BANJARMASIN - Polemik larangan bercadar bagi mahasiswi yang diwacanakan pihak kampus di Banjarmasin membuat riak penolakan hingga ke luar Banua.
Ketua Persatuan Mahasiswa Kalsel di Jakarta Khairi Fuady menyesalkan adanya wacana IAIN yang akan melarang penggunaan cadar terhadap mahasiswinya.
Khairi mengatakan; “Regim Jokowi-JK hari ini dirasakan membuka ruang teramat lebar untuk berkembangnya virus Islamophobia. Ironisnya kampus yang diharapkan bisa mencerahkan masyarakat justru terbawa arus ini”.
Lebih lanjut Khairi menambahkan bahwa IAIN salah alamat menghubungkan antara cadar dan terorisme.
Menurut Khairi kampus sebagai tempat nongkrongnya para professor dan doktor-doktor keren itu justru harus mampu menemukan formula baru sebagai sumbangsih pemikiran terhadap agenda konter-radikalisme dan terorisme.
Bukan malah berpikir konvensional dengan melarang penggunaan cadar. “Apakah untuk mencegah terorisme lantas para profesor harus menyingkap cadar seorang muslimah? Apakah gelar yang keren itu gak bisa melahirkan teori untuk memerangi radikalisme selain dengan buka-buka pakaian orang?” sesalnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa IAIN mewacanakan untuk melarang penggunaan cadar di kampus. Rektor IAIN Antasari Banjarmasin Fauzi Aseri mengatakan; “"Mudah-mudahan penggunaan cadar tidak menjadi virus kalau satu atau dua orang saja akan kita lakukan pendekatan" katanya.
Belum ada tanggapan untuk "Larang Cadar, Mahasiswa Kalsel di Jakarta Tuding"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.