|
Tim Khusus Buru Preman SPBU |
banjarmasinpost.co.id, banjarmasin - polda kalsel mengerahkan
tim gabungan untuk menyisir sejumlah
stasiun pengisian bahan bakar umum (spbu).
penyisiran oleh
tim khusus
dari polresta banjarmasin dan sabhara polda itu dilakukan terkait dugaan
terjadinya aksi premanisme dalam antrean pembeli solar.
"jika
ditemukan, kami akan langsung mengambil alih dan tentu bertindak tegas.
yang melakukan akan dipidanakan.
upaya ini kami lakukan agar aksi
premanisme tidak terjadi lagi sehingga masyarakat bisa secara lancar
mendapatkan bbm," tegas direktur kriminal umum polda kalsel, kombes
mustar manurung di banjarmasin, jumat (3/5).
tak hanya jajaran
kepolisian yang bertindak, gubernur kalsel h rudy
ariffin pun langsung menginstruksikan ketua satuan tugas pengawasan
bahan bakar minyak (satgas bbm) kalsel, heryo dharmo mengerahkan
anggotanya untuk melakukan pemantauan.
hasilnya, satgas menemukan
indikasi terjadinya pengaturan antrean di salah satu spbu di
banjarbaru.
pelakunya, juga diduga kelompok preman.
namun, mereka tidak
menemukan keterlibatan langsung oknum polisi yang melakukan pungutan
liar (pungli) terhadap pengantre.
"kami telah mintakan bagian
penindakan yang ada di dalam keanggotaan satgas bbm untuk menindak
pelaku dan menertibkannya.
bagaimana pun hal itu tidak dibenarkan.
siapa
yang antre lebih dulu akan mendapat pelayanan lebih awal," ucap heryo
yang tidak menutup kemungkinan terjadinya aksi premanisme itu di spbu
daerah lain.
seperti diberitakan bpost edisi kemarin, banyak
sopir truk mengeluhkan terjadinya aksi premanisme yang memanfaatkan
terjadinya antrean panjang -bahkan sampai menginap- pembeli solar
di spbu.
kelompok preman itu biasanya memaksa para sopir yang
menginapkan truknya di pinggir jalan dekat spbu, menyerahkan uang
keamanan dan antrean.
makin besar uang yang diberikan, kelompok
itu bisa menempatkan suatu di antrean awal.
sebaliknya, yang menolak
akan ditempatkan di antrean belakang sehingga mungkin saja tidak
mendapatkan solar yang jumlahnya terbatas.
tak jarang, saat melakukan
aksinya, preman-preman itu menggunakan kekerasan.
bahkan, menurut
seorang sopir, pernah ada yang membawa senjata tajam.
para sopir
itu juga mengatakan ada dugaan para preman itu dibekingi oknum polisi.
pasalnya, selain berdasar pengakuan mereka bahwa sebagian hasil pungutan
harus disetorkan ke oknum polisi, aksi tersebut juga dilakukan secara
terang-terangan.
"polisi tahu kok, karena seringkali dilakukan
saat ada polisi juga.
tapi polisinya pura-pura tidak tahu.
polisinya ya
tidak mungkin langsung ikut meminta setoran ke sopir," kata
seorang sopir truk, petruk (bukan nama asli).
mantan sekretaris
satgas bbm kalsel, hadi soesilo tidak memungkiri terjadinya aksi
premanisme dalam pengaturan antrean di spbu.
dia pun mengaku saat masih
aktit di satgas, pernah mendapat laporan aksi tersebut.
tragisnya,
hingga kini aksi itu masih berlanjut.
"untuk dapat nomor antrean,
sopir harus bayar.
saya nggak mengerti kenapa begitu, tapi jelas
itumelibatkan orang-orang tertentu," tegas dia.
sayang hadi enggan
menjelaskan maksud 'orang-orang tertentu' itu.
hadi menegaskan
kondisi terkait solar ini benar benar salah arah dan salah kaprah.
sebagai contoh, dia pernah mendapat informasi petani dan nelayan di
tanahlaut (tala) harus membeli solar seharga rp 8 ribu per liter.
akhirnya, pemkab tala turun tangan dengan cara menunjuk pengusaha agar
menjual seharga rp 6 ribu.
"nelayan dan petani di sana akhirnya
membeli solar dari pengusaha itu seharga rp 6 ribu per liter.
mereka senang karena lebih murah tetapi kan aneh, seharusnya mereka
bisa mendapat harga rp 4.
500 per liter," kata mantan staf ahli gubernur
kalsel ini.
oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat pengguna
bbm tidak takut menghadapi aksi premanisme itu.
"apalagi setahu saja,
kapolda kalsel memiliki komitmen kuat untuk menertibkan distribusi bbm.
para sopir jangan takut, segera laporkan jika mengetahuinya," tegas dia.
seperti
pengawas di spbu lain, pengawas spbu pal 5 banjarmasin, rudi mengaku
tidak mengetahui adanya aksi premanisme itu karena terjadi di luar
kawasan spbu.
dia pun mengaku tidak pernah mendapat laporan terjadinya aksi 'jual beli' antrean pembeli solar.
"dikatakan yakin tidak ada, ya tidak juga.
tetapi yang jelas tidak ada keluhan lewat ui sms atau telepon," katanya.
rudi
juga mengatakan, meski antrean di spbu-nya lancar-lancar saja tetapi
pengawasan dan monitoring terus dilakukan agar
ketertiban antrean tetap terjaga.
tindakan itu dibantu aparat
kepolisian yang ditugaskan di sana.
"sopir sudah paham, bila sudah habis
ya habis.
mereka tidak pernah protes.
kami pun tidak pernah
menahan-nahan pasokan, semua langsung didistribusikan," ujar joko.
(
tim)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Tim Khusus Buru Preman SPBU"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.