|
Ujian Akhir HBS dan UN |
oleh: mujiburrahmania dipanggil 'minke', siswa hogere burgerschool (hbs), sekolah menengah di zaman belanda.
selama tiga bulan penuh, ia terus belajar dan belajar, siang dan malam, menyiapkan diri menghadapi
ujian akhir.
untuk sementara, ia terpaksa tidak lagi menulis di media massa.
ujian itu akhirnya ia lewati juga.
hari pengumuman pun tiba.
semua orangtua siswa diundang.
direktur hbs berpidato.
"di antara 45 orang siswa yang maju dalam
ujian negara, 11 orang dinyatakan tidak lulus, dan diharapkan mengulang tahun depan.
"dia melanjutkan, "pelulus terbaik pertama di hbs surabaya adalah .
.
.
minke! ia juga terbaik dua untuk seluruh hindia.
" kerja keras minke ternyata tak sia-sia.
itulah secuil saduran dari bumi manusia, jilid pertama dari tetralogi karya pramoedya ananta toer yang sangat terkenal itu.
terbit pertama pada 1980, roman ini sudah diterjemahkan ke puluhan bahasa dunia.
ceritanya sangat memukau, karena berhasil menggambarkan secara baik pergumulan sosial, politik dan budaya kaum terpelajar di era kolonialisme belanda, dibumbui cerita cinta nan pilu.
meski karya pramoedya adalah fiksi, ia bukanlah khayalan tanpa kenyataan.
hal ini dibuktikan oleh pengalaman soekarno, presiden pertama ri, ketika bersekolah di hbs surabaya, dari 1916 hingga 1921.
soekarno bersama sejumlah siswa lainnya, tinggal di rumah kos, sekitar satu kilometer dari lokasi hbs.
kos itu kepunyaan tjokroaminoto, pemimpin sarekat islam (si), organisasi islam terbesar saat itu.
dua penulis biografi soekarno asal belanda, lambert giebels (2001) dan bob hering (2003) dengan jeli mencatat pengalaman sang tokoh selama belajar di hbs.
semula soekarno tinggal di satu kamar sempit, bekas gudang tanpa jendela, tanpa listrik.
tetapi ia tak mengeluh.
ia rajin belajar, walau harus selalu menggunakan lilin.
kala remaja, soekarno ternyata kutu buku, tidak suka pesta dan dansa.
kos itu dikelola isteri tjokro, soeharsikin.
ia membuat aturan yang ketat.
jam 4 pagi, anak-anak kos harus bangun.
setelah ke luar rumah, kembali paling lambat jam 10 malam.
pelajaran di hbs dimulai jam 7 pagi sampai jam 1 siang, 6 hari seminggu.
usai di kelas, siswa sering diberi guru pekerjaan rumah (pr).
soekarno cepat menyelesaikan pr-nya, dan setelah itu suka mengganggu teman-teman kosnya.
di hbs, soekarno belajar rupa-rupa mata pelajaran: aljabar, ilmu ukur, ilmu alam, ilmu kimia, ilmu bumi, sejarah, ilmu tata negara, ilmu pesawat, kosmografi, stereometri, goneometri dan trigonometri.
ia juga belajar empat bahasa eropa: belanda, perancis, jerman dan inggris.
pendidikan hbs memang berstandar tinggi, berdasarkanpersamaan dengan hbs di negeri asalnya, belanda.
selain sibuk belajar, soekarno aktif di organisasi jong java, dan kadang mengikuti tjokroaminoto dalam kegiatan-kegiatan si.
soekarno juga menulis di media massa, menanggapi isu-isu aktual di zamannya.
ia membentuk kelompok diskusi bersama 25 orang teman terpercaya.
tiap kamis, mereka berdiskusi di salah satu ruang hbs, dan seseorang diminta menjaga, agar tak ada tamu asing yang menyusup.
di awal 1921, soekarno makin sibuk belajar, menyiapkan diri menghadapi
ujian akhir.
ujian dilaksanakan tiga tahap: april
ujian tertulis, mei
ujian lisan, dan juni
ujian akhir.
yang diujikan tidaklah sedikit: 15 mata pelajaran!setelah semua dilewati, akhirnya diumumkan: dari 67 peserta
ujian, hanya 52 orang yang lulus, dan salah satunya soekarno.
ia adalah satu di antara empat siswa pribumi yang lulus.
kalau dibandingkan,
ujian hbs tampaknya jauh lebih sulit daripada
ujian nasional (un).
walaupun sulit, kita tidak mendengar cerita stres siswa dan orangtua yang berlebihan.
tak ada keterlambatan, apalagi kebocoran soal.
tak ada guru yang membantu para murid menjawabkan soal-soal.
tak ada polisi dan dosen yang turut menjadi pengawas.
tidak lulus 100 persen, adalah hal biasa dan lumrah.
kini kita sudah hampir 68 tahun merdeka.
hari ini, seharusnya un untuk slta se-indonesia dilaksanakan serentak.
tetapi ternyata, sebelas provinsi harus menunda hingga kamis depan, gara-gara distribusi soal yang terlambat.
alangkah memalukan!karena itu, jika pendidikan hbs era kolonial masih lebih bermutu daripada slta unggulan sekalipun di era merdeka, siapakah yang salah kalau bukan kita sendiri? (*)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Ujian Akhir HBS dan UN"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.