 |
Manakib Siti Khadijah |
oleh: kh husin naparinjumat, 10 ramadan 1434 h (20 juli 2013 m), penulis diminta memberikan tausiyah pada buka puasa bersama di rumah h tadjudin lodewick (seorang pejabat pelabuhan trisakti), jalan mesjid, banjarmasin.
dua hari sebelumnya, meminta dibacakan
manakib siti khadijah.
saya bertanya-tanya di dalam hati, apa hubungan buka bersama dengan
manakib siti khadijah.
“
manakib” sebenarnya adalah riwayat hidup, biografi kata orang sekarang.
setelah membuka buku sirah (sejarah nabi), penulis tersadar, 10 ramadan adalah hari wafatnya siti khadijah, istri pertama dan utama nabi muhammad saw, yang dijuluki ummul-mukminin.
dalam riwayat siti khadijah terdapat suri teladan bagi perempuan beriman, dimana dan kapanpun; lebih-lebih dewasa ini, banyak perempuan yang sok hebat dan menyepelekan mitra hidupnya, yaitu laki-laki.
khadijah lahir di makkah 15 th sebelum tahun gajah, ayahnya khuwailid seorang kaya raya dan dermawan; ibunya bernama fatimah binti zaidah.
ia pernah kawin dengan seorang laki-laki kaya bernama abu halah, mendapatkan dua orang anak.
setelah abu halah wafat, ia kawin lagi dengan atiq bin a’id, mendapatkan seorang anak perempuan.
dengan kekayaan yang ditinggalkan kedua suaminya, khadijah hidup tenteram bersama anak-anaknya, ia pun dikenal sebagai at-thahirah (perempuan suci).
kekayaan itu diperniagakan dalam bentuk “bagi hasil”, antara pemodal dan pengelola.
khadijah mendengar berita akan kejujuran muhammad saw, yang dijuluki al-amin; ia pun mengirim utusan kepada muhammad untuk memperdagangkan hartanya ke negeri syam.
muhammad saw menerima tawaran itu, mendapatkan upah dua kali lipat.
lewat maisarah petugasnya, ia membuktikan kepiawian dan kejujuran muhammad saw dalam berniaga.
khadijah kemudian memilihnya sebagai pendamping hidup, padahal selama ini banyak pemuka qurasy meminangnya, tetapi selalu ditolak.
khadijah meminta seorang temannya, nafisah binti umayyah, untuk membicarakan hal itu kepada muhammad saw; tawaran itu diterima kendati umurnya terpaut 15 tahun lebih muda.
sesuai adat, lamaran disampaikan oleh paman beliau abu thalib, dan diterima oleh paman khadijah, waraqah bin naufal dan amr bin asad (yang nantinya bertindak sebagai wali khadijah).
keduanya dinikahkan dengan segala kehormatan; sesuai adat setempat muhammad saw sebagai penganten laki-laki memberi mas kawin 20 ekor unta muda ditambah emas 12,5 uqiyah (ons) dari hartanya sendiri.
sejak usia 35 th, muhammad saw tidak berniaga lagi, ia tahannuts di gua hira, gunung nur; dipintu gua itu ia memandang kota mekkah dan bahkan bisa melihat ka’bah.
ia merenung akan penciptaan alam semesta dan kondisi mekkah yang penuh keonaran.
selama itu khadijah mengatur segala keperluan muhammad saw.
di usia 40 th, turun wahyu yang mengangkat muhammad menjadi rasul.
gementar tubuhnya seketika tiba di rumah.
khadijah menenangkannya; sementara muhammad saw beristirahat, diam-diam khadijah menemui pamannya waraqah bin naufal, yang meyakinkan bahwa muhammad telah diangkat menjadi rasul.
perjuangan menegakkan islam terus bergulir, khadijahlah orang pertama yang beriman akan kerasulan muhammad saw; tanpa segan ia mengeluarkan harta miliknya untuk islam.
suatu ketika, umat islam diboikot oleh kuffar mekkah, memakan waktu lebih tiga tahun.
hal ini rupanya sangat mempengaruhi kesehatan khadijah.
enam bulan setelah boikot, khadijah wafat pada 10 ramadan tahun ke-10 kenabian/3 tahun sebelum hijrah.
kehidupankhadijah sangat membekas di hati muhammad saw, katanya: perempuan surga yang paling baik adalah “maryam binti imran”, dan yang lain adalah “khadijah binti khuwailid.
aisyah isteri muda rasulullah pernah cemburu, karena beliau selalu menyebut-nyebut kebaikan khadijah, ia pun berkata: apakah tidak ada lagi perempuan di dunia ini selain khadijah? dengan lantang rasul saw menjawab:” khadijah tidak ada tandingannya, ia beriman kepadaku ketika orang-orang kufur kepadaku, ia mempercayaiku ketika orang-orang mendustakanku, ia membiayaiku ketika orang-orang menjauhiku, ia meberikan aku putera-puteri sedang yang lain tidak.
“radhyallahu ummal mu’minin, khadijah.
”(*)
)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Manakib Siti Khadijah"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.