 |
Rawan Terjadinya Korupsi |
sampit, besarnya dana yang dikeluarkan calon legislatif (caleg) hingga mencapai angka rp 1 miliar, bukan merupakan hal yang aneh dan bahkan dianggap wajar jika melihat dari luasnya daerah pemilihan (dapil).
tapi, tidak menutup kemungkinan itu juga menjadi celah untuk melakukan tindak pidana korupsi saat terpilih nanti.
“ini jika dilihat dari motivasi si caleg tersebut.
jika tujuannya semata-mata ingin duduk, sudah pasti ada korelasinya, berapa uang yang dia keluarkan saat kampanye dan nanti bagaimana dia mengembalikaya saat dia duduk, pasti nanti seperti itu,” ungkap pengamat hukum dan politik, fachri mashuri, kemarin (13/5).
namun jika motivasinya tidak untuk kepentingan pribadi sudah barang tentu berdampak positif.
karena bukan mencari kedudukan, sehingga tidak ada istilah untuk mengganti modal nantinya saat dikeluarkan pasca kampanye.
“biaya kampanye memang banyak yang dibutuhkan, seperti biaya mengunjungi kostituen dan biaya logistik lainya,” ujar fachri.
biaya tersebutlah bisa saja membengkak sewaktu-waktu terutama saat melakukan kunjungan ke daerah yang infrastrukturnya belum baik dan berada di pelosok.
“misalnya ketika seorang caleg mau berkempanye ke daerah seperti murung raya.
ongkos transportasi menggunakan jalan darat ke sana sangat mahal apalagi naik pesawat.
belum lagi biaya pengerahan massa segala macam,” ungkapnya mencontohkan.
tak heran, jika dana besar dibutuhkan caleg yang akan maju ke dpr ri.
apalagi caleg harus menyisir ke berbagai daerah untuk mempromosikan dirinya.
“nah di sini kembali lagi kepada mereka yang mempunyai hak untuk menentukan pilihanya, bagaimana melihat orang tersebut berkualitas atau tidak,” katanya.
“saya pernah mengatakan rekrutmen parlemen itu kita bisa melihat, apakah mencari tokoh yang berkualitas atau mencari tokoh yang hanya pintar saja.
kalau rekrutmen di birokrat sudah jelas mencari orang yang pintar, itupun faktanya masih banyak yang kebobolan dan terpilih yang salah,” jelanya.
sedangkan menurut fachri untuk menjadi seorang anggota dpr ataupun dprd tidak mesti harus pintar, tapi bagaimana orang tersebut memiliki kualitas.
“syarat caleg ini menimal tamat sma, tapi jangan salah bukan berarti tidak berkualitas, malahan ada tamatan sma bisa lebih berkulitas dari sarjana.
tidak usah jauh-jauh anggota dprd di tempat kita ini saja ada yang pendidikanya secara formalitas tidak mennempuh pendidikan yang teratur, namun sekarang dia sudah sarjana tapi faktanya dia sangat berkualitas dan hampir sama dengan mereka yang sekolahnya tinggi,” katanya.
praktisi hukum dan politik lainnya h darmansyah menyayangkan joran-joran caleg yang menyuarakan besaran dana kampanyennya ke publik.
menurutnya itu sangat tidak etis dan bisa melukai perasaan rakyat.
“saya kira biayanya relative, bisa sebesar itu bisa juga kurang.
tapi janganlah disuarakan seperti itu, seolah-olah berbuat nantinya terpikir apa yang sudah dikeluarkan akan diganti,” katanya.
sikap itu juga secara tidak langsung menutup kesempatan bagi orang yang punya potensi namun tidak punya dana sebesar itu.
“karena orang yang tidak berduit namun punya potensi berpikir nantinya akhirnya ini menutup peluang orang.
sekarang orang yang berkomitmen dan sdm-nya bagus sangat banyak, tapi mungkin tadi di satu sisi dengan melihat dana sebesar itu akhirnya dia berpikir,” papar darmansyah.
ditambahkannya dana sebesar itu bagi sebagian caleg mungkin tidak seberapa.
tapi dirinya yakin pasti akan ada imbas, jika melihat penghasilan anggota dpr.
“berapa sih gajih anggota dpr? apa selama lima tahun mampu menutupi dana kampanyenya sebesar rp 1 miliar yang sudah dikeluarkan?” katanya.
seharusnya, katanya, bagi mereka yang mempunyai dana lebih, banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperjuangankan dan merubah nasib rakyatnya.
dan tidak lantas berlomba-lomba menjadi anggota dpr.
“misalanya dengan uanganya yang banyak saat ini bisa melewati jalur sosial, seperti mendirikan sekolah, itukan lebih nyata,” ucap damansyah.
(co/ton)
sumber: radarsampit[dot]net
Belum ada tanggapan untuk "Rawan Terjadinya Korupsi"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.