|
Pengawasan dan Sosialisasi Kurang |
oleh: muhammad aminkompleks beruntung jaya banjarmasinkawasan hutan lindung di mana-mana menjadi daya tarik masyarakat untuk dijadikan lahan perkebunan.
itu karena lokasi ini terkesan 'tidak bertuan'.
pihak yang berwenang memeliahara dan melindungi kawasan ini biasanya tidak begitu 'galak' dalam melaksanakan tugasnya.
bahkan, tidak jarang tidak ditengok untuk waktu sekian lama.
walau ada posko
pengawasan di sekitar lokasi, namun sangat jarang ditempati.
dengan demikian, demikian kawasan hutan lindung yang dirambah perkebunan menjadi tidak terpantau dan lambat laun aktivitas liar semakin meluas.
dari semula hanya dilakukan oleh seorang karena dibiarkan maka menjadi kavlingan kebun.
kelemahan
pengawasan ini dimanfaatkan bagi masyarakat yang sebenarnya tidak paham betul makna hutan lindung.
karena keterbatasan pengetahuan mereka menjadikannya sebagai perkebunan dengan pemikiran 'meminjam'.
bila ditegur mereka akan berhenti dan bila dibiarkan mereka merasa nyaman.
pihak yang bertanggung jawab dengan penyelamatan hutan lindung ini seharusnya melakukan sosialisasi kepada masyarakat kemudian merangkul mereka untuk dijadikan sebagai relawan penyelamat hutan lindung.
tentu saja mereka harus diberikan insentif, karena pasti ada anggaran untuk ini.
sebab bila hanya dilakukan oleh jajaran instansi maka tidak bisa optimal
pengawasannya.
selain mereka sudah merasa 'mapan' dengan status sebagai pegawai, juga kawasan hutan lindung yang luas, menyulitkan mereka beroperasi.
(*)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Pengawasan dan Sosialisasi Kurang"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.