Beranda · Banjarmasin · Palangkaraya · Pangkalan Bun

Ternyata, Klinik Metropole Sudah Memakan Banyak “Korban”




Ternyata, Klinik Metropole Sudah Memakan Banyak “Korban”
Ternyata, Klinik Metropole Sudah Memakan Banyak “Korban”






, JAKARTA  - Rabu (17/9) ini, jagad media sosial Facebook diramaikan dengan tautan yang beredar mengenai testimoni seroang pemilik akun bernama Singlebreath di website Kaskus. Sang pemilik akun mengaku telah mengalami kejadian yang diduga sebagai malapraktik yang lantas merugikannya hingga puluhan juta rupiah.Singlebreath mengunggah cerita pengalaman pribadinya saat berobat ke Klinik yang beralamat di Pintu Besar Selatan, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Awalnya, Singlebreath mengaku mengalami masalah menstruasi yang mengganggu. Setelah melakukan riset di dunia maya, Singlebreath memutuskan untuk mengunjungi Klinik Metropole.Di sana, Singlebreath sempat diperiksa oleh Dokter Sung, seorang dokter wanita yang mengaku berasal dari Singapura. Dokter Sung tak bisa berbahasa Inggris atau Indonesia, hanya bisa berbahasa Mandarin, sehingga didampingi dan diterjemahkan oleh seorang suster.Setelah melewati serangkaian pemeriksaan, Singlebreath membayar sejumlah Rp 320 ribu yang dirasanya masih masuk di akal. Tapi setengah jam kemudian, hasil tes langsung keluar yang kemudian menyebutkan bahwa dirinya mengidap kista, radang, dan ada cairan pelvis di rahim. Sontak Singlebreath terhenyak. Berdasarkan diagnosa itu, dirinya dianjurkan mengikuti 10 kali terapi, yang setelah dinegosiasikan berkurang menjadi 7 kali terapi. Saat itulah ia langsung diwajibkan membayar Rp 5 juta untuk terapi yang hanya mempergunakan infus.Mengejutkan lagi, karena Singlebreath tiba-tiba divonis harus menjalani operasi hari itu juga. Ia menolak karena ingin mencari opini kedua dari dokter lain, namun pihak klinik seperti terus memaksanya. Karena menyadari ia hanya tinggal memiliki uang Rp 1 juta, Singlebreath dipaksa untuk membayar panjar uang operasi.Saat itulah kecurigaannya muncul setelah ia kembali dibawa ke sebuah ruangan yang banyak terdapat sofa dengan infus. Dari pengakuan seorang pasien lainnya, Singlebreath mengetahui banayk pasien yang sudah menghabiskan dana hingga ratusan juta.Singkat cerita, Singlebreath akhirnya menjalani operasi dengan bius total. Tapi setelah sadar dan siuman, ia tidak merasakan apa-apa. Hanya ada sisa cairan infus yang menggantung. Kecurigaannya bertambah karena memperhatikan di kwitansi pembayaran tidak ada stempel resmi dari dokter yang bersangkutan. Saat itulah ia menyadari bahwa klinik itu melakukan praktik illegal. Firasat Singlebreath benar, karena setelah melakukan pemeriksaan di rumah sakit lain, tidak ditemukan kista ataupun cairan pelvix di rahimnya.Dan ternyata apa yang dialami Singlebreath juga dialami banyak pasien lainnya. Dari beberapa komentar yang turut diunggahnya ke tulisan yang sama, ada pasien yang bahkan sudah tertipu dengan jumlah nominal puluhan hingga ratusan juta. Modusnya rata-rata serupa, dengan melakukan serangkaian tes dengan biaya murah, tapi setelah hasil tes keluar, pasien langsung dirujuk menjalani terapi infus dan bahkan operasi, yang tentunya menguras dompet pasien.“Saya sama suami di sana habis hampir Rp 80 juta,” ujar pemilik akun bernama ruphen. “Senasib sama ane, gan. Ane sudah habis Rp 65 juta di sana terapi sama istri,” sambung pemilik akun medprint77.



Terkait#klinik metropole


Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Ternyata, Klinik Metropole Sudah Memakan Banyak “Korban”"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.