 |
Jenazah Acung Terseret 10 Kilometer |
banjarmasinpost.co.id, barabai - bak tersapu tsunami, begitulah kondisi sejumlah desa di kecamatan hantakan, hulu sungai tengah (hst) pascabanjir bandang, kamis (13/6).
pohon bertumbangan, jalan penuh lumpur, bangunan berdinding papan dan kayu porak poranda, serta hilir mudik warga mencari barang-barang miliknya.
pada rabu (12/6) malam hingga kamis dini hari, hampir semua desa di lereng pegunungan meratus tersapu air bah, dengan ketinggian satu sampai dua meter.
desa itu antara lain bulayak, tanjung, alat, alat seberang, papagaran, datarajab, arangani, mangkiling dan pantai parupuk.
kondisi terparah terjadi di desa alat seberang.
di desa tersebut sebanyak 33 rumah berdinding papan dan kayu, hanyut.
ada yang hanya menyisakan lantai beton, ada juga yang hilang tak berbekas.
korban tewas akibat terjangan banjir adalah acung (60) yang yang tinggal di dekat balai adat papagaran.
dia diduga tidak sempat menyelamatkan diri.
"korban ditemukan di tepi sungai desa alat, terseret arus sejauh 10 kilometer.
dia terjepit kayu di pohon," kata kabag operasional polres hst, akp yakup.
selain korban tewas, ada dua warga yang luka-luka.
yakni, khairul ramadhan (50) yang mengalami luka di kaki akibat terkena pecahan kaca dan badaruddin (74), yang mengalami luka di bagian telinga, kaki serta lebam-lebam di sekujur tubuhnya akibat terbentur kayu.
badaruddin selamat secara dramatis.
kakek yang tinggal bersama istrinya itu mengaku sempat putus asa saat menyelamatkan diri.
"hampir setengah jam saya berpegang dan memeluk erat pohon di belakang rumah.
saya terus berteriak sekuat-kuatnya untuk minta tolong.
tapi tak ada yang mendengar, karena semua sibuk menyelamatkan diri," katanya kepada bpost.
selama bertahan di pohon itu, badaruddin mengaku badannya gemetar karena kedinginan.
akhirnya, setelah air berangsur surut, dia ditemukan warga yang segera mengendongnya ke rumah salah seorang warga yang tetap berdiri meski diterjang banjir.
di sana dia langsung mendapat pertolongan pertama dari tim sar.
sementara sang istri, astamiah (63) terlebih dahulu diselamatkan tetangga.
pengalaman serupa dialami khairul.
namun yang menyelamatkan jiwanya adalah tali jemuran di rumahnya.
"dengan tali itu, saya terus berpegangan, akhirnya sampai ke pohon kelapa, lalu saya memanjat dan bertahan sampai air surut,"ujar dia.
menurut warga, tanda-tanda air bah sudah ada sekitar pukul 18.
30 wita, selepas magrib.
saat itu arus air tidak deras.
ketinggiannya hanya sekitar 50 sentimeter.
namun, warga yakin banjir besar segera datang, setelah yang terjadi pada 60 tahun silam.
mereka segera mengungsi ke kawasan dataran tinggi atau ke tingkat dan atap rumah.
terbukti, sekitar tiga jam kemudian, banjir besar datang.
"tiba-tiba air mengalir sangat deras disertai sampah kayu dan batang bambu.
saya dan anak-anak langsung naik ke atap rumah.
suasananya sangat panik," kata seorang warga, sarah.
meski rumah sarah tidak hancur, namun isinya hanyut dibawa air.
berdasar data tim sar, sebanyak 30 dari 50 rumah di desa alat seberang, hanyut.
sebagian lain tersisa bagian dapur dan atap.
tragisnya, meskipun banjir menyurut, tim sar tetap kesulitan mengevakuasi warga karena jembatan gantung yang merupakan satu-satunya akses menuju desa tersebut rusak parah.
warga pun sempat kelaparan karena bantuan makanan dan logistik baru dikirim disnakertransos serta kesbangpol dan penanggulangan bencana hst, sekitar pukul 10.
00 wita.
begitu bantuan datang, tim tagana disnakertransos langsung mendirikan tenda untuk dapur umum.
di desa lain, warga harus bekerja keras mengeruk lumpur tebal dari dalam rumah.
mereka dibantu satu peleton pasukan tni dari kodim 1002 barabai dan bataliyon 621 manuntung serta personel polres hst.
selain di hantakan, banjir bandang juga menerjang kecamatan batang alai timur (bat) yang meliputi desa atiran dan hinas kiri.
di atiran, sebanyak 20 rumah terandam dan dua rumah lainnya rusak berat.
sementara di hinas kiri, dari 21 rumah yang terserang banjir, 10 unit di antaranya rusak berat.
"banjir juga menerjang kebun milik 16 warga," kata camat bat s uria.
dampak banjir di hantakan, membuat sejumlah ruas jalan berlumpur dan sulit dilewati.
imbasnya semua sekolah diliburkan karena ruang kelas juga tak luput dari lumpur.
begitu pula kantor pelayanan lainnya, seperti puskesmas yang tidak bisa melayani pasien karena sejumlah peralatan hanyut dibawa banjir.
usai mengunjungi lokasi banjir, bupati hst harun nurasid langsung menggelar rapat dengan jajaran muspida (musyawarah pimpinan daerah) dan skpd (satuan kerja perangkat daerah).
kemudian, harun menetapkan hst dalam kondisi tanggap darurat bencana, selama satu bulan.
"untuk anggaran bedah rumah silakan, lakukan kajian di bagian keuangan dan hukum, agar secara aministrasi kita tak melanggar hukum dan meninggalkan masalah.
untuk badan pengelola lingkungan hidup, lakukan pengkajian mengenai penyebab banjir bandang ini, karena pasti ada sesuatu di balik bencana ini," kata harun.
(han)air bah hsthantakan- 50 rumah hanyut di desa alat seberang, 6 rumah hanyut di desa papagaran, 2 rumah hanyut di desa datar ajab dan satu balai di patikalain juga hanyut.
- jalan, rumah, perkantoran dan pertokoan digenangi air bercampur lumpurbatang alai timur- 22 rumah di desa atiran rusak parah- 10 rumah di hinas kiri rusak parah- 16 kebun di hinas kiri dan atiran rusak parah batang alai utara- 9 desa terendam- 465 rumah terendam- 1 sekolah, satu kantor, satu ponpes terendam- 2 jembatan gantung rusak- tanggul di ilung semanggi jebol- tujuh titik longsor (awang baru, dangu, hapingin)- 50 hektare sawah dan 3 hektare kebun semangka terendambarabai- jalan-jalam tergenang air, 10-30 sentimeter- puluhan rumah di bantaran sungai terendam- sungai penuh batang bambu dan kayusumber: data tim sar, pantauan
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Jenazah Acung Terseret 10 Kilometer"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.