 |
Sigit Buka-bukaan di Sidang |
banjarmasinpost.co.id, banjarmasin - aksi buka-bukaan mengenai praktik menyimpang dalam pengurusan surat keterangan asal barang (skab) dan pembayaran royalti batu bara di dinas pertambangan dan energi tanahlaut (distamben tala) kembali terjadi di pengadilan negeri tipikor banjarmasin.
setelah pekan lalu mantan kepala bidang perizinan distamben, badaruddin serta mantan bendahara dinas tersebut, wardana dan alfianor mengungkap adanya setoran ke sejumlah pejabat dan penggunaan rekening pribadi untuk menampung royalti , kini giliran
sigit.
dia adalah kepala bidang pengawasan distamben tala.
aksi itu dilakukan dia saat menjadi saksi dalam sidang kasus dugaan pencucian uang dan gratifikasi yang merugikan negara sekitar rp 2 miliar, dengan terdakwa mantan kepala distamben tala, m ilyas.
sigit mengatakan, pada proses pengeluaran skab ada berkas yang tidak ditandatangani perwakilan dari perusahaan.
padahal, salah satu syarat sahnya skab adalah tanda tangan tersebut.
sebaliknya, ada juga skab kosong yang terlebih dulu ditandatangani ilyas.
"itu artinya, skab tetap dikeluarkan meski syaratnya tidak lengkap.
ada pula skab kosong tetapi sudah ditandatangani kepala dinas," ujar dia di depan majelis hakim yang terdiri atas dwiarso budi s selaku ketua didampingi hakim adhoc, dana hanura dan mardianto, kamis (4/4).
dua saksi lain, fahrurozi dan yuliani juga melakukan aksi serupa hingga menyudutkanilyas.
fahrurozi yang berprofesi sebagai pengusaha batu bara membenarkan adanya sejumlah skab yang tidak dilengkapi berita acara.
selain itu, pernah pula perusahaan diminta menghitung sendiri besaran royalti yang harus dibayarkan.
namun, royalti ditransfer ke rekening pribadi wardana.
"saya transfer baik itu royalti maupun spk (sumbangan pihak ketiga).
dua bulan berikutnya baru diberi bukti penyetoran," ujar dia.
fahrurozi mengaku tidak mengetahui royalti dan spk harus disetorkan ke kas daerah dan kas daerah.
"saya baru tahu setelah kasus ini terungkap," ujar dia.
saat ditanya hakim, pernah tidaknya dia pernah memberikan setoran lebih dari jumlah kewajiban yang harus dibayar, fahrurozi mengaku tidak pernah.
"namun untuk sumbangan ke dinas pernah saja seperti acara hari jadi (hut kabupaten) dan 17 agustusan," tegas pria yang juag menjadi salah satu terdakwa dalam kasus ini.
sementara yuliani yang bekerja di bni kcu banjarbaru mengungkapkan tabungan terdakwa di bank tersebut tidak sesuai profil.
"ada beberapa transaksi senilai rp 1 juta hingga rp 2 juta, tetapi ada juga rp 20 juta hingga rp 165 juta," ujar dia.
mendapat 'serangan' dari ketiga saksi, ilyas yang didampingi pengacaranya, antono hutapea memilih diam.
hanya sesekali ilyas yang selalu mengenakan kemeja putih motif bergaris dan celana panjang warna hitam membisiki antono.
antono yang ditemui usai sidang mengatakan tiga saksi tersebut cukup bagus.
mengenai pengakuan banyaknya skab kosong, dia berdalih hal itu seusai surat keputusan bupati tala.
"saya lupa nomornya tapi intinya bila kepala dinas keluar daerah bisa didahulukan tanda tangannya," tegas dia.
kasus ini terkuak berkat temuan pusat pelaporan analisis transaksi keuangan (ppatk) yang langsung melaporkannya ke bareskrim mabes polri.
ilyas dan badaruddin pun pernah ditahan di rutan polda metro jaya dan rutan mabes polri, oktober 2012.
dugaan modus penyimpangan yang mereka lakukan adalah memasukkan hasil setoran dari perusahaan batu bara-perusahaan batu bara ke rekening pribadi.
kerugian negara ditaksir sekitar rp 2 miliar.
direktur tindak pidana ekonomi khusus bareskrim mabes polri brigjen arif sulistyanto pernah menegaskan penahanan dilakukankarena dugaan terjadinya tindak pidana pencucian uang (tppu) dalam pengurusan penerbitan (skab).
skab sangat diperlukan pengusaha batu bara.
tanpa itu, mereka tidak bisa mengangkut batu bara ke luar daerah.
pada sidang sebelumnya, saksi alfianor menyatakan pengelolaan dana hasil pembayaran royalti, retribusi dan spk di distamben tala, amburadul.
uang itu banyak yang disimpan di rekening bendahara dan kepala bidang.
"disimpan di empat rekening milik saya dan dua rekening milik badaruddin," ujar alfian.
karena masuk rekening pribadi, maka uang yang harus disetorkan ke kas negara dan kas daerah itu bercampur dengan uang pribadi pemilik rekening.
"uang gaji saya sebagai pegawai negeri sipil (pns) juga masuk di situ," kata alfian yang kini ditahan di rutan pelaihari dengan status tersangka.
(arl)jejak kasus- awal juli 2012: badaruddin ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan gratifikasi dan money laundering (pencucian uang) di distamben tala, pada 2008 dengan kerugian negara rp 2 miliar- 27 juli 2012: penyidik mabes polri yang dipimpin kombes agung menggeledah kantor distamben tala dan menyita 59 jenis dokumen.
- 8 agustus 2012: badaruddin ditangkap di bandara syamsudin noor, banjarbaru.
rumah dan sejumlah mobilnya disita.
dia lantas ditahan di rutan mabes polri- oktober 2012: ilyas ditahan di rutan polda metro jaya setelah menjalani pemeriksaanterdakwa - m ilyas: mantan kepala distamben tala- m badaruddin: mantan kabid perizinan distamben tala- fahrurozi: pengusaha batu bara
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Sigit Buka-bukaan di Sidang"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.