Standar Penilaian |
banjarmasinpost.
co.
id - ada nilai positif dan negatif dari munculnya siswa berprestasi dari sekolah di daerah nonperkotaan (luar ibu kota provinsi).
positifnya, mungkin taraf pendidikan sudah merata ke daerah.
negatifnya, dikhawatirkan ada permainan nilai di level ujian akhir sekolah (uas).
hasil kelulusan ada dua komponen, yakni uas dan un (ujian nasional).
nah, di uas ini tergantung komponen penilaian dari sekolah.
dikhawatirkan, ada kecenderungan dari guru di daerah yang royal memberi nilai kepada siswanya.
kalau kondisinya seperti ini jelas akan banyak yang lulus dan melahirkan siswa terbaik asal daerah.
sementara bila di kota, guru cenderung lebih ketat saat memberikan nilai.
jadi memang ada positif dan negatifnya.
terkadang di suatu sekolah ada guru yang sangat 'murah' memberikan nilai kepada siswa, sehingga terkadang menjadi tidak objektif.
nilai uas bisa saja dimainkan.
seharusnya dan sudah saatnya standar penilaian baku ditetapkan di kalsel, dalam hal ini semua sekolah memiliki patokan yang sama.
karena sejauh ini patokan penilaian itu diserahkan ke sekolah.
ini saran saja, passing grade disesuaikan kemampuan siswa.
karena perlu diketahui, dalam kelulusan itu berlaku teori pengukuran.
un memang seragam dan dari 'pusat', tapi penilaian uas memiliki kapasitas beda-beda di masing-masing sekolah.
bisa saja penilaian uas 'dimainkan' sekolah.
semoga tidak demikian.
(kur)news analysissuratnopengamat pendidikan unlam
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Standar Penilaian"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.