 |
Mayoritas Siswa Bersandal Jepit |
banjarmasinpost.co.id, barabai - di film laskar pelangi, digambarkan anak-anak di bangka belitung, terpaksa sekolah di bangunan dengan kondisi dan fasilitas yang menyedihkan.
meski demikian, siswa sekolah itu tetap semangat bahkan mampu menorehkan prestasi.
ternyata kondisi serupa ada di provinsi ini.
provinsi yang kaya batu bara: kalsel.
bangunan sekolah berdinding kayu, berlantai tanah dan atap bolong-bolong ada di batutangga, batang alai timur, hulu sungai tengah (hst).
sekolah tersebut adalah mts batutangga.
statusnya swasta karena dibangun secara swadaya oleh masyarakat.
bangunan seluas 5x8 meter tersebut merupakan hasil sumbangan sukarela dari masyarakat setempat.
lahannya pun hasil sumbangan sukarela dari para guru se-kecamatan batang alai timur.
menurut salah seorang guru, lailatul akmaliah, sekolah tersebut dibangun pada 2011.
sekolah itu sangat diperlukan warga setempat karena sebelumnya, lulusan sd yang ingin sekolah di mts harus ke kecamatan tetangga, batang alai selatan.
"sekarang menampung 35 siswa terdiri atas kelas satu (kelas tujuh) 15 orang dan kelas dua (kelas delapan) sebanyak 20 orang," ujar dia, rabu (15/5).
untuk ruang kelas, masih ada dua ruang.
satu ruang lagi 'mangkrak' karena terkendala dana.
sekolah juga belum dilengkapi kantor, sehingga para guru tak punya ruang kerja.
"secara fisik bangunan ini memang belum layak disebut sekolah.
tapi, keberadaannya sangat penting, karena ini satu-satunya mts yang ada di kecamatan.
setidaknya bisa mencegah anak putus sekolah," kata laila.
seperti 'laskar pelangi', meski di tengah keterbatasan sarana dan prasarana, siswa sekolah itu tetap semangat.
mereka tiap hari datang.
padahal, ada di antara siswa yang cukup jauh rumahnya seperti dari desa tandilang dan nateh.
mereka sudah memakai seragam putih biru, namun sebagian besar masih menggunakan sandal jepit.
sebanyak 20 siswa tersebut diajar 11 orang termasuk sang kepala sekolah sekaligus pendiri, h abdul samad.
di antara para guru hanya satu yang berstatus pegawai negeri sipil (pns) yakni sapinah.
dia pindahan dari madrasah lain.
guru-guru lain, berstatus guru relawan, tidak mendapat gaji tetap.
"dulu ada sedikit honor, yang diambil dari dana bantuan operasional sekolah (bos).
untuk 2013, sekolah ini tidak menerima dana bos," kata laila yang merupakan alumni stikip banjarmasin.
harapan agar pemerintah dan 'pihak swasta' memberi bantuan terutama pengadaan buku pelajaran.
apalagi jika nantinya kelas iii (sembilan) sudah terisi.
"sampai sekarang, masyarakat bersusah payah mengumpulkan dana lagi, untuk membangun ruang kelas iii," kata laila.
harapan agar ruang kelas iii segera selesai pengerjaannya juga diungkapkan dua siswa kelas ii, nanda dan isma.
"mudah-mudahan nanti bangunannya lebih bagus," ucap nanda.
ketua komite sekolah, birhasani mengatakan pendirian sekolah tersebut merupakan keinginan masyarakat.
banyak orangtua yang ingin anaknya mendapat pendidikan agama yang lebih dibanding sekolah umum, seperti smp.
sementara, sekolah di bawah naungan kemenag hanya ada di desa wawai, rangas dan birayang, batang alai selatan.
"karena jaraknya dari batutangga ke kecamatan lain itu cukup jauh, para orangtua yang rata-rata bermata pencaharian sebagai petani ingin ada sekolah agama yang jaraknya terjangkau anak-anak di sini," kata birhasani.
birhasani, yang juga guru di salah satu sekolah terpencil di kecamatan batang alai timur itu juga menyekolahkan anaknya di mts tersebut.
"anak saya faizatul hasanah, juga siswa di sekolah itu.
dia tetap semangat, meski kondisi sekolahnya tak sebagus sekolah lain," katanya.
menurut birhasani, para guru dari berbagai kecamatan, seperti batang alai selatan, limpasu dan pandawan.
sebagian ada yang nyambi mengajar di sekolah lain.
mereka rata-rata mengendarai sepeda motor ke sekolah.
meski sebagian dalam kondisi rusak dan berlubang, jalan menuju sekolah itu mudah diakses transportasi.
bagaimana honor mereka? diambilkan dari dana bos, yang dibayar per triwulan.
"honor diberi berdasarkan jam mengajar.
kalau tidak salah rp 5.
000 per jam.
untuk triwulan kedua (tahun ini) memang belum dibayar.
kami tidak tega memungut dana dari masyarakat, karena 90 persen orangtua siswa adalah petani yang belum mapan.
anak-anak mereka mau sekolah saja sudah syukur," kata birhasani.
kepala uptd dinas pendidikan batutangga aminuddin membenarkan sekolah tersebut merupakan satu-satunya mts di kecamatan tersebut.
sementara sekolah umum yakni smp satu atap (terdiri atas smp pambakulan, smp nateh dan smp hinas kiri).
satunya lagi,berstatus sekolah negeri, yaitu smpn batutangga.
"untuk smp sudah cukup mengakomodasi para siswa dari pegunungan meratus," ucap aminuddin.
sementara kepala kemenag hst, muhammad yamani menyatakan, kemenag sudah berupaya maksimal membantu, dengan membebaskan lahan.
dia mengatakan, untuk memajukan sekolah tersebut, diperlukan perhatian semua pihak, baik pemerintah maupun swasta.
"kami berharap komitmen disdik kalsel yang menyatakan prioritas bantuan tahun ini untuk seluruh madrasah swasta dan pondok pesantren," kata dia.
yamani juga mengatakan, untuk jangka panjangnya, sekolah tersebut akan diusulkan statusnya menjadi sekolah negeri.
saat ini, belum memungkinkan karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi.
antara lain jumlah murid yang belum cukup, serta kesiapan tenaga pengajar.
"tenaga pengajarnya memang masih kurang.
mudah-mudahanke depan, ada solusinya," ucap yamani.
(han)sekilas mts batutangga- bangunan berdinding kayu, berlantai tanah, atap bolong-bolong- hanya punya 2 ruang kelas- guru tidak punya ruang kerja- bangunan sumbangan warga- lahan sumbangan guru- ukuran bangunan 5x8 meter- jumlah siswa 35 orang- jumlah guru 11 orang, hanya satu pns- siswa berseragam tapi banyak bersandal jepit- guru hanya mendapat honor- satu-satunya mts di kecamatan
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Mayoritas Siswa Bersandal Jepit"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.