|
Senjata Salim Gagal Menyalak |
banjarmasinpost.co.id, solo - detasemen khusus (densus) 88 antiteror kembali beraksi.
selasa (14/5), mereka membekuk warga solo, jateng, slamet pilih utomo (37).
tragisnya, penangkapan itu dilakukan di depan dua anak slamet yang masih berusia di bawah 10 tahun.
saat diadang di jalan, slamet sedang mengendarai sepeda motor bersama dua anaknya.
dia hendak mengantar putri sulungnya yang masih taman kanak-kanak (tk), ditemani anak keduanya.
saat kejadian, istri slamet sedang ke pasar.
"kami tidak tahu di mana keberadaan slamet.
menurut anak sulungnya, dia dicegat orang-orang menggunakan mobil.
anak sulung slamet lalu diantar ke sekolahnya sementara adiknya diantar seorang perempuan ke rumha," kata kakak kandung slamet, wiji lestari.
wiji mengatakan keluarga tidak yakin slamet adalah anggota kelompok teroris.
pasalnya, keseharian slamet lebih banyak di rumah guna melayani pasien.
"dia itu terapis bekam.
banyak yang datang ke rumahnya," tegas dia.
tak hanya slamet yang dibekuk.
di jakarta, karopenmas brigjen boy rafli amar mengatakan, densus juga menangkap samidi alias arifin di purwokerto, jateng.
"keduanya mentor pembuatan bom.
mereka pernah dididik di poso dan filipina.
bom rakitan mereka mengandung zat khusus, nitrogliserin.
mereka anggota jaringan badri hartono (ditangkap september 2012 lalu)," kata karopenmas polri, brigjen boy rafli amar.
dia menegaskan, perburuan terhadap keduanya sudah dilakukan sejak 2012.
densus melakukan pendalaman dan penyidikan semenjak membongkar jaringan badri dan thoriq pada september 2012.
informasi terbaru yang diperoleh bpost, usai menangkap slamet dan samidi, personel densus juga membekuk seorang lagi warga solo, nuaim (39).
dia juga ditangkap di depan anak-anaknya.
"dia ditangkap densus di rumahnya di depan anak-anaknya.
istri nuaim melapor kepada kami bahwa saat penangkapan itu salah satu anaknya yang bernama ukasyah berusia 7 tahun ditodong pistol oleh petugas yang menangkap.
bahkan si anak sampai histeris," ujar tim advokasi laskar umat islam surakarta, endro sudarsono.
diungkapkan endro, saat itu nuaim sedang sakit.
"nuaim sakit-sakitan.
dia mengalami sesak napas sehingga harus sering mengonsumsi obat untuk meredakan penyakitnya.
saat dibawa, obatnya masih di rumah," tegas dia.
menurut endro, nuaim adalah saudara abu bakar ba'asyir.
dia pernah aktif di jat (jemaah anshorut tauhid) namun memilih keluar beberapa waktu lalu.
"saya tidak tahu kasus apa yang dikaitkan dengannya.
tapi saat saya mengantar keluarga slamet ke polresta solo, ada perwira polisi yang mengatakan masih ada pengembangan di solo.
mungkin yang dimaksudkan pengembangan adalah penangkapan ini," kata endro.
serang polisigencarnya perburuan terduga teroris, menurut boy, membuat mereka melakukan balas dendam.
seperti yang dilakukan salim alias irwan alias dias yang melemparkan bom pipa rakitan ke poslantas dan membacok aiptu widiartono di tasikmalaya, jabar, senin (13/5) malam.
hingga selasa malam tadi, widiartono masih menjalani perawatan medis.
sementara jenazah salim yang ditembak rekan widiartono, briptu wahyu, berada di rumah sakit.
disebutkan, karena bom yang dilemparnya tidak meledak, salim langsung lari.
dia dikejar wahyu dan widiartono hingga terhenti di jalan buntu.
terdesak, salim mengeluarkan
senjata api rakitan.
kesialan lagi-lagi menghinggapi dia.
senjatanya tidak menyalak.
tetap tidak mau mengalah, salim mengeluarkan parang dari balik baju dan langsung menebaskan beberapa kali ke leher dan tubuh widiartono yang tidak sempat mengelak.
melihat aksi itu, wahyu langsung melumpuhkannya dengan menembakkan pistol.
salim tewas di tempat.
kepala polres tasikmalaya akbp iwan imam mengatakan, bom rakitan yang dilempar salim berisi gotri dan bahan peledak.
"setelah disandingkan dengan bahan yang ditemukan di tempat lain, tidak jauh beda," tegasnya.
sementara kabid humas polda jabar kombes martinus sitompul menegaskan, salim adalah anggota kelompok bandung, yang dipimpin william maksum yang telah ditangkap di kawasan cipacing, kabupaten bandung.
diduga salim tidak sendirian.
seorang saksi mata, deni mengaku melihat dua orang yang menumpang sepeda motor secara berboncengan.
kedua pelaku langsung mendekati pos polisi dan melemparkan bom akitan.
dua orang pria tersebut lalu kabur ke arah jalan cipedes, yang tak jauh di lokasi kejadian.
"dua polisi di pos dan beberapa warga, termasuk saya mengejar mereka.
di gang buntu, polisi dan gejar dua pelaku bersama dua orang polisi tersebut.
namun, saat di sebuah gang jalan cipedes, dua pelaku tersebut membawa
senjata rakitan dan sempat akan saling tembak antara pelaku dengan polisi.
kemudian terjadi perkelahian itu hingga satu polisi terkena bacokan dan seorang di antara mereka tewas ditembak.
satunya lari," ucap dia.
namun polisi menyatakan pelaku hanya slamet.
"berdasar penyelidikan sementara, hanya satu orang.
dia membawa
senjata rakitan dan sempat akan menembak polisi," kata iwan iman.
(tribunjogja/tribunjabar/tribunnews)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Senjata Salim Gagal Menyalak"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.