|
Tipologi Pemilih (2-Habis) |
arief budiman phdpemerhati pemasaran & staf pengajar mm unlamkenalilah pemilih anda seperti para pemasar yang mengenali semua pelangganya.
tentu saja usaha ini dilakukan oleh para pemasar untuk memuaskan needs dan wants pelanggan supaya pelanggan jangan hilang dan pindah kepada pihak kompetitor.
analogi ini juga berlaku kepada para caleg agar bisa memuluskan jalan di pemilu 2014 adalah dengan mengenal para pemilihnya terutama berdasarkan
tipologi pemilih tersebut.
pembaca, minggu lalu penulis telah mengulas bagaimana
tipologi pemilih yang ada di indonesia seperti yang disampaikan oleh firmanzah (2007).
tipologi pemilih tersebut terbagi empat bagian yaitu: (1) pemilih yang rasional; (2) pemilih kritis; (3) pemilih tradisional, dan; (4) pemilih skeptis.
dan pada tulisan minggu lalu telah dibahas bagaimana
tipologi pemilih rasional dan kritis, sedangkan pada tulisan kali ini akan menggambarkan tentang pemilih tradisional dan pemilih skeptis.
gambaran sederhana tentang pemilih tradisional adalah masyarakat yang lebih mengutamakan kedekatan sosial budaya, nilai, asal usul, faham dan agama yang dijadikan patokan dalam memilih sebuah partai politik.
para pemilih tradisional ini menempatkan isu-isu dan kebijakan seperti ekonomi, kesejahteraan, gender, pemerataan pendidikan dan lain lain menjadi prioritas nomer dua dalam keputusan memilih para caleg atau partai.
sehingga para pemilih ber
tipologi ini tidak terlalu concern terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh partai atau caleg yang berasal dari partai tersebut.
selain itu, para pemilih tradisional adalah pemilih yang sangat brand loyal, artinya mereka adalah penggemar setia partai tersebut sejak lama, bahkan turun temurun.
firmanzah (2007) menggambarkan bahwa pemilih tradisonal ini lebih mementingkan figur dan kepribadian dari para pemimpin partai tersebut, bahkan mereka mementingkan mitos dan nilai historis dari partai atau caleg yang bersangkutan.
di indonesia pemilih tradisional ini masih tergolong banyak walaupun jumlahnya sudah mulai berkurang.
sedangkan untuk banua kalsel, menurut hemat penulis tentu saja pemilih tradisional ini masih melimpah ruah karena dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu adalah tingkat pendidikan.
kita bisa lihat bagaimana partai-partai islam masih menjual ideologi tersebut untuk menarik simpati masyarakat, akan tetapi untuk wilayah perkotaan hal ini masih perlu dilakukan studi yang lebih lanjut mengenai besarnya pemilih tradisional ini.
pemilih terakhir adalah dengan
tipologi skeptis.
pemilih dengan kategori ini adalah pemilih yang tidak peduli dengan ideologi, platform dari partai atau caleg tersebut.
pemilih ini mempunyai ikatan ideologi yang rendah terhadap partai sehingga mereka masa bodoh dengan janji-janji politik dari para caleg.
di indonesia, pemilih dengan
tipologi ini dikenal dengan istilah ‘golput’ atau golongan putih karena mereka menganggap bahwa apapun hasil pemilu tersebut tidak akan membawa perubahan yang lebih baik atau sama saja dengan saati sekarang ini.
oleh sebab itu tidak ada gunanya bagi mereka untuk memberikan hak suara mereka.
pemilih skeptis ini perlu diperhatikan dan diidentifikasi karena mereka perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya sebuah demokrasi sehingga angka golput bisa ditekan untuk memberika legitimasi kepada sebuah hasil pemilu.
apapun
tipologi pemilihnya adalah tugas para caleg bagaimana bisa membangun komunikasi yang efektif dalam rangka untuk memberikan gambaran tentang produk yang ingin ditawarkan kepada pemilih.
tugas para caleg semakin berat karena waktu sudah semakin dekat dengan pemilu.
penting untuk menyusun strategi yang cerdas dan berorientasi kepada pemilih bukan dengan menebar pesona melalui baliho yang akan membuat sia-sia belaka.
selamat mengidentifikasi pemilih.
(*)
terkait    #political marketing corner   #pemilu 2014
berita terkait: political marketing corner
tipologi pemilih (1)
riset pasar dalam political marketing (1)
editor: dheny
sumber: banjarmasin post edisi cetak
tweet
)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Tipologi Pemilih (2-Habis)"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.