunuhan anggota kopassus, sersan satu santosa, ditembak mati.
keempatnya yakni, gameliel yermiyanto rohi riwu, adrianus candra galaja, hendrik angel sahetapi alias deki, dan yohanes juan manbait.
serangan pelaku dinilai sangat terencana.
mereka melakukan aksinya dalam waktu 15 menit dan membawa cctv lapas.
pelaku diduga berasal
dari kelompok bersenjata yang terlatih.
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Dari Hasil Investigasi Polri dan Komnas HAM, TNI AD Bentuk Tim"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.