 |
Warga Harus Beli Kabel 1 Kilometer |
banjarmasinpost.co.id,banjarbaru - baru sekitar seminggu ini, rumah asad (60) di kampung sungai abid rt 27 rw 9, cempaka, banjarbaru, mendapat penerangan lampu listrik.
untuk bisa menjadi ‘pelanggan’ pln, bukanlah hal mudah bagi pria yang sejak lahir tinggal di kampung yang berbatasan dengan desa kiram, karangintan, banjar tersebut.
ya, meski sudah berpuluh-puluh tahun
warganya berharap dan berusaha, baru sepekan lalu itulah arus listrik memasuki kampung tersebut.
selama ini usaha
warga selalu gagal karena pln menyatakan belum ada jaringan yang merambah kampung mereka.
kini, meski jaringan juga masih belum ada, pln menyatakan bisa menyalurkan arus listrik ke sana.
caranya, menyalurkan arus listrik dari jaringan terdekat.
namun, persoalan lain muncul.
untuk bisa mendapatkannya,
warga harus membayar mahal.
seperti pengakuan asad.
dia mengaku harus membayar rp 5,5 juta.
selain untuk membayar biaya pemasangan sekaligus instalasi sekitar rp 3 juta,
warga harus menyediakan kabel panjang antara 800 meter hingga lebih dari 1 kilometer agar dapat tersambung ke jaringan listrik terdekat.
“saya membeli kabel sepanjang 880 meter.
harga per meternya rp 3 ribu, sehingga totalnya rp 2,6 juta.
belum lagi upah pasang kabelnya.
totalnya rp 5,5 juta.
itupun meteran listrik tidak dipasang di rumah, tetapi di kampung bawah.
memang berat, tetapi bagaimana lagi,” kata asad, kamis (23/1/2014).
kampung sungai abid dihuni 85 kepala keluarga (kk).
warga umummnya bekerja sebagai petani karet dan padi gunung.
secara geografis, sungai abid terbagi dua lokasi, kampung atas yang dihuni sekitar 20 kk dan sisanya di kampung bawah.
akses jalan menuju perkampungan ini sudah cukup baik.
sebagian sudah diaspal dan sisanya masih pengerasan tanah.
meski demikian, mobil bahkan truk dapat melintasi jalan yang dominan menanjak dan berkelok tersebut.
di kanan-kiri jalan terhampar hutan karet dan semak belukar.
lantaran berada di kawasan di perbukitan,
warga kampung atas sulit mengakses sumber air.
mereka harus turun ke guntung atau sungai.
apabila membuat sumur harus sangat dalam, belum lagi sering adanya lempeng batu.
karena itu, mereka sangat berharap ada jaringan listrik ke kampung.
dengan adanya listrik,
warga bisa menggunakan pompa air.
menuju sungai abid dapat melalui simpang jalan mistar cokrokusumo-kampung ujung murung yang dikenal sebagai perkampungan pemasiran atau pendulangan intan, sekitar 6 kilometer dari tugu bundaran simpang empat banjarbaru.
dari simpangan itu, ada jalan menanjak sejauh 11 kilometer menuju sungai abid.
“untuk keperluan mck (mandi cuci kakus), tiap hari kami harus turun untuk mengambil air.
jaraknya sekitar 250 meter.
meski sudah terbiasa, tapi ini menjadi beban pikiran juga,” kata asad.
tak hanya itu, untuk bisa menikmati siaran televisi, mereka juga harus ke rumah kerabat yang berada di kampung bawah dengan jarak sekitar satu kilometer.
“kalau sudah malam, kami takut pulang karena gelap.
jadinya menginap di rumah kerabat di kampung bawah,” ucap yanti (18).
asad termasuk beruntung karena bisa menyediakan uang hingga rp 5,5 juta untuk bisa mendapatkan aliran listrik.
lain dengan adul (30).
“biayanya berat sekali.
selain biaya pemasangan dan instalasi, beli kabel listriknya juga jutaan rupiah.
jelas saya tidak sanggup.
sementara nyambung listrik tetangga saja,” kata dia.
saat dihubungi, ketua rt 27 rw 9, ponijan mengatakan jaringan listrik memang hanya ada di kampung bawah.
“kalau untuk kampung atas, perlu kabel yang panjang.
warga sudah mengajukan permohonan agar ada tambahan tiang listrik sampai kampung atas, tetapi prosesnya bisa lama,” ucapnya.
sementara lurah cempaka, masjuaini justru mengatakan belum ada laporan terkait keluhan
warga kampung atas sungai abid.
“soal itu belum ada laporan.
kalau infrastruktur seperti jalan dan lainnya, sudah ditangani.
kami segera ke sana.
kalau memang perlu tiang listrik, mck atau tandon air, bisa diupayakan melalui dana pnpm (program nasional pemberdayaan masyarakat) atau stimulans,” kata masjuaini.
desakan agar pln memenuhi kebutuhan listrik di seluruh wilayah banjarbaru disuarakan ketua dprd setempat, arie sophian.
“saya pernah ke sungai abid.
sudah seharusnya seluruh
warga kota ini baik di perkotaan atau kawasan perbatasan mendapat fasilitas itu,” tegasnya.
sementara wakil wali kota banjarbaru, ogi fajar nuzuli, saat dikonfirmasi menegaskan pemko segera memenuhi aspirasi
warga sungai abid.
“langkah kami tentu bertahap.
akses jalan, perlahan sudah kami selesaikan.
langkah selanjutnya dipasangkan pompa air.
untuk penerangan kami akan memasang lampu penerangan bertenaga surya.
mudahan secepatnya bisa terlaksana,” ujarnya.
(sar/aa)“kami pasti penuhi”manajer pt pln ranting banjarbaru, ari tirta menegaskan biaya penyambungan listrik tidak sampai rp 1 juta.
hanya rp 337.
500 untuk 450 va dan rp 675 ribu untuk 900 va.
“pln hanya membebankan biaya sebesar itu.
di luar itu, masuk komponen biaya instalasi beserta jaminannya.
itu tidak masuk pln,” ucap dia, kemarin.
ari juga mengatakan untuk penambahan jaringan melalui pemasangan tiang listrik ke kampung atas sungai abid,
warga bisa mengajukan permphonan.
“saya belum mengetahui ada-tidaknya permohonan resmi
warga ke pln.
silakan ajukan permohonan dan langsung kami cek lapangan.
tapi prinsipnya, terkait kebutuhan listrik, pln pasti cepat menanggapi.
termasuk permohonan pasang tiang atau jaringan, kalau memang layak secara lapangan, pasti kami penuhi,” kata ari.
berdasarkan data pln ranting banjarbaru, jaringan listrik sudah masuk sungai abid sejak 2000.
namun berada di kampung bawah sungai abid.
hingga kini
warga kampung itu yang sudah menjadi pelanggan pln sebanyak 50 kepala keluarga.
“bagi yang belum dipersilakan ajukan permohonan secara kolektif.
jika memang perlu tambahan jaringan listrik, pln juga siap melayani,”ucap ari.
terkait #pln
baca juga
tunggak listrik ocang pukuli petugas pln
aliran listrik di enam ibukota kecamatan dipadamkan
pln rayon batulicin terapkan pemadaman bergilir
pln, terima kasih pemadamannya
listrik kalselteng padam akibat pltu disambar petir
penulis: syaiful akhyar
editor: sigit rahmawan abadi
sumber: banjarmasin post edisi cetak
tweet
)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Warga Harus Beli Kabel 1 Kilometer"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.