 |
Tapal Batas yang Tak Juga Tuntas |
tapal batas --biasa juga disebut tata batas-- ternyata masih menjadi problem yang belum juga tuntas di banua ini.
data dari biro tata pemprov (biro tapem) dari 16 persoalan tata batas hanya tujuh yang berhasil diselesaikan.
sisanya masih menunggu peraturan menteri dalam negeri.
anehnya, hampir semua kabupaten dan kota di kalsel bersengketa soal tata batas itu.
bahkan, ada satu daerah yang bersengketa dengan dua daerah lain yang menjadi tetangganya.
setelah diteliti, timbul persoalan tata batas itu ternyata ujung-ujungnya adalah sumber daya alam.
daerah yang umumnya jadi rebutan adalah kawasan yang diyakini memiliki potensi pertambangan, terutama batu bara.
tidak kunjung tuntasnya persoalan tata batas ini, menandakan kita terlalu terpaku kepada pendirian masing-masing, tanpa mendahulukan musyawarah dan mufakat.
padahal, jika kita selalu menjunjung tinggi semboyan jangan bacakut bapadaan, yang artinya tidak perlu berselisih antarkita, tentu persoalan ini tidak perlu sampai ke mendagri.
kita harus sadar, berlarut-larutnya penyelesaian tata batas bukannya untung yang didapat.
justru sebaliknya kerugian yang akan diderita.
memang bukan pejabat daerah itu yang merasakan kerugian secara langsung, namun warga daerah yang menjadi rebutan itu yang merasakan akibatnya.
kerugian pun beragam.
misalnya, ketertinggalan dalam pembangunan.
karena dianggap daerah status quo tentu tidak ada pihak yang berwenang melakukan pembangunan.
kerugian lain adalah urusan administrasi pun menjadi ribet.
persoalan kartu tanda penduduk saja, akan membingungkan warga ke mana dan pemerintahan mana yang berwenang menerbitkan identitas mereka tersebut.
tentu masih belum hilang dari ingatan mereka, terhentinya pembangunan sebuah sekolah dasar di kampung sungai tabuk, dusun imban, bentok darat, kecamatan batibati, gara-gara sengketa
tapal batas.
pemkab tanahlaut yang yakin kawasan itu merupakan wilayah mereka membangun sebuah sekolah dasar.
namun, pemkab banjar yang juga yakin kawasan itu wilayah mereka, menolak pembangunan gedung sekolah itu.
lalu siapa yang dirugikan.
tentu jawabannya adalah masyarakat.
mereka belum tentu tahu lokasi pembangunan itu adalah kawasan sengketa.
bagi warga yang penting mereka bisa hidup damai dan semua urusan lancar.
becermin dari beragam masalah yang timbul akibat sengketa
tapal batas itu, sebaiknya pengambil kebijakan daerah yang bersengketa kembali duduk bersama dengan satu tekad segera menyelesaikan masalah untuk kepentingan rakyat.
sebenarnya persoalan itu tidak akan muncul jika masing-masing pihak menghormati keputusan yang telah dikeluarkan pemerintah terdahulu.
bukankah, soal
tapal batas itu telah tercantum dalam peta rupa bumi (rpb) indonesia.
kenapa kita tidak kembali saja ke rpb untuk melihat
tapal batas yang sebenarnya.
jika kita tidak mampu menyelesaikan persoalan
tapal batas ini, tentu mimpi untuk bersama-sama membangun banua sulit itu terwujud.
sebab bisa jadi pembangunan itu pada akhirnya akan terbentur di persoalan
tapal batas.
bukankah kita berkeinginan mewujudkan impian banjar bakula, yakni pembangunan kawasan strategis provinsi (ksp) kalsel yang mencakup kota banjarmasin, kota banjarbaru, kabupaten banjar, serta sebagian kabupaten barito kuala, dan tanahlaut.
jika ingin melaksanakan progam ini, sebaiknya benahi dulu masalah tata batas, sehingga tidak terjadi benturan di kemudian hari.
(*)
terkait #
tapal batas #tajuk #batu bara, kekayaan alam
baca juga
bikin investor gigit jari
saatnya jadi tuan di negeri sendiri
tragedi yang selalu terulang
perlu persiapan matang
kurva narkoba terus naik
editor: dheny
sumber: banjarmasin post edisi cetak
tweet
)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Tapal Batas yang Tak Juga Tuntas"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.