|
Berharap Penertiban Berlanjut |
PANGKALAN BUN – Harga bensin di warung eceran luar Kota Pangkalan Bun sempat tembus Rp 10 ribu per liter. Kini harga bensin sudah kembali ke angka Rp 8.000 per liter. Namun, penurunan harga tersebut tetap saja tidak dibarengi dengan kemudahan warga untuk mendapatkan bensin di SPBU.
“Harga dieceran sudah mulai turun, itu pertanda stok BBM yang dimiliki pengecer sudah mulai banyak dan merek mulai menurunkan harga agar stok mereka bisa lekas habis,” ujar Aminudin, warga Kecamatan Kumai, Sabtu (13/9) pagi.
Menurutnya, pengecer juga tidak mau rugi dengan banyaknya stok BBM yang ada, sebab penguapan bensin cenderung cepat. Jika terus dibiarkan, maka keuntungan mereka akan mengecil.
“Beberapa hari ini, saya berusaha untuk hemat BBM sambil menunggu penurunan harga di pengecer. Sebab kalau ikut antre, paling cepat itu 15 menit dan bisa-bisa saya telat datang ketempat kerja,” lanjutnya.
Hal serupa juga diungkapkan Ismunandar. Pemilik mobil kijang jadul ini berpendapat jika pelangsir sebaiknya segera ditindak dan aparat kepolisian diharapkan makin gencar melakukan razia, terutama untuk kendaraan yang tak layak pakai yang sudah menjadi rahasia umum digunakan sebagai mobil pelangsir.
“Razia sampai ke wilayah pinggiran, Pangkalan Lada, Pangkalan Banteng selama ini menjadi tempat nyaman dari para pelangsir, mereka dengan mudah membeli BBM subsidi dan menjualnya ke wilayah pertambangan dan patut diduga juga dijual ke perusahaan,” katanya.
Ia juga menanggapi tentang aparat kepolisian yang tidak bisa menindak mobil pelangsir atau motor yang mengisi BBM dengan tangki standart karena tidak ada bukti dan yang disebut pelangsir adalah mereka yang menggunakan tangki dobel atau tangki modifikasi.
“Kenapa aparat mengaku kesulitan menindak pelangsir yang menyaru sebagai pembeli umum, sebenarnya itu mudah sekali ditelusuri. Di setiap SPBU pasti ada kamera CCTV, aparat kan tinggal memelototi rekaman kamera itu,” lanjutnya.
Menurutnya, dengan CCTV akan terlihat siapa yang mengisi dua kali atau satu sopir yang mengemudikan lebih dari satu mobil. Atau bahkan bisa dihitung, dan diketahui siapa saja mereka yang setiap hari mobil dan motornya masuk SPBU untuk membeli solar dan bensin.
“Itu sangat mudah dicari dan akan terlihat siapa pelangsir dan siapa pembeli umum, kecuali jika rekaman CCTV di SPBU memang tidak ada atau sengaja dimatikan ya kita tidak tahu apa motifnya kalau begitu. Dan jika memang aka nada razia lebih baik dirahasiakan, sebab kebanyakan pasti akan bocor, dan pelangsir kelas kakap akan sembunyi dan nantinya hanya akan ditemui pelangsir kecil,” katanya.
Sebagaimana diketahui jika Polres Kobar masih melakukan razia SPBU sebatas yang ada di dalam kota, dan belum melakukan razia yang berada di luar kota yang diyakini lebih masif praktek pelangsiran BBMnya.
“Sementara waktu, baru tiga SPBU dalam kota yang ditertibkan, dan kegiatan tersebut masih akan dilanjutkan SPBU lainnya. Serta tidak menutup kemungkinan jika aparat akan terus memantau kondisi SPBU hingga kondisinya benar-benar tidak menyebabkan gangguan terhadap ketertiban masyarakat,” kata Kabag Ops Polres Kobar Kompol Aries Dwi Cahyanto. (sla/yit)
sumber: radarsampit[dot]net
Belum ada tanggapan untuk "Berharap Penertiban Berlanjut "
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.