Pilot Gazali Dapat Penghargaan

banjarmasinpost.co.id, jakarta- pilot pesawat lion air yang mendarat di laut, dekat bandara ngurah rai, bali, mahlup gazali dikabarkan mendapat penghargaan dari boeing company.
belum jelas alasan pemberian penghargaan tersebut tetapi kabarnya dia dinilai berhasil melakukan pendaratan darurat yang tidak mengakibatkan adanya korban jiwa.
pascakejadian yang mengakibatkan puluhan penumpang luka-luka itu, gazali langsung diperiksa tim komisi nasional keselamatan transportasi (knkt).
dia pun menjalani tes urine yang hasilnya negatif mengonsumsi narkoba dan alkohol.
akan tetapi dia dilarang 'terbang' selama dua minggu.
saat dihubungi, direktur airport operation and services lion air, daniel putut kuncoro adi membenarkan kabar tersebut.
namun dia enggan menjelaskan alasan pemberian penghargaan tersebut.
"iya, pak gazali dapat penghargaan dari boeing.
nanti pada saatnya kami sampaikan," ucap dia, kamis (18/4).
kabar pemberian penghargaan kepada pilot yang telah mengantongi lebih dari 10 ribu jam terbang itu terungkap dari 'kicauan' putri mahlup, dinda desita sari, di akun twitter.
tiga hari lalu, dia mengetik tweet tentang penghargaan itu serta memajang orangtua dan seorang pria asing di kawasan kantor.
"ucapan penghargaan dr parusahaan boeing :'))," demikian tweet dinda.
sebelumnya, dinda juga mengetik tweet yang mengatakan sang ayah mendapat penghargaan dari kapolda bali.
tapi dia tidak memajang foto melainkan membubuhkan tag posisi tempat tweet tersebut diketik, yakni di lion air tower lantai 6.
"cieee si papap dpt penghargaan dr kapolda bali.
.
so i dont care about news in media.
.
.
," kicaunya.
penghargaan untuk gazali cukup mengejutkan.
pasalnya, dalam kecelakaan itu juga muncul spekulasi penyebabnya adalah faktor human error.
dia diduga kelelahan sehingga kurang konsentrasi saat bertugas.
namun, banyak pula pendapat yang menyatakan musibah itu dikarenakan faktor cuaca ekstrem.
apabila nanti berdasar penyelidikan knkt, penyebabnya memang cuaca, maka tindakan gazali 'mendaratkan' pesawat di laut patut mendapat apresiasi.
terlepas dari itu menteri bumn, dahlan iskan, memuji gazali yang dinilai telah mengambil langkah berisiko terkecil.
menurut dia, seorang pilot pasti sudah memiliki kompetensi menghadapi keadaan terburuk.
"pilot itu sangat pintar.
saya sudah percaya penuh terhadap pilot.
saya, dalam cuaca seperti apapun berani terbang sepanjang pilotnya berani.
hitungan saya, pesawat itu kalau sudah di atas tidak akan jatuh.
itu sudah didesain," kata dia.
acungan jempol juga diberikan dirjen perhubungan udara kemenhub, harry bakti s.
"kalau masalah cuaca menjadi penyebabnya, maka pilotnya kami kasih jempol.
kalau perlu kami kasih penghargaan karena semua penumpang selamat," ujarnya.
pasalnya, bukan pekerjaan mudah bagi pilot mendaratkan pesawat berkecepatan 350 kilometer per jam di lokasi yang banyak batu karangnya.
apalagi pendaratan itu tidak mengakibatkan adanya korban tewas.
"kalau sampai menabrak karang bisa meledak itu.
tetapi untuk pastinya, kami menunggu kerja knkt," ujar dia.
sebaliknya, kepala komunikasi dan legal pt angkasa pura i, alfazah menyatakan saat itu cuaca cerah berawan.
jarak pandang 10 kilometer, sempat hujan rintik dan angin 'smooth'dengan kecepatan 7 knot," kata dia.
kondisi normalnya cuaca saat itu diperkuat fakta ada dua pesawat di belakang pesawat lion air yang bisa mendarat secara lancar.
"petugas pemandu lalu lintas udara (air traffic controller/atc) juga mengizinkan pesawat-pesawat itu mendarat karena tidak ada kendala cuaca," ucap dia.
terkait kecelakaan itu, rabu (18/4) malam, manajemen lion air menyerahkan santunan kepada seluruh penumpang.
masing-masing menerima rp 55 juta.
untuk memproses santunan tersebut, lion air meminta penumpang menyerahkan identitas berupa kartu tanda penduduk (ktp) atau akta kelahiran untuk balita.
sayangnya, santunan itu tidak memuaskan sebagian penumpang.
salah seorang dari mereka justru walk out meninggalkan tempat pemberian santunan.
"bagaimana dengan trauma anak saya? ini tidak adil, ini tidak adil," ujar seorang penumpang, dian.
(kps/tik/tbn)

Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com

Friday, April 19, 2013