Beranda · Banjarmasin · Palangkaraya · Pangkalan Bun

Tim BBM Didesak Razia Rutin




Tim BBM Didesak Razia Rutin
Tim BBM Didesak Razia Rutin





SAMPIT - Tim BBM bentukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) bersama semua elemen terkait didesak melakukan razia rutin secara berkala dan terjadwal. Itu penting sebagai antisipasi terhadap dampak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.


“Operasi tersebut terutama mengenai distribusi BBM subsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Pengawasan harus diperketat. Ini untuk menghindari penyimpangan yang disinyalir akan marak menjelang kenaikan harga,” kata koordinator Forum Bersama (Forbes) LSM di Kotim Audy Valent, Minggu (21/9).


Menurut Audy, SPBU harus diawasi ketat karena menjadi titik sentral penyaluran BBM bersubsidi kepada masyarakat. Pengelola atau petugas SPBU memungkinkan ada main mata dengan pelangsir. Pengawasan dilakukan terhadap mesin ukur setiap SPBU, guna memastikan tidak ada kecurangan dalam pengisian. Selain itu, juga pada setiap tangki milik SPBU untuk mengetahui kapasitasnya serta jumlah yang tersimpan.


Ketua LSM Gerbong Kepentingan Rakyat (Bongkar) ini menambahkan, menjelang kenaikan harga BBM, potensi penyimpangan BBM bersubsidi semakin tinggi. Disparitas harga BBM saat ini dengan harga yang sudah dipatok saat kenaikan nanti cukup besar, sehingga sangat menggiurkan bagi pelaku penyimpangan BBM.


”Kalau sudah sepekan sebelum kenaikan nanti baru Tim BBM turun, tidak ada gunanya. Kita berharap tim itu turun mulai sekarang untuk mencegah penyimpangan sedini mungkin,” katanya.


Selain itu, lanjut Audy, indikasi penyimpangan di lapangan berupa aksi penimbunan BBM oleh masyarakat juga harus diwaspadai. “Jadi, jangan sampai pada moment kenaikan BBM kali ini kita lalai. Ini menyangkut kepentingan orang banyak, memang seharusnya tidak ada alasan lagi untuk tidak melaksnakan pengawasan itu,” tegasnya.


Audy mengungkapkan, berdasarkan pengecekannya, hampir semua SPBU didominasi pelangsir, sehingga terjadi antrean panjang. Hal itu mengakibatkan masyarakat biasa kesulitan mendapatkan BBM subsidi. Sementara itu, Icha, seorang PNS di Kotim mengeluhkan antrean panjang di SPBU belakangan ini. ”Saya juga bingung, kenapa setiap ada isu menjelang kenaikan BBM ini selalu antre,” ujarnya.


Icha mengaku heran, ada SPBU dalam kota yang masih melayani pembelian menggunakan jeriken, padahal saat itu sedang antre. “Saya lihat itu (pembeli BBM pakai jeriken, red) bukan petani. SPBU seharusnya kalau antre panjang jangan dulu layani pembeli berjeriken itu,” tandasnya. (ang/ign)


 


 





sumber: radarsampit[dot]net

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Tim BBM Didesak Razia Rutin "

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.