PANGKALAN BUN, Para pelangsir dituding sebagai biang keributan. Mereka tidak hanya menguasai semua satuan pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kotawaringin Barat, tetapi juga meresahkan para pemilik toko atau pemilik usaha yang berada di kawasan sekitar SPBU. Karena usaha warga sering terhalangi kendaraan yang bolak-balik mengantre bahan bakar minyak (BBM), pelangsir dan pemilik toko sering bersitegang.
Taufik (29) adalah satu di antara sekian banyak pemilik toko atau pemilik usaha yang mengeluhkan antrean mobil yang tidak ada henti-hentinya melakukan pelangsiran. Hal semacam ini sudah cukup lama dikeluhkan Taufik dan para pemilik toko lainnya di Jalan Pangeran Diponegoro. Sayang, belum ada upaya konkrit dari pihak terkait untuk memberangus para pelangsir atau setidaknya mengatur agar jangan merugikan orang lain.
“Saya sebenarnya memahami mereka juga mencari makan, dan kita juga sama. Tetapi janganlah usaha kita ini tertutup mobil mereka, dampaknya sangat luar biasa, pembeli menjadi sepi,” ungkap Taufik dibincangi kemarin.
Dia mengatakan, orang yang mau mampir kesulitan karena terhalangi antrean mobil. “Akibatnya, calon pembeli malas mampir ke toko kami,”ungkap Taufik.
Dijelaskannya, beberapa bulan yang lalu para pelangsir ini sempat tertib karena petugas gencar melakukan penertiban, tetapi hanya bertahan satu minggu. Beberapa bulan lalu, para pelangsir mengantre BBM secara terjadwal, yakni pukul 00.00 WIB ke atas, kemudian biasanya mengisi BBM sekitar pukul 09.00 WIB. Saat pukul 10.00 - 11.00 WIB, antrean pelangsir ini hilang dengan sendirinya.
Tetapi kondisi seperti di atas hanya bertahan sekitar beberapa pekan saja. Saat ini antrean terjadi sepanjang hari sehingga toko-toko di sekitar SPBU terancam bangkrut karena tertutup mobil pelangsir. “Kalau sekarang para pelangsir terus-terusan antre, karena habis ngerit BBM kembali lagi, bahkan ada yang rela tidur di mobil,” jelas Taufik.
Ketika pemilik toko menegur para pelangsir agar tidak parkir menutupi jalan toko, pelangsir justru melawan. Bahkan tidak jarang beradu mulut dan nyaris baku hantam. “Mereka menjawab jalan ini adalah jalan pemerintah, sehingga kami terpaksa diam saja,” keluhnya.
Tidak jauh berbeda disampaikan Edi, warga Jalan Paku Negara. Dia mengaku bingung menyikapi antrean kendaraan yang tidak pernah ada habisnya. “Harapannya, mungkin tidak hanya saya, tetapi semua pemilik usaha di kawasan SPBU, agar pelangsir ini ditertibkan atau diatur agar semua bisa jalan. Jadi tidak ada yang dirugikan,” jelas Edi.
Berdasarkan pantauan Koran ini di sejumlah area SPBU yang merupakan tempat-tempat strategis untuk usaha karena berada di pinggir jalan, juga mulai kurang diminati warga. Buktinya, banyak ruko yang kosong karena terganggunya para pengantre BBM.
Ketua Komisi A DPRD Kotawaringin Barat Muhammad Ikhsan terus mendesak tim yang telah dibentuk agar secepatnya terjun ke lapangan untuk menyingkirkan pelangsir. “Yang perlu ditekankan, penertiban sangat bagus, tetapi yang lebih bagus harus berkesinambungan,” pungkasnya. (sam)
Sumber : radarsampit.net
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Pelangsir Biang Kericuhan, Pemilik Toko dan Pelangsir Sering Bersitegang"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.