 |
Penyerang Ancam Ledakkan Granat |
banjarmasinpost.co.id, sleman - isak tangis beberapa kali terdengar dari dalam asrama warga nusa tenggara timur (ntt) di yogyakarta.
sejumlah orang menangisi kematian hendrik angel sahetapi alias diki (31) dan gameliel yermiayanto rohi riwu alias adi (33).
keduanya tewas saat lapas cebongan, sleman, yogyakarta diserbu kelompok bersenjata, sabtu (23/3) dini hari.
selain keduanya, ada dua orang lain yang juga tewas karena diberondong menggunakan senjata laras panjang ak-47 dan senapan fn.
yakni, yohanis juan manbait alias juan (37) dan adrianus candra galaja alias dedi (23).
mereka dieksekusi di dalam sel, di depan 31 tahanan dan napi lain di sel tersebut.
keempat orang itu tahanan titipan polda diy.
mereka mendekam di sana karena terlibat kasus pembunuhan terhadap serka heru santoso (31) di hugo's cafe, yogyakarta, lima hari lalu.
saat berpangkat sertu, heru santoso adalah anggota grup 2 kopassus, kandang menjangan, kartasura.
saat ini dia menjadi intel kodam.
karena status heru itu pula berkembang kabar penyerbu adalah personel kopassus yang ingin membalas dendam.
dugaan itu diperkuat terlatihnya mereka melakukan aksi
penyerangan ke lapas yang saat itu dijaga 10 sipir.
apalagi mereka menggunakan senjata api yang biasa digunakan personel tni.
tak hanya senjata api, kelompok itu juga membawa granat.
"kami heran mereka bisa dibunuh di dalam lapas.
apalagi dilakukan sehari setelah dipindah ke sana (dari rutan polda diy).
jenazah diki dan adi akan diterbangkan ke kupang," kata kerabat diki, albert johanis.
ngaku polisiinformasi yang diperoleh tribun jogja (group bpost) menyebutkan penyerbuan terjadi sekitar pukul 01.
30 wita.
seseorang yang mengaku polisi mengatakan ingin masuk ke lapas kepada sipir jaga.
dia juga memperlihatkan surat peminjaman tahanan --biasa disebut ngebon-- berkop polda diy.
sipir tidak segera membukakan pintu.
dia mengatakan akan meminta izin terlebih dahulu ke kepala lapas.
orang itu sontak mengeluarkan granat dan mengancam meledakkan jika pintu tidak segera dibuka.
karena takut, sipir membuka pintu.
begitu pintu terbuka, orang tersebut merangsek masuk diikuti belasan orang --ada yang bilang 17 orang tetapi ada pula yang menyebut 15 orang-- mengenakan cadar dan menyandang senjata api baik laras panjang maupun pendek.
mereka meminta para sipir menunjukkan sel yang dihuni empat tahanan titipan tadi.
karena ditolak, kelompok itu memukuli sejumlah sipir menggunakan popor senjata api.
akhirnya, sipir mengantar mereka ke sel 5a, blok anggrek.
tanpa banyak bicara, begitu melihat diki, adi, juan dan dedi, mereka meminta tahanan dan napi lain ke meringkuk di pinggir ruang sel.
lalu, menembaki keempat tahanan itu dari jarak sekitar satu meter.
luka paling parah dialami juan.
pria yang desersi dari brimobda diy karena terlibat kasus narkoba tersebut mengalami luka parah di kepala.
"setelah itu mereka meninggalkan lapas.
kejadian sejak kedatangan hingga perginya mereka berlangsung sekitar 10 menit," ucap seorang sipir.
kapolda diy brigjen sabar rahardjo mengatakan belum bisa mengidentifikasi kelompok bersenjata itu.
apalagi mereka merampas sejumlah kamera pemantau (cctv).
namun, dia mengakui penyerbuan itu terkait kasus pembunuhan di hugo's cafe.
kepala seksi intel grup 2 kopassus, kapten (inf) wahyu yuniartoto, memastikan seluruh personelnya yang berjumlah 800 orang di markas saat kejadian.
"pintu keluar hanya satu, siapa pun yang keluar akan tercatat," tegas dia.
panglima kodam iv/ diponegoro mayjen hadiono saroso juga menegaskan tidak ada prajurit tni yang melakukan
penyerangan.
"bukan dari prajurit tni, tidak ada prajurit yang terlibat.
saya bertanggung jawab penuh sebagai panglima," tegasnya.
mengenai penggunaan senjata api ak-47, hadiono mengatakan banyak senjata api ilegal yang beredar di masyarakat.
dia pun menegaskan banyak kelompok teroris yang terlatih seperti tni dan polri.
terlepas dari bantahan itu, kejadian itu membikin geram wamenkum ham denny indrayana.
"ingat, ini negara hukum, semua harus tunduk pada aturan main," ucap dia.
denny mengatakan para sipir sudah bekerja sesuai prosedur tetapi tidak berdaya karena
penyerang membawa 'peralatan' lebih lengkap.
menko polhukam djoko suyanto langsung meminta panglima tni dan kapolri mengusut.
"siapapun pelakunya harus segera ditangkap dan diadili," tegasnya.
(tim tribunnews/tribunjogja)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Penyerang Ancam Ledakkan Granat"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.