|
AKP Wildan Tak Mau Pakai Dukun |
banjarmasin, bpost - orang boleh
menyebut saat ini adalah era digital.
namun, keberadaan dukun,
paranormal atau cenayang tidak lantas tersingkirkan.
tak hanya
untuk kepentingan konsultasi masalah pribadi, orang-orang yang dianggap
memiliki kemampuan membaca 'dunia lain' itu terkadang digunakan aparat
kepolisian untuk membongkar suatu kasus.
juga untuk mengetahui
keberadaan buron.
minimnya fakta empiris seperti informasi dan
barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian, tak jarang membuat
polisi kebingungan.
dalam kondisi tersebut, peran 'orang pintar' bisa
menjadi salah satu alternatif solusi.
seorang personel polres
banjar yang enggan disebutkan namanya
mengaku pernah meminta bantuan paranormal untuk bisa menangkap seorang
penjahat yang dikenal 'licin'.
beberapa kali penjahat itu nyaris
ditangkap tetapi mampu melarikan diri.
polisi itu pun lantas
bertanya kepada 'orang pintar'.
"katanya dia menggunakan semacam
perhitungan angka mistik, sehingga selalu terhindar dari penangkapan
polisi dan sukses ketika berbuat jahat," ucap polisi itu.
lalu,
paranormal itu memberi 'petunjuk' menggunakan perhitungan hari baik dan
hari nahas.
entah kebetulan atau benar-benar manjur, saran itu
membuahkan hasil.
penjahat itu bisa ditangkap saat 'hari nahasnya'.
seorang
anggota polsek banjarmasin tengah juga mengaku pernah meminta bantuan
paranormal di kawasan pasar lama dan jalan a yani kilometer 7 saat
mengungkap suatu kasus.
"saya ke sana bersama keluarga korban," ujarnya.
anggota buser satreskrim polres banjar, bripda heri mengaku pernah pula
menemui sesuatu yang bersifat klenik terkait kasus yang sedang ditanganinya.
seorang
dukun menyebutkan tempat tertentu.
saat heri dan korban itu datang ke
sana, sepeda motor yang dicuri, ditemukan.
"mereka (paranormal) paling
menunjukkan arahnya.
kami juga yang mengembangkan penyelidikannya," ucap
dia.
terjadinya kongsi dukun dan polisi diakui seorang
paranormal cukup terkenal di banjarmasin timur.
dia mengaku memiliki
'langganan' beberapa polisi dari tingkat polsek hingga polda.
mereka
datang ke paranormal itu untuk meminta arahan memulai pengungkapan
kasus.
"biasanya kasusnya yang menjadi omongan banyak orang.
ya,
saya bantu sebisa saya.
tetapi banyakan yang cocok, terutama kasus
pembunuhan.
ada kasus besar di banjarmasin ini yang pernah saya bantu,"
kata dia sembari menyebut kasus tersebut.
namun, paranormal itu meminta
tidak dipublikasikan.
kasatreskrim polres banjar,
akp wildan alberd mengakui pelibatan
cenayang dalam pengungkapan kasus.
namun, dia menegaskanpetunjuk paranormal tidak bisa dijadikan pegangan utama.
"memang ada, tapi itu tak bisa dijadikan fakta.
bahkan banyak yang gagal," ucap dia kepada bpost, kemarin.
salah
satu contoh, saat kaburnya tahanan di polsek simpangempat pada 2012.
saat itu, salah seorang kapolsek mengatakan berdasar 'bisikan'
paranormal, para tahanan belum pergi jauh sehingga tidak perlu
pengerahan pasukan dari polres.
"tapi sampai sekarang belum
terungkap juga.
padahal saat itu saya sudah perintahkan 36 anggota
(polisi) untuk melakukan pencarian," katanya.
alumnus akademi
kepolisian (
akpol) 2002 itu mengaku lebih percaya kemampuan teknologi
dalam pengungkapan suatu kasus ketimbang mengandalkan cara klenik.
"saya
memang pergi ke dukun, tetapi dukun it (informasi teknologi).
lebih
mudah karena tidak perlu menggunakan dupa atau kemenyan," ucap wildan.
sementara kanit reskrim polsek banjarmasin tengah, iptu m
sofwan rosyidi mengatakan yang lebih aktif menggunakan jasa 'orang
pintar' adalah korban, terutama untuk kasus pencurian.
nah, petunjuk
yang diperoleh lantas disampaikan ke polisi yang menangani kasusnya.
"ada yang benar, tetapi ada juga yang kurang tepat," ujarnya.
pengamat
hukum ideham zarkasi menegaskan pengungkapan kasus seharusnya tetap
berpedoman pada kuhap (kitah undang undang hukum acara pidana).
namun
dia menilai meminta bantuan paranormal dalam pengungkapan kasus
merupakan salah teknik masing-masing individu personel kepolisian.
"langkah
itu tidak salah tetapi apakah sudah masuk akal? di dalam kuhap itu ada
aturan dilarang memercayai hal-hal berbau klenik.
itu sudah ada sejak
zaman belanda, karena kuhap mengadopsi hukum negara tersebut.
kuhap itu
sudah baku.
beda dengan kuhp (kitab undang undang hukum pidana) yang
lebih banyak berisi penafsiran,"
tegasnya.
(nic/yan/has)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "AKP Wildan Tak Mau Pakai Dukun"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.