Ubah Mental Masyarakat |
sejak pemilihan kepala daerah secara langsung, sudah dapat dipastikan tidak ada pemilihan tanpa adanya serangan fajar.
bagi- bagi sembako, beras dan uang sudah menjadi rahasia umum, bahkan dinanti-nanti oleh sebagian orang.
"ambil uangnya jangan pilih orangnya.
" itu slogan yang kita dengar sejak sepuluh tahun terakhir ini, yang dikampanyekan oleh lembaga- lembaga pemantau pemilu.
di satu sisi slogan ini ada betulnya, menciptakan efek jera bagi para calon kepala daerah yang menganggap uang bisa membeli suara rakyat.
namun tanpa disadari, slogan ini pun berakibat pada pergeseran mental masyarakat.
masyarakat kita menjadi pemalas, tak perlu kerja keras, duduk saja di rumah, duit akan datang dengan sendirinya.
raut wajah bujang (45) cerah seketika.
ia tak perlu lagi ngojek hingga larut malam.
bak durian runtuh, ia menerima uang 50 ribu dari tim sukses calon wali kota, yang mengunjungi rumahnya.
bagi bujang yang biasa mangkal di salah satu sudut kota jambi ini, uang 50 ribu sangat besar artinya.
khayalnya, pada pemilu 2013-2014 bujang akan mengurangi frekuensi ngojeknya.
ia akan rajin mengikuti kampanye berbagai kandidat dan partai politik.
siapa calon wali kota yang akan dipilih saat pemilu nanti? ayah dua anak ini dengan singkat menjawab, "siapo be basinglah, yang penting bagi uang atau beras".
katanya, selama ini parpol atau kandidat sering membodohi rakyat.
mereka menurutnya hanya pandai mengobral janji.
kalau sudah terpilih, mereka akan meninggalkan rakyat.
"lebih elok dapat duit sekarang.
setelah pemilu, belum tentu mereka bagi-bagi uang.
apalagi kehidupan saat ini susah.
"bujang, adalah potret kecil betapa masyarakat kita, begitu pragmatis menghadapi pemilu.
kalkulasi untung-rugi menjadi senjata utama bagaimana mereka bersimpati kepada para calon.
calon yang royal menabur uang atau sembako, pastilah ia akan meraih simpati.
mudah-mudahan apa yang ada di benak bujang, tidaklah mewakili mayoritas masyarakat kota jambi.
penyelenggara pemilu dan pemerintah jangan hanya bisa menyalahkan masyarakat, mari bersama-sama mencari solusinya, dan jangan hanya bisa bermain slogan kejujuran di berbagai poster dan baliho.
masyarakat hanya membutuhkan kerja nyata, bukan janji semata.
peran serta lembaga pemantau atau pengawas pemilu sangat diharapkan.
partisipasi aktif anggota masyarakat sangat dinanti, demi terciptanya pelaksaaan pemilukada yang benar-benar jujur dan adil.
(*)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Ubah Mental Masyarakat"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.