Pemerataan Subsidi, Pangkalan Mitan Disebar ke Pedalaman |
sampit, sikap tegas pemkab kotim dengan mencabut pangkalan minyak tanah (mitan) yang nakal, menguak bila sistem distribusi bbm di daerah ini masih belum berkeadilan, dengan itu juga kini terungkap bila pangkalan mtan menumpuk dalam kota sampit, sementara warga di pedalaman kotim menjerit kelangkaan dan harga yang tinggi.
karena itu sekretaris komisi ii dprd kotim, ary dewar sepakat jika pangkalan yang menumpuk dalam kota dialihkan ke daerah yang benar benar membutuhkan.
“subsidi bbm terkesan difiokuskansatu titik saja, kalau pangkalan dialihkan ke daerah yang membutuhkan saya sangat mendukung karena selama ini pangkalan masih terkesan belum merata sebarannya terbukti dengan banyaknya pangkalan di perkotaan,”ungkap ary dewar, kemarin.
dia menilai ada ketidakadilan dalam sistem distribusi bbm bersubsidi jenis mitan ini.
bukan penyeragaman harganya tapi keadilan subsidinya itu yang penting di sebarkan ke masyrakat.
kalau harga berapa pun asal ada masyarakat tidak masalah.
dikatakanya bahwa ada da daerah yang mendapat pasokan, bahkan terjadi penumpukan, sementara di sisi lain ada daerah yang kekurangan minyak tanah.
ary dewar berharap agar didalam pasca pencabutan beberap pangkalan tersebut bisa disebarkan ke daerah yang masih membutuhkan seperti halnya kecamatan jauh diperkotaan seperti teluk sampit, cempaga hulu, dan kecamatan tualan hulu.
”kalau sebaran sudah merata maka masyarakat pun bisa menikmatinya agar tidak ada kesan kecemburuan sosial dan diskriminasi sebaran minyak tanah ini,’ ungkap ary dewar.
ketua dpc gerindra kotim tersebut juga menilai selama ini permasalahan bbm terutama mitan merupakan masalah klasik oleh karena itu perlu keberanian dan ketegasan dari pemerintah daerah dalam mengatasi nya dan merubah pola distribusi selama ini yang terkesan menumpuk dalam kota saja.
“kita berharap agar pemkab terus secara berkelanjutan untuk mengawas dan memantau bagaimana kondisi riil sebaran bbm di kotim ini dan solusi yang saya usulkan adalah pengalihan pangkan ke daerah yang betul membutuhkan dan mampu mengcover kecamatan di sekitarnya ,’ ungkap ary dewar.
sementara itu salah seorang warga baamang, kardi (38) mengatakan bahwa di daerah baamang di warung pun saat ini harga masih menjadi permasalahan lantaran harga yang masih di atas 7000 per liternya.
”saya heran dalam kota saja harganya rp 6-7 ribu apalagi mereka yang di pedalaman, menurut saya ketegasan pemkab sangat ditunggu masyarakat sehingga jangan hanya pangkalan tetapi agen pun harus diselidiki,” ungkapnya.
(ang)
sumber: radarsampit[dot]net
Belum ada tanggapan untuk "Pemerataan Subsidi, Pangkalan Mitan Disebar ke Pedalaman"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.