 |
Bijaksana Saat Jadi Diri Sendiri |
oleh: h zulfakar ali lcpengurus forsilam kalsel"maafkan orang yang menzalimimu, dekati orang yang menjauhimu, berbuat baiklah kepada orang yang bersikap jahat kepadamu, dan katakan yang benar sekalipun atas dirimu sendiri.
" (hr.
albani)dalam bahasa arab
bijaksana berasal dari kata al-hakiim.
ia merupakan salah satu dari 99 di antara nama-nama mulia allah swt dari segi akar kata, al hakiim berasal dari hakama yang berarti memutuskan atau al hukmu yang berarti keputusan.
ini artinyanya
bijaksana adalah bagian dari sikap dalam mengambil atau menentukan keputusan.
karena itu kata hikmah terkadang digunakan untuk nilai positif yang terkandung di balik sebuah keputusan yang
bijaksana.
sikap
bijaksana menurut kebanyakan orang menjadi lambang kedewasaan dan martabat mulia seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah.
baik masalah orang lain, terlebih masalah sendiri.
ketika
bijaksana merupakan sikap, ia bukan sekadar teori yang dipersentasikan atau wawasan yang diresum lalu dibicarakan.
akan tetapi
bijaksana haruslah menjadi sebuah fakta mental dan sikap atau prilaku nyata seseorang saat mengambil keputusan.
dengan kata lain,
bijaksana harus menjadi ruh dan akhlak nyata seseorang.
jika
bijaksana adalah cerminan dari martabat dan kedewasaan sikap, maka ia hanya teruji di saat seseorang berhadapan langsung dengan masalah yang menimpa dirinya.
sebab siapapun akan tampil menjadi orang bijak, manakala jauh dari masalah atau hanya sekedar mengomentari dan memberikan penilaian terhadap masalah yang dihadapi orang lain.
karena jauh lebih mudah memerankan karakter orang lain dalam menghadapi masalah daripada ia harus menjadi dirinya sendiri saat ditimpa masalah.
sebab, inilah yang menjadi keahlian dan kepiawaian aktor senetron dalam memerankan karakter orang lain.
karena semuanya telah direncanakan dalam scedul skenario sutradara.
jika demikian, lalu kapan kedewasaan dan ke
bijaksanaan seseorang harus dibuktikan?melihat uraian di atas, maka seseorang terbukti sebagai orang yang berakhlak
bijaksana atau sikap
bijaksana yang selama ini ditunjukan hanya sekedar wawasan, jika ia telah berhadapan langsung dengan masalah yang menyangkut dirinya sendiri.
bukan saat mengatasi atau memberi saran dan nasehat terhadap masalah yang menimpa orang lain.
semua orang mengatakan, "menjadi seorang komentator jauh lebih mudah daripada menjadi seorang aktor.
" dan dengan demikian barulah dapat dibuktikan siapakah orang
bijaksana yang sesungguhnya.
firman allah swt "apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta.
" (qs.
al ankabuut: 2-3)fakta di atas juga tersirat dalam sabda rasulullah saw: "orang perkasa bukanlah orang yang dapat menumbangkan dan mengalahkan orang lain.
orang perkasa hanyalah orang yang dapat menguasai dirinya pada saat emosi.
" (hr.
bukhari dan muslim)kedewasaan dan ke
bijaksanaan tidaklah sekedar wawasan yang dapat dilihat dari banyak atau kurangnya bacaan dan reperensi seseorang.
namun
bijaksana merupakan akhlak dan cara yang tepat dalam mengambil keputusan dalam mengatasi masalah "sendiri".
karena itu, orang berbeda tingkat mengenai kemampuan dalam mengatasi emosi saat berhadapan dengan masalah sendiri.
dan ini jauh lebih sulit daripada mengomentari atau mengatasi masalah orang lain, yang terkadang cukup bermodalkan "bacaan".
luasnya wawasan dan pengetahuan tentang materi "kedewasaan dan ke
bijaksanaan" yang dimiliki seseorang, bukan suatu jaminan bahwa sikap tersebut akan dia miliki saat berhadapan dengan masalah.
namun tentunya dengan wawasan tersebut ia sangat terbantu untuk berusaha menumbuhkan sikap dewasa dan
bijaksana.
rasulullah bersabda: "barangsiapa yang dapat meredam emosi, padahal ia mampu melampiaskannya, niscaya allah memanggilnya di hadapan semua makhluk pada hari kiamat nanti.
sehingga allah mempersilahkannya memilih bidadari kesukaannya.
" (hr.
abu daud dan tirmidzi)karena itu, jika anda ingin mengetahui akhlak seseorang, perhatikan apa yang dia lakukan pada saat dia marah.
mudah menjadi orang santun dan bijak bila tidak terpancing emosi.
namun sangat sulit jika sedang marah.
jika anda ingin melihat martabat seseorang, perhatikan bagaimana ia bersikap terhadap orang yang telah berbuat jahat kepadanya.
bersikap baik terhadap orang baik adalah biasa.
namun menunjukan sikap baik terhadap orang yang tidak baik sangat luar biasa.
dan apabila anda ingin melihat kecerdasan pikiran seseorang.
lihatlah bagaimana ia berdialog dengan orang yang berbeda pandangan dengannya.
sebab lebih mudah membuka telinga dan menjadi pendengar yang baik jika orang yang berbicara satu paham dengan pendengar.
namun pasti berat membuka hati untuk mendengarkan perkataan orang yang tidak satu paham.
(*)makmurkairo@yahoo.
com
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Bijaksana Saat Jadi Diri Sendiri"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.