MULAI 8 Zulhijjah 1433 H, sebagian besar jemaah haji banyak yang menuju arofah, ada juga yang menuju Mina untuk melaksanakan Tarwiyah. Tarwiyah adalah amalan sunnah menginap di Mina semalam, seperti yang dilakukan oleh Nabi sebelum ke Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah.
Saya beserta rombongan dalam 1 travel juga sudah menuju Mina untuk melaksanakan Tarwiyah dan keesokan harinya akan menuju Arafah untuk melaksanakan Wukuf. Berbagai amalan disunnahkan selama berada di Mina maupun di Arafah, diantaranya adalah mengumandangkan talbiyah "labaik allahumma labaik, labaik lasyarika lakabaik, innal hamda, wa nikmata laka walmulk la syari kalak" (aku penuhi panggilanMu ya Allah, tiada sekutu bagiMu, sesungguhnya segala fujia, nikmat, dan kekuasaan adalah milikMu, tiada sekutu bagiMu).
Kalimat ini terus berkumandang dari hampir seluruh umat Islam yg melaksanakan haji saat menuju Mina atau Arafah, sampai tanggal 10 zulhijjah. Di sini bagi hamba yagn melaksanakan haji karena Allah, tentu sangat terasa adanya kesyukuran karena bisa berangkat memenuhi panggilan Allah pada saat banyak calon jamaah yg belum bisa ke tanah suci oleh karena banyak hal. Di pihak lain, menyaksikan jutaan manusia dengan pakai putih (ikhram) di padang Arafah yang tandus dengan sinar Matahari yang langsung menerpa ke bumi dengan suasana panas seolah menampilan keadaan hari kebangkitan (yaumul hisab) pada saat semua mahkluk berkumpul di padang Ma'syar untuk menunggu raport amalannya dengan cara berbaris. Di sinilah muncul nasehat yang begitu dalam bagi manusia untuk selalu ingat akan adanya hari pembalasan. Manusia harus selalu berhitung dengan amalnya semasa hidup di dunia.
Pada saat semua jemaah haji tumpah ruah sekaligus di Arafah yang diperkirakan kurang lebih 2 juta orang setiap tahunnya, juga mengajarkan hal lain kepada jemaah yaitu kesabaran. Jalan menuju Arafah dan Mina yang sesak dan macet, fasilitas MCK yang dipakai harus bergantian, suasana panas, terik gurun pasir, dan lainnya, menuntut kesabaran yang tinggi.
Amalan ini bagi seorang muslim jelas baik sekali, manakala sikap hidup sehari-hari kita di tanah air banyak yang kurang sabar, kurang sabar ingin cepat kaya sehingga korupsi, tidak mau antri, bahkan menciptakan permainan-permainan politik kotor untuk satu tujuan. Nah dalam amalan haji, manusia di ajarkan untuk sabar. Hal lain yang diajarkan oleh ibadah haji adalah ketaatan pada ibadah haji itu sendiri baik rukun maupun wajib haji.
Pelanggaran terhadap rukun dan wajib haji akan menyebabkan hajinya tidak sah dan keharusan membayar Dam (meyembelih kambing atau puasa atau membayar fidiyah). Ini adalah masalah displin yang harus ditanamkan pada diri setiap muslim akan semua aturan agama. Kemudian dalam amalan haji ini juga diajarkan untuk taat dan kesiapan bekurban seperti yang ditunjukan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail terhadap perintah Allah. Taat dan siap berkorban adalah pembuktian hamba akan kecintaan seorang hamba ke pada TuhanNya. Ini tidak hanya meliptui berkurban hewan saja. Sebab mustahil seorang siap berkorban kalau tidak taat. Mengorbankan uang dan waktu untuk memenuhi panggilan Allah adalah juga wujud ketaatan pada Allah.
Ditempatkan dimaktab 42 untuk jemaah haji dari Asia Tenggara menyebabkan rombongan kami bertemu jemaah dari negara-negara Asean. Tapi saya lebih suka jalan ke tenda-tenda jemaah di luar asia untuk berkenalan dengan jamaah seperti dari Turki, Aljazair, Bosnia, Pakistan, dan Eropa. Sebab di situ saya merasa betapa persaudaraan seagama ternyata lebih luas dibanding persaudaraan senasab semisal saudara sepupu kita. Di situ menggambarkan Islam terdiri dari banyak ras dan latar belakang namun diikat oleh satu identitas yang sama yaitu muslim. Identitas muslim telah menghapus sekat-sekat primordial yang membawa pada suatu keyakinan dan tujuan yaitu " ummatan wahidah", ummat yang satu walau berbeda dalam banyak hal. Dalam persaudaraan dan silaturahmi itu pula teraasa nikmat ketika saya mencoba bersilaturrahmi dengan mereka yang terdiri dari berbagai bangsa.
Nasehat haji berikutnya adalah mempererat silaturrahmi ummat yang terdiri dari berbagai bangsa. Namun sayang hal ini masih sering dikotori oleh perbuatan saudara-saudara kita yang berbuat nista pada jamaah haji yang sedang beribadah, apalagi itu dilakukan di tanah haram seperti Makkah dan Madinah. Tanah yang telah diperjanjikan. Nauzdubillahi min Zdalik!!! (Irwan Tulus Subakti)
Sumber: radarsampit.net
Belum ada tanggapan untuk "Perjuangan Haji Mabrur Dimulai"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.