Dua Jenderal Jadi Korban |
banjarmasinpost.co.id, jakarta - hanya berselang sehari, pangdam iv diponegoro mayjen hardiono saroso mengalami nasib serupa kapolda diy brigjen sabar rahardjo dicopot dari jabatannya.
diduga, pencopotan dua jenderal itu terkait kasus penyerangan 11 prajurit kopassus ke lapas iib cebongan, sleman, diy.
seperti diwartakan bpost, edisi kemarin, di saat telegram rahasia (tr) yang berisi pencopotan sabar beredar, status hardiono masih terevaluasi oleh pimpinan tni ad.
akhirnya, sabtu (6/4) pagi, hasil evaluasi memutuskan hardiono dicopot sebagai pangdam dan digeser menjadi staf khusus ksad jenderal pramono edhie wibowo.
saat dihubungi, sabar mengaku pasrah.
"saya pasrahkan kepada allah yang mahatahu dan tidak pernah tidur.
kalau motif mutasi, tanya ke mabes polri ya," kata sabar yang selanjutnya akan menjabat kepala biro kajian dan strategi sumber daya manusia mabes polri.
hingga malam tadi, hardiono belum bisa dikonfirmasi.
menurut penjaga rumah dinasnya di semarang, jateng, dia sedang berada di jakarta.
saat dihubungi, ponselnya selalu tidak aktif.
namun, kadispen ad brigjen rukman ahmad mengatakan penggantian itu hanya mutasi yang merupakan bagian dari evaluasi.
sebaliknya, mantan wakil danjen kopassus sutiyoso menilai pencopotan pangdam adalah keputusan tepat.
pencopotan itu sudah merupakan hukuman luar biasa bagi seorang jenderal.
"ya sudah (tepat).
artinya dia diganti kan? itu sudah hukuman luar biasa.
saya tahu perasaan jenderal yang mendapatkan mutasi seperti itu," tegas dia.
sutiyoso juga menilai mutasi tersebut berkaitan dengan pernyataan hardiono yang terlalu dini menyatakan tidak ada prajurit tni yang terlibat dalam serangan tersebut.
padahal belakangan terungkap bahwa pelaku penyerangan merupakan personel grup-2 kopassus kandangan menjangan, kartasura, jateng.
"salah secara hukum tidak, tapi itu masalah etika.
mencopot jenderal dari jabatannya itu merupakan tindakan yang sangat berat menurut saya," tegas dia.
tidak berbeda jauh, anggota dpr, syarifuddin sudding memberi apresiasi baik kepada ksad maupun kapolri jenderal timur pradopo karena tegas menjatuhkan sanksi.
"menurut saya, pangdam dan kapolda memang harus bertanggung jawab.
ada peran dan tanggung jawab yang harus dibebankan," tegasnya.
lain halnya pengamat militer dari lembaga ilmu pengetahuan indonesia (lipi), ikrar nusa bhakti.
dia menilai pencopotan masih tergolong hukuman ringan.
"buat saya itu hukuman paling ringan.
itu tidak cukup.
mereka juga harus menjadi saksi di pengadilan dan nanti diungkap yang sesungguhnya terjadi.
dari awal pangdam selalu mengatakan tidak ada prajurit tni yang terlibat.
padahal, bukan mustahil dia sudah tahu akan terjadi dan tidak menyetopnya," tegas ikrar.
informasi yang diperoleh pers, rencana balas dendam itu sebenarnya sudah diketahui intel polri dan tni.
awalnya akan dilakukan setelah rekonstruksi pembunuhan mantan anggota kopassus di hugo's caf? yogyakarta, serka heru santoso.
namun karena empat tersangka ditahan di rutan polda diy, rencana itu ditunda.
akhirnya, dilakukan setelah para tahanan dipindah ke lapas cebongan.
aktivis koalisi tokoh dan masyarakat sipil, mm billah juga mengatakan berdasar investigasi yang dilakukan lembaganya, terjadi pertemuan antara kapolda dan sejumlah petinggi tni di jateng sebelum penyerangan, tepatnya pada 19 maret 2013.
pertemuan yang membahas kejadian di hugo's caf? itu juga diikuti seorang perwira kopassus.
"di pertemuan itu ada dua insitusi yaitu polri serta komandan dari komando teritorial dan komandan pasukan tempur tni.
setidaknya ada percakapan yang patut diduga terjadi negosisasi.
dengan kata lain ada indikasi kuat bahwa mereka (kapolda dan pangdam) sudah tahu akan ada penyerangan," ucap billah.
dikatakan dia, jika memang benar ada pertemuan itu, ada dua kemungkinan yang dibahas.
yakni, mencegah penyerangan atau justru merencanakan penyerangan.
yang pasti, tiga hari pascapertemuan, empat tahanan yang diduga terlibat kasus pembunuhan terhadap heru santoso dipindah ke lapas cebongan.
tragisnya, kepala lapas cebongan sukamto mengaku semula tidak diberitahu bahwa empat tahanan itu adalah tersangka kasus pembunuhan anggota kopassus.
"tampaknya institusi-institusi ini sudah punya informasi bahwa lapas cebongan akan diserbu.
ada standar operasi, seharusnya dicegah.
jangan-jangan justru lapas ini sudah ditunjuk sejak awal karena paling lemah pengawasannya.
siapa yang menentukan? polda yang harus bertanggung jawab menjawab ini," tutur billah.
billah mengatakan hasil investigasi lembanganya tersebut baru tahap awal sehingga harus ditelusuri lebih lanjut.
ia pun mengkhawatirkan kasus ini ujungnya hanya 'jalan di tempat' karena ditangani internal tni.
dia juga berharap publik tidak terperangkap skenario pemecahan masalah secara parsial yang dilakukan tim investigasi tni ad.
"semua sudah tahu kasus penyerangan lapas cebongan tidak berdiri sendiri.
itu bagian dari rentetan peristiwa.
sebelum cebongan, ada hugo's cafe.
di situ ditemukan seorang anggota kopassus dibunuh ramai-ramai oleh preman dan salah satu preman adalah mantan polisi," ucap dia.
saat dihubungi, kabid humas polda diy anny pudjiastuti membantah.
dia juga menyangkal tudingan pemindahan empat tahanan itu sebagai bentuk pelemparan tanggung jawab.
"tidak ada itu.
ini murni karena rutan (polda) direnovasi.
kami juga sudah melapor ke kepala lapas dan ikut memberikan pengamanan tertutup.
namun, taktisnya penyerbuan itu membuat kami tak sempat bertindak cepat untuk melindungi," tegas anny.
(tribunnews/lau/eri/mil/jos)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Dua Jenderal Jadi Korban"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.