|
Polres Waspadai Gejolak Imbas BBM Langka |
PALANGKA RAYA – Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) belum siap sepenuhnya melaksanakan tes penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT). Pemprov Kalteng mengajukan keberatan kepada KemenPAN-RB terkait penerapan sistem itu, namun ditolak.
“Kita secara daerah sudah banyak mengajukan keberatan, dengan alasan kita belum siap, dan kita pun khawatir lulusan daerah ini kalah bersaing dengan lulusan dari Pulau Jawa atau lulusan luar negeri. Maksudnya itu, kita ingin mencari lulusan yang terbaik di daerah kita. Jika secara nasional, ukurannya kita termasuk daerah-daerah yang susah untuk bersaing dengan daerah lainnya,” kata Sekda Pemprov Kalteng Siun Jarias, Sabtu (23/8).
Siun meminta pelamar CPNS agar betul-betul memahami sistem ini dan mencari informasi lebih detail terkait penerapannya melalui internet maupun buku. Pemprov berharap CPNS lokal yang lulus bisa mencapai 60 persen. “Sistem ini memang agak susah, baik itu dari pendaftarannya hingga pengerjaan soal. Padahal, dulu hanya menggunakan sistem manual,” katanya.
Menurut Siun, untuk persiapan, pihaknya telah bekerja sama dengan LPMP, Unpar, dan SMK. Pemprov pun sudah berkoordinasi dengan LPMP dan Unpar yang menyatakan siap membantu termasuk penyediaan komputer.
“Dalam sistem CAT, nilai akan diketahui setelah beberapa jam. Namun, belum bisa dinyatakan lulus karena ada passing great. Apabila sudah memenuhi syarat belum tentu lulus, karena mungkin ada nilai yang lebih tinggi lagi,” terangnya.
Siun menambahkan, untuk formasi CPNS di Kalteng, hingga Jumat (22/8) lalu, baru lima kabupaten yang sudah disahkan pemerintah pusat. Sisanya, sebanyak tujuh kabupaten termasuk provinsi belum disahkan karena menunggu MenPAN-RB yang belum ada di Jakarta. “Kita menunggu pengesahan dari Kementerian saja untuk sisa dari formasi CPNS di Pemprov Kalteng,” ujarnya.
Sebagai informasi, pada penerimaan CPNS 2014, ada 1.497 formasi yang disediakan di setiap di daerah yang membuka penerimaan CPNS. Hanya dua daerah yang tidak menerima tahun ini, yakni Kabupaten Kapuas dan Kota Palangka Raya.
Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalteng Krisnayadi Toendan sebelumnya mengatakan, rata-rata kekhawatiran daerah terkait penggunaan sistem CAT, yakni mengenai persiapan komputer, Laboratorium IT, listrik, dan biaya. Agar lebih efisien, LPMP menyarankan menggunakan BKD bekerja sama dengan dinas pendidikan untuk menggunakan sekolah untuk tempat tes. BKD bisa memberitahu calon pelamar untuk membawa laptop sendiri saat tes.
Hingga kini, yang daerah menyatakan siap untuk bekerja sama dengan LPMP, yakni Kabupateng Murung Raya, Barito Utara, Barito Timur, Pulang Pisau, Kejaksaan Tinggi (Kejati), dan Kotawaringin Barat (Kobar). Sejumlah daerah masih dalam penjajakan dan mendengarkan dulu penjelasan LPMP.
Menurut Krisnayadi, biasanya dalam pengerjaan soal menggunakan waktu dua jam atau 120 menit. Setelah selesai mengerjakan soal, skor langsung keluar dengan passing great minimal 7,3. Jika kurang dari itu, maka bisa dipastikan tidak lulus. Meski demikian, jika peserta sudah mencapai passing great, belum tentu lulus karena penentuan berdasarkan rangking. “Dengan sistem seperti ini, peserta tes bisa mengukur kemampuan mereka masing-masing,” ujarnya. (arm/ign)
sumber: radarsampit[dot]net
Belum ada tanggapan untuk "Polres Waspadai Gejolak Imbas BBM Langka"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.