Masih dan Hanya Cina |
data badan pusat statistik (bps) kalsel menyebutkan, negara tujuan yang memiliki nilai ekspor terbesar selama april 2013 adalah cina sebesar us$ 239,30 juta.
hal ini membuktikan, cina masih menjadi tujuan ekspor terbesar kalsel.
selanjutnya, negara yang menjadi tujuan ekspor adalah india dengan nilai us$ 211,25 juta dan jepang dengan nilai us$ 112,35 juta.
nilai ekspor cina memang turun 15,56 persen dari bulan sebelumnya.
namun, penurunan ini seiring dengan penurunan dari negara lainnya seperti india yang turun sekitar 11,09 persen dari bulan sebelumnya, meski jepang mengalami kenaikan 2,98 dari bulan sebelumnya.
komoditi terbesar yang diekspor ke cina adalah batu bara serta tambang mineral lainnya dari bumi indonesia.
sedemikian pula dengan india.
sementara jepang, selain mengandalkan batu bara, komoditi terbesar yang diimpornya juga adalah kayu lapis.
pada april 2013 ini, nilai ekspor ke-10 negara tujuan utama di antaranya cina, india, jepang, korea, thailand, filipina, hong kong, taiwan, malaysia dan myanmar.
malaysia pada april 2013 ini memiliki nilai eksport terbesar yakni sebesar 69,64 persen.
apalagi, malaysia lebih banyak mengandalkan produk dalam negerinya sendiri.
sementara, untuk nilai impor terbesar kalsel, cina menempati posisi ke-4 di bawah malaysia, singapura dan korsea selatan.
meski begitu, cina bakal mengancam menguasai areal pasar impor tanah air.
belakangan ini, cina kembali membuka pintu masuknya produk-produk hortikultura.
lewat lobi diplomatik yang teramat kuat, cina berhasil meluluhkan peraturan pemerintah indonesia yang melarang impor produk hortikultura dari sejumlah negara termasuk cina.
tapi, cina tak menyerah.
pintu masuk itu akhirnya terbuka.
apalagi, tahun ini lewat penandatanganan mutual recognition agreement (mra) atau perjanjian pengakuan timbal balik indonesia-cina, impor produk cina ke indonesia makin terbuka lebar.
komoditas impor cina ke indonesia yang sangat berpengaruh begitu besar belakangan ini adalah buah jeruk, apel, pir serta bawang putih.
bawang putih sudah menjadi komoditas yang tentu memiliki permintaan sangat tinggi di tanah air.
bayangkan, satu hari saja indonesia tanpa bawang putih, dunia bagaikan kiamat.
gejolak perekonomian seakan terhenti tanpa bawang putih.
ternyata, salah satu produk ini juga dikuasai cina.
padahal, pemerintah berulang kali berdalih, indonesia sudah surplus produk-produk pertanian, termasuk bawang putih.
nyatanya, semuanya masih ketergantungan.
untung saja, mobil low cost and green car (lcgc) atau mobil murah dan ramah lingkungan, tidak dikuasai negeri tirai bambu itu.
jika terjadi,seakan kedaulatan bangsa kita dikuasai cina.
dengan terbitnya peraturan pemerintah (pp) nomor 41 tahun 2013 tentang barang kena pajak yang tergolong mewah berupa kendaraan bermotor yang dikenai pajak penjualan atas barang mewah.
dalam peraturan ini, mobil murah dan ramah lingkungan atau yang memiliki kapasitas isi silinder 1.
000 cc hingga 1.
200 cc terkena pajak 0 persen dari harga jual.
jangan sampai komponen peraturan ini juga dimanfaatkan cina sebagai komoditas barunya di indonesia, termasuk juga kalsel.
kita akan berusaha menepis hanya produk cina yang unggul di negeri ini.
namun, indonesia termasuk juga kalsel terus berusaha maksimal memanfaatkan potensi lokal yang ada sebagai bukti kemampuan hingga kedaulatan bangsa indonesia sendiri.
apalagi, kalsel kaya akan produk unggulan baik dari sektor pertambangan, energi, perkebunan, kerajinan, pertanian, kehutanan, perikanan hingga hortikultura.
rasanya tidak ada lagi, ketergantungan hasil akan produk dari luar negeri, terutama cina.
jika memang pemerintah mengutamakan produk dalam negeri, apa salahnya potensi hasil bumi indonesia, khususnya kalsel terus dikembangkan dengan penggunaan teknologi canggih dan berkesinambungan.
dengan begitu, bumi lambung mangkurat ini tidak lagi doyan dengan produk-produk luar, bahkan luar negeri yang kebanyakan dari negeri tirai bambu, cina.
selain itu, produk kalsel bukan hanya bisa bersaing di tingkat asia tenggara, melainkan juga negara asia, eropa serta belahan dunia lainnya.
meski tak sedikit modal yang dibutuhkan, tentunya dengan tekad bulat serta berkemauan yang tinggi, kalsel bakal terlepas dari ketergantungan produk luar.
ditambah lagi, kesadaran warga banua untuk bersedia serta mampu menggunakan produk lokal, akan bisa mengangkat moral perkembangan produk-produk sendiri, bukan lagi dikuasai satu negera yang masih menggerogoti negeri ini.
semoga! (*)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Masih dan Hanya Cina"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.