MURUNG RAYA--BN: PERMASALAHAN akses transportasi masih menjadi momok bagi masyarakat empat kabupaten di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito. Bahkan kondisi itu tidak hanya menimpa akses darat dalam wilayah kabupaten setempat, tapi nyaris mudah dijumpai pada ruas jalan penghubung antar empat kabupaten daerah otonomi di kawasan setempat. Kondisi memprihatinkan tersebut setidaknya masih dialami oleh warga Kabupaten Barito Utara (Barut) dan Kabupaten Murung Raya (Mura), yang berada di bagian hulu DAS Barito wilayah Kalimantan Tengah. Seperti diketahui kondisi nyaris sama hingga kini masih pula dialami warga oleh Kabupaten Barito Selatan (Barsel) dan Kabupaten Barito Timur (Bartim), bagian hilir Sungai Barito. Hasil pemantauan pada ruas jalan menghubungkan Barut-Mura, setidaknya masih terdapat sedikitnya puluhan titik kerusakan. Baik rusak akibat tebing di kiri kanan jalan mengalami longsor. Maupun pada ruas badan jalan yang sudah dilakukan perbaikan dan masih dalam perawatan yang hanya ditambal sulam dengan bahan material pasir koral. Kerusakan pada ruas jalan menghubungkan Barut-Mura, mengakibatkan jarak tempuh masih membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam hingga 3,5 jam. Padahal dalam waktu normal (jalan mulus), jarak tempuh dari Kota Muara Teweh, Ibu Kota Kabupaten Barut menuju Kota Puruk Cahu, Ibu Kota Kabupaten Mura, bisa ditempuh kurang lebih berkisar antara 2 hingga 2,5 jam. Kerusakan masih terjadi terlihat antara kilometer (km) 32 hingga km.52 (wilayah Barut) hingga kilometer 85 di wilayah Mura. Bahkan ada beberapa titik rusak parah terlihat pada jalur mendekati Puruk Cahu, persisinya di wilayah Desa Bahitom sebelum menuju Jembatan Penyeberangan Sungai Barito menuju pusat Kota. Kerusakan berupa aspal yang berlobang dan retak akiabat belum tersentuh perbaikan. Kondisi kerusakan lainnya berupa pengikisan timbunan hambaran pasir koral. Pemandangan itu terdapat di beberapa titik, baik di wilayah Mura maupun Barut. Dengan panjang kerusakan rata-rata mencapai panjang lebih dari 10 km. Hal itu jelas mengundang tanda tanya pengguna jalan sebab tahun lalu (2012) beberapa titik rusak itu masuk dalam plot perbaikan dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah. "Ini disebabkan pengawasan yang kurang melekat. Bahkan kami lihat sendiri ada beberapa titik yang dalam proses perbaikan yang tanda didampingi pengawas baik dari pihak konsultan perencanaan maupun pihak dari dinas PU Kalteng. Ini riskan sebab ada beberapa perbaikan saat itu yakni penghamparan aspal," kata Badri, warga Desa Bahitom, Rabu (9/1). Keluhan senada sebelumnya juga dipaparkan warga bermukim di beberapa ruas jalan yang masih berkontruksi hamparan pasir koral. Namun mereka lebih menekankan soal kesehatan. Pasalnya, pengikisan pasir koral menimbulkan debu cukup tebal. Bahkan tak jarang, tebaran debu dibawa ban kendaraan hingga masuk ke lantai teras hingga dalam rumah warga. "Di kampung kami banyak anak. Kami kawatir terlalu sering debu masuk rumah menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan bayi kami. Sedangkan untuk memeriksa anak ke tenaga kesehatan, kami tidak cukup biaya. Kami harap ini segera mendapat perhatian pejabat berkompenten," keluh Kiranti, ibu dua anak bermukim di kilometer 75, di wilayah Kabupaten Mura. Sementara di sisi lain, kerusakan juga menyebabkan rawan kecelakaan. Sebab banyak lokasi rusak berada di tanjakan. Kalau pengendara tidak hati-hati akan bertabrakan di puncak bukti karena banyak lobang mulai dari arah tanjakan hingga puncak membuat lintasan lalulintas pengendara menjadi satu jalur. Kondisi tanjak berlobang ini tidak kurang dari puluhan titik. Baik di ruas jalan di wilayah Barut maupun Mura. Sayangnya sejauh ini belum satupun pihak berkompenten berhasil di konfirmasi terkait masalah tersebut. Namun yang pasti, jalan darat menghubungkan Barut-Mura adalah wewenang Provinsi Kalteng, melalui Dinas PU. Untuk pengawasan pengelolaan dan perbaikan jalan, didelegasikan kepada pejabat Unit Pelaksana Teknik Daerah (UPTD) PU Kalteng di Muara Teweh dan Puruk Cahu.(ED) Sumber: Borneonews.co.id
Belum ada tanggapan untuk "Ruas Jalan Muara Teweh-Puruk Cahu Belum Mulus"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.