|
Memorial Lahan Kemenag |
canda dan tawa mengiringi acara foto bersama rombongan pegawai kantor kanwil kementerian agama kalsel di sebuah areal terbuka di pinggiran kota banjarbaru, belum lama tadi. acara foto bersama di areal seluas dua hektare dengan latar semak-belukar itu memang bukan sekadar ajang pamer. soalnya, di areal itu memang bakal dibangun gedung baru kanwil
kemenag kalsel.jadi wajar memang kalau rombongan pegawai kantor
kemenag mulai dari jajaran pimpinan hingga staf itu sampai harus mejeng bareng di lokasi tersebut. setidaknya, foto itu ‘berbicara’ terhadap lahan seharga rp 2,9 miliar tersebut. dana untuk bisa memperoleh lahan cukup strategis di sidomulyo, landasan ulin, banjarbaru itu dikucurkan menggunakan dipa (daftar isian pelaksanaan anggaran) 2012.dari sisi
kemenag tentunya itu sah-sah saja. tapi kalau kemudian belakangan hari ternyata tanah tersebut bermasalah, tentu ceritanya memang menjadi lain. itu sebuah persoalan yang tidak bisa dianggap sederhana. terlebih, seorang warga bernama suwarno mengklaim tanah itu adalah miliknya yang dikuatkan bukti kepemilikan atas tanah itu dengan tiga sertifikat yang dikuasainya.dan, kini di lahan yang sempat dijadikan acara foto bersama pegawai
kemenag itu sudah diberi pagar kawat berduri. tidak hanya itu. di kawasan itu juga sudah berdiri papan nama siapa sebenarnya pemilik sah lahan tersebut.persoalan saling klaim atas tanah di sidomulyo antara
kemenag dengan suwarno, tidak akan terjadi seandainya manajemen administrasi yang dimiliki badan pertanahan nasional (bpn) benar-benar baik. bpn sebagai leading sektor yang berada paling depan menangani setiap persoalan pertanahan, seharusnya memiliki data yang komprehensif. dengan begitu dapat meminalisir setiap permasalahan pertanahan.faktanya, di kota banjarbaru saja, seperti pengakuan pejabat di sana, ribuan sertifikat yang dikeluarkan bpn dipertanyakan kesahihannya. pendek kata, untuk satu lokasi lahan, bisa saja memiliki sertifikat dengan nomor dan pemilik yang berbeda. dalam bahasa umumnya; sertifikat ganda! kenapa ini bisa terjadi? ya, tentunya lagi-lagi kita menoleh kepada bpn selaku institusi resmi yang memiliki kewenangan mengeluarkan sertifikat.masalah sertifikat ganda telah menjadi persoalan yang tidak pernah bisa dituntaskan oleh bpn. kita tentu tidak ingin suudzon bahwa memang ada mafia tanah di tubuh bpn. namun secara logika yang sehat, sangatlah aneh kalau untuk satu titik tanah harus memiliki sertifikat ganda dengan nama yang berbeda pula. bagaimana bpn bisa mengeluarkan sertifikat yang serupa tapi tak sama tersebut?kembali ke persoalan saling klaim antara kanwil
kemenag kalsel dengan suwarno. hingga kini, suwarno berada di atas angin. bukti kepemilikan alas hak tanah miliknya yang dikuatkan sertifikat seolah menempatkan
kemenag dalam posisi yang lemah. sampai sejauh ini, memang tidak ada bukti kepemilikan atas ‘tanah sengketa’ yang bisa diperlihatkan pejabat
kemenag.namun, tentu publik wajib mengetahui nasib dana sebesar rp 2,9 miliar yang sudah dikucurkan? dan, kepada siapa sebenarnya dana lumayan besar itu diserahkan? anehnya, kenapa para petinggi di
kemenag begitu mudah membeli suatu barang, tanpa harus lebih dulu meneliti asal-usul barang tersebut. kita tentu sangat tidak berharap adanya oknum nakal yang sengaja mengarahkan pembelian ‘lahan bermasalah’ hanya demi untuk meraup keuntungan.tentu sangat disayangkan sebagai lembaga yang mengurusi masalah keagamaan, ternyata masih ada kejahilan-kejahilan yang dilakukan individu nakal di dalamnya.publik mengharapkan para petinggi di kanwil
kemenag kalsel memberikan penjelasan sebagai pembenar atas langkah yang telah dilakukan institusi terkait pembelian lahan di sidomulyo. dengan begitu, canda dan tawa riang acara foto bersama di atas lahan di pinggiran kota banjarbaru itu benar-benar menjadi
memorial berharga bagi jajaran
kemenag kalsel. (*) )
sumber: tribunews.com
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Memorial Lahan Kemenag"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.