SAMPIT, Ribut-ribut soal banjir di tengah kota tidak hanya terjadi di Jakarta. Kondisi serupa juga terjadi di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Hujan deras berjam-jam Sabtu(24/11) malam, membuat sejumlah lokasi di kota yang terletak di pinggir Sungai Mentaya itu terendam. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah daerah ternyata tak ampuh untuk menghindarkan daerah ini dari banjir saat hujan deras.
Banjir yang terjadi tersebut bukan karena luapan sungai, tetapi diyakini karena buruknya drainase sehingga air hujan tak teralirkan hingga ke sungai. Indikasinya, lokasi-lokasi yang teredam banjir umumnya jauh dari sungai atau anak sungai, sementara daerah di bantaran sungai seperti sepanjang Jalan Iskandar dan Usman Harun tidak terendam banjir karena memang Sungai Mentaya tidak meluap.
Pantauan Radar Sampit, Minggu (25/11) pagi, sejumlah daerah menjadi langganan banjir di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang, tak luput dari rendaman air dengan kedalaman bervariasi antara 10 cm hingga lebih dari 30 cm. Banjir bahkan terlihat masuk ke beberapa rumah warga yang lantainya lebih rendah dari badan jalan.
Kawasan yang terendam di antaranya Jalan Achmad Yani, MT Haryono, Jalan Batu Berlian Gang Family, Jalan Fathul Jannah, sejumlah lokasi di Jalan HM Arsyad, Kopi Selatan, Batu Pirus, Batu Mutiara, Rangkas 4, Batu Giok dan sejumlah lokasi lain. Selain menggenangi jalan, sebagian rumah warga terendam.
"Di sini kalau hujan lumayan deras memang seperti ini (banjir). Jalan ini terkadang tidak bisa dilewati karena banjir," kata Hery warga Jalan Batu Berlian, Minggu(25/11).
Sementara itu, banjir di Jalan Fathul Jannah membuat warga setempat ramai-ramai turun membersihkan drainase. “Sudah dari dulu di Jalan Fathul Jannah ini langganan genangan air. Kami sudah berusaha mengatasi dengan cara gotong royong yakni memperbaiki drainase yang tersumbat supaya air bisa lancar,” ungkap Lurah Baamang Tengah Bambang, Edy Santosa ditemui di lokasi banjir.
Menurut Edy, Jalan Fathul Jannah ini merupakan jalan utama bagi masyarakat menuju ke Pasar Keramat, kantor Kelurahan Baamang Hilir, kantor Kecamatan Baamang dan kuburan muslimin. “Jalan ini akses bagi masyarakat, sudah kami usulkan melalui musrenbang supaya jalan ini ditimbun dan diaspal hingga saat ini belum ada kejelasan,” ujarnya.
Tergenangnya air di sepanjang Jalan Fathul Jannah ternyata sudah terjadi lima tahun ini. Ironisnya, hingga sekarang belum pernah disentuh oleh pembangunan padahal usulan setiap tahun sudah dilayangkan oleh masyarakat setempat melalui musrenbang. “Banjir seperti ini sudah lima tahun. Tiap tahun sudah kami usulkan. Kami harapkan jalan ini ditimbun dan diaspal supaya tidak lagi digenangi air,” tambah Ketua RT 16 RW 05, Muhammad Pandi.
Sementara itu, Camat Baamang HM Yusransyah juga ikut turun kelapangan membersihkan drainase dan selokan terutama yang ada diperbatasan Kelurahan Baamang Tengah dan Baamang Hulu. “Kita harapkan, masyarakat yang ada dilingkungan dekat perbatasan dua kelurahan ini hendaknya ikut berpartisipasi membersihkan selokan dan parit yang dianggap menghambat lancarnya air apalagi sekarang sudah musim penghujan,” pintanya.
Sementara itu, Marjoni, warga yang tinggal di Jalan Batu Giok, menuturkan, banjir usai hujan deras yang melanda permukiman mereka sudah tejadi lebih dari sepuluh tahun. Tidak adanya tindakan nyata dari pemerintah daerah untuk mengatasi banjir tersebut.
Hal yang sama juga diungkapkan Ali, warga Jalan Batu Mutiara, yang menilai masalah banjir ini harus menjadi perhatian bersama. Selain disebabkan tidak adanya perhatian dari pemerintah, kesadaran wargapun dirasanya juga kurang dalam menanggapi permasalahn tersebut.”
Seharusnya ini bukan menjadi tugas pemerintah saja tetapi kesadaran warga disini juga, tetapi malah sebagian dari warga disini lebih memilih tidak tinggal dirumahnya, karena setiap turun hujan selalu kebanjiran,” terangnya.
Menurutnya, banjir terjadi akibat drainase di Jalan HM. Arsyad dan sekitarnya sangat kurang baik sehingga tidak bisa menampung air, akibatnya luapan air yang berlebihan tersebut mengalir membanjiri pemukiman warga. Ditambah lagi, tidak adanya saluran air sebagai wadah aliran air di area perumahan warga sekitar. ”Saya berharap pemerintah segera menangani hal ini, apalagi seperti kita ketahui disini merupakan wilayah perkotaan,” terangnya.
Seperti diketahui, pemerintah daerah sebenarnya sudah berupaya mengantisipasi banjir kota tersebut, diantaranya dengan melakukan normalisasi drainase. Namun ternyata upaya itu tak ampuh dan banjir masih saja terjadi. (hen/fin/rm-54)
Sumber : radarsampit.net
Belum ada tanggapan untuk "TAK AMPUH, Banjir Kembali Kepung Sampit"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.