 |
Guru Bakeri dalam Kenangan |
oleh: kh husin naparin pada 20 rabi’ul awwal 1435 h, haul pertama tuan
guru h ahmad bakeri (alm), akrab dipanggil
guru bakeri.
penulis dan beliau boleh dikatakan jauh tapi dekat.
penulis katakan jauh karena kami jarang bertemu, aku dengan kesibukanku dan beliau pun dengan kesibukannya yang luar biasa, kontak kadang-kadang hanya melalui telepon atau sms.
penulis katakan dekat, karena kapan kami bertemu pada kesempatan tertentu seperti adanya walimah, takziah, atau acara resmi pada upacara pemerintah, beliau selalu menyapa dengan ucapan lembut: “ou kanda, apa habar? mudahan sehat.
” penulis jawab: “ya dinda, baik-baik, alhamdulillah mudah-mudahan sama-sama sehat.
” terasa akrab dan selalu muncul kelakar menyenangkan.
aku pernah didaulat menjadi ketua umum badan pengelola masjid raya sabilal muhtadin periode 1999-2001 pada masa gubernur drs h gusti hasan aman, dan periode 2001-2004 pada masa gubernur drs h sjachriel darham.
pada waktu jadwal pengajian
guru bakeri di masjid tersebut, fasilitas yang saya gunakan sebagai ketua umum yaitu ruangan kantor, juga digunakan beliau; paginya kursi kerja dimana saya duduk, sorenya di situ pula beliau duduk.
guru bakeri telah memberikan ceramah di masjid ini, jauh sebelumnya, sejak ketua umum dijabat oleh (alm) h maksid , pada setiap malam sabtu.
terakhir beliau menjabat ketua umum badan pengelola masjid raya sabilal muhtadin, menggantikan saya selama dua periode pula, yaitu 2004-2006 dan 2006-2008.
antara 1974 sampai 1987, aku sering tidak berada di daerah kalsel, karena empat tahun studi di mesir dan tiga tahun di pakistan, kemudian enam tahun bekerja di arab saudi.
sekali-sekali aku pulang ke banua, sehingga aku tahu bahwa
guru bakeri telah menjadi ulama kondang, khususnya di kalsel, kalteng dan kaltim.
pada 1988, dalam suatu acara halalbihalal masyarakat setempat di jalan belitung darat, banjarmasin yang diketuai (alm) drs h armain janit, aku bertemu dengan
guru bakeri; kami sama-sama diminta berceramah, beliau lebih dulu karena lebih muda.
tahulah aku akan kepiawian dan kekhasan beliau berceramah.
usai ceramah, beliau berkata kepada saya:
guru, ulun sudah lama kenal dengan pian, malah pernah berdoa semoga bisa berceramah seperti pian.
aku jadi terkejut, kataku: ah,dinda ini bisa saja, rupanya doanya dikabulkan allah swt malah dianugerahi jauh lebih dari kanda, ingat tadi kanda ceramah menggunakan catatan kecil, sedangkan dinda berceramah tanpa secuil kertas pun.
cerita punya cerita, ternyata pada 1967/1968, waktu aku menjadi mahasiswa fakultas ushuluddin iain antasari, cabang amuntai; aku sering menyampaikan ceramah di madrasah ibtidaiyah, shalatiyah, bitin, danau panggang, hsu, atas undangan kepala sekolahnya kh.
muhammad ramli (alm), ketika itulah remaja yang bernama ahmad bakeri menjadi murid di sekolah itu.
dalam peringatan nuzulul quran tingkat nasional 2005 yang dipusatkan di masjid raya sabilal muhtadin banjarmasin, aku masih ingat, beliau mempersilakan aku untuk menyampaikan kultum berbuka puasa di hadapan presiden susilo bambang yudhoyono dan rombongan menteri, ia merendah: aku kurang lancar berbahasa indonesia, mahirnya bahasa banjar aja, kalau keluar banjarnya, kaina ditatawakan orang.
guru kh ahmad bakeri, adalah seorang ulama berilmu dan berwawasan luas, ulet dan tegas dalam pendirian.
(*)
terkait #haul
guru bakeri #fikrah, husin naparin
baca juga
besok haul pertama
guru bakeri
pak asy'ari dalam kenangan
khutbah jumat
islam tentang hewan
dien al-islam
editor: dheny
sumber: banjarmasin post edisi cetak
tweet
)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Guru Bakeri dalam Kenangan"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.