|
Damai Dialog Bendera |
forum yang ditunggu-tunggu itu akhirnya terlaksana juga sabtu, pekan lalu di hotel arya duta, jakarta.
sebuah pertemuan penting dan strategis antara delegasi aceh dengan pemerintah pusat untuk membahas kelanjutan lambang dan bendera aceh.
banyak pihak menaruh harapan agar forum tersebut menghasilkan solusi jitu, komprehensif, dan tuntas agar kisruh soal bendera dan lambang yang memicu kontroversi sejak disahkan 22 maret lalu itu, segera berakhir.
tapi sebagimana diberitakan serambi indonesia hanya dua dari 13 item klarifikasi mendagri terhadap qanun bendera dan lambang aceh itu yang berhasil disepakati.
forum hanya sepakat meniadakan azan saat penaikan bendera aceh dan menghapus konsideran "mengingat" qanun aceh nomor 3 tahun 2013 seperti tertera pada klarifikasi nomor 2 mendagri.
betapapun minimnya jumlah item yang disepakati, tapi itu patut dicatat sebagai sebuah kemajuan dialog.
kita bisa maklum pencapaian yang seminim itu, karena pada prinsipnya perundingan, seperti halnya per
damaian, adalah sebuah proses.
jadi, hasilnya tidak instan, tidak langsung tuntas dalam sekali duduk di meja perundingan.
apalagi seperti dikatakan gubernur aceh zaini abdullah, pembahasan untuk mencapai titik temu persoalan bendera dan lambang tersebut memang tidak dilakukan secara terburu-buru.
artinya, akan ada dialog lanjutan.
ini sejalan dengan pernyataan dirjen otonomi daerah kemendagri, prof djohermansyah djohan bahwa terhadap hal-hal yang belum disepakati akan dibahas kembali dalam pertemuan lanjutan.
sungguh kita gembira dan menaruh harapan besar akan lajutan proses dialog ini.
terlebih karena, sebagaimana dikatakan jusuf kalla seusai pertemuan pendahuluan di hotel borobudur jakarta, para pihak telah sepakat bahwa persoalan lambang dan bendera tidak akan merusak per
damaian yang telah tercipta di aceh.
nah, pernyataan seperti ini yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat aceh yang tanpa bendera dan lambang pun sudah merasakan enaknya hidup
damai, tanpa konflik.
jadi, kalaupun dilakukan jajak pendapat kepada rakyat aceh, bisa saja jawaban yang muncul adalah rakyat lebih menginginkan per
damaian yang hakiki dan substansial daripada lambang dan bendera yang sifatnya hanya simbolik.
tantangan terbesar ke depan adalah menjadikan lambang dan bendera aceh sebagai unsur perekat dan pemersatu, bukan justru sumber perpecahan dan membuat semesta aceh jadi terkotak-kotak.
jadi, dialog lanjutan soal bendera dan lambang haruslah dalam semangat dan tekad bahwa
damai tak boleh terusik.
jika gara-gara bendera dan lambang per
damaian jadi terancam, itu tanda elite kita salah memilih simbol untuk aceh yang kini
damai.
segeralah cipta bendera aceh yang dapat diterima oleh semua pihak, bendera yang paling minim potensi pergesekannya.
pilihlah bendera yang men
damaikan hati semua orang saat memandang dan menghormatinya kelak.
dan gunakan akal budi saat memilihnya! (*)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Damai Dialog Bendera"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.