BANJARMASINPOST.CO.ID, ADELAIDE - Di saat banyak warga Australia berusaha mendapatkan pasangan hidup melalui situs mencari jodoh di dunia maya, sebagian dari mereka banyak juga yang tertipu.
Dalam enam bulan tahun 2012, diperkirakan warga Australia dirugikan sekitar 10 juta dollar Australia (lebih dari Rp 100 miliar).
Menurut data yang dikeluarkan oleh Komisi Konsumen dan Kompetisi Australia (ACCC), sejak tahun 2009, sebanyak 4.900 orang menjadi korban penipuan dan rugi sekitar 52 juta dollar Australia karena situs mencari jodoh.
ACCC sudah menerapkan aturan baru sejak bulan Februari bagi situs mencari jodoh tersebut, namun masalahnya tidak juga terselesaikan, malah yang melapor semakin banyak sebagaimana dilaporkan situs smh.com.au.
Menurut ACCC, tingkat penipuan lewat situs seperti ini mencapai 50 persen, yang berarti separuh dari mereka yang bergabung akan kehilangan uang mereka, kebanyakan ditipu oleh sindikat internasional.
"Kebanyakan penipu ini berpura-pura jatuh cinta, merayu, dan menyampaikan cerita romantis palsu. Korban memang sengaja dicari, mereka yang tampak lemah yang kemudian akan membeberkan data pribadi mereka," kata seorang juru bicara ACCC.
Setelah sang korban "jatuh cinta", penipu di situs jodoh ini akan mengatur pertemuan, namun kemudian membatalkannya dengan alasan adanya kematian, kecelakaan atau sakit dan meminta dikirimkan uang lewat bank atau cara lain.
Koresponden Kompas di Australia L. Sastra Wijaya, melaporkan, petunjuk baru yang diharuskan oleh ACCC kepada situs mencari jodoh mewajibkan mereka untuk mengecek kebenaran anggota yang mendaftar dan juga alamat protokol internet.
Para penipu ini sering kali mencuri gambar dari situs model, sementara mereka berdomisili di Nigeria, Ghana, Eropa Timur dan beberapa negara Asia.
Menurut juru bicara salah satu situs, eHarmony, Jason Chuck, sindikat internasional ini selalu berubah dan mengubah cara penipuan agar tidak tertangkap.
"Sangat susah untuk mengetahui dengan pasti asal penipuan karena mereka bisa memindah alamat IP ke lokasi lain." kata Chuck.
"Kami memiliki sistem otomatis yang melakukan pengecekan berkala, dan juga tim yang memonitor para pengguna, yang berusaha mendeteksi bila ada kegiatan yang mencurigakan." tambah Chuck.
Glenis Carroll, direktur pelaksana situs RSVP mengatakan bahwa para pengguna situs jodoh ini memang harus bersikap waspada dan menggunakan akal sehat.
"Misalnya jangan memberikan uang kepada orang yang belum pernah ditemui. Jangan percaya begitu saja yang Anda lihat di internet adalah orang sebenarnya, apalagi kalau nanti ada permintaan kiriman uang, Anda patut curiga." kata Carroll.
Salah seorang yang terhindar dari penipuan adalah Cassandra Pybus yang berkenalan dengan seseorang bernama Charles lewat situs eHarmony.
"Dia bahkan memberi email pribadi sehingga kami bisa berhubungan langsung, dan tidak lewat eHarmony lagi." kata Pybuss.
"Dia mengaku sebagai duda berusia 60 tahun, seorang insinyur perminyakan. Tapi yang menimbulkan kecurigaan saya adalah dia masih punya anak yang sekolah dan anak tersebut dikirim ke Malaysia." tambah Pybuss.
Pybuss kemudian melakukan pencarian di Google seseorang bernama Charles Carroll. Dia kemudian menemukan sebuah email dari Carroll dengan bunyi hampir sama yang diterima Pybuss, yang dikirim ke seorang wanita di Amerika Serikat.
Setelah pencarian lebih lanjut di internet, Pybuss menemukan bahwa foto Charles Carroll ini diambil dari seorang model laki-laki bernama John Daniel, dan foto ini bersama banyak nama samaran lain sudah dikirim ratusan kali ke berbagai situs mencari jodoh.
"Dalam kenyataannya Charles ini mungkin ya seorang penipu asal Lagos, Nigeria, yang mungkin saja bernama Emma atau Ruth. Ceritanya selalu bahwa Charles bekerja di sebuah perusahaan internasional atau badan bantuan, dan setelah sekian lama "kencan" di internet akan dipindahkan ke Afrika, dimana dia akan mengalami kecelakaan atau sakit berat sehingga perlu bantuan keuangan." kata Pybuss.
Belum ada tanggapan untuk "Banyak Tertipu Cari Jodoh Lewat Situs Internet"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.