Pelajaran dari Semut |
oleh: kh husin naparin kita sering melihat iring-iringan semut berjalan, yang satu mengikuti yang lain.
makhluk allah swt yang kecil ini, mengajarkan kepada kita nilai-nilai sosial dan kesetiakawanan yang tinggi sekali.
ketika bertemu, mereka bersalaman dan berpelukan, saling memberi informasi tentang berbagai kehidupan mereka.
bahkan, ketika bertemu, itu jika ada salah seorang di antara mereka yang lapar, maka yang kenyang langsung memompakan sari-sari makanan kepada saudaranya yang lapar, mereka tidak ingin ada yang kelaparan.
masyarakat semut adalah sebuah kerajaan besar.
spesies semut mencapai lebih sembilan ribu macam.
semut merupakan serangga berkarakter sosial, ia akan mati kalau terpisah dari kawan-kawannya kendati berada di tempat yang makanan melimpah ruah.
semut mengajarkan kepada kita tentang kerja keras dengan usaha sendiri, kendati ada sebagian semut yang mencari makan dengan cara menyerang dan menguasai.
sebuah kerajaan semut mempunyai beberapa komponen masyarakat.
ada semut jantan yang berfostur agak besar dan kepalanya keras, bertugas sebagai pasukan penjaga kerajaan.
ada semut pekerja, yaitu semut-semut betina yang mandul, tugasnya melakukan semua pekerjaan di kerajaan; membagi makanan sesuai ketentuan, merawat anak-anak semut yang masih kecil, membersihkan sarang, sampai menguburkan kawan-kawannya yang sudah mati.
semua bekerja dengan baik dan ikhlas.
ada lagi semut pejantan, yaitu semut jantan yang subur (tidak mandul), hanya untuk mengawini ratu semut.
kerajaan semut dipimpin oleh seekor semut betina, itulah sang ratu.
ia sangat subur (tidak mandul), fungsinya mengeluarkan telur dan mengatur ketentuan kerajaan dengan memberikan arahan-arahan dan selalu berkomunikasi dengan semua rakyatnya.
kebenaran hal ini terlukis di dalam alquran, ketika nabi sulaiman as dan tentaranya yang terdiri dari manusia, jin dan burung-burung terjebak di lembah yang didiami semut.
berkatalah seekor semut: "hai semut-semut masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh sulaiman dan tentaranya tanpa mereka menyadari.
" (qs an-naml 17-19).
nabi sulaiman as tersenyum mendengar perkataan semut itu seraya bersyukur kepada allah swt, karena dapat memahami bahasa semut, dan mendapat pelajaran agar tidak menggunakan kekuatan semena-mena sengaja atau tidak, untuk menyakiti makhluk-makhluk lemah.
subhanallah, kita yakin semut yang memberikan pengarahan tersebut adalah sang ratu, karena di dalam ayat tersebut allah swt menyebutkan: qaalat namlah, artinya "semut betina berkata", di ujung kata ada huruf "ta" menunjukkan feminim (ta'nits) bukan kata naml yang menunjukkan maskulin (muzakkar).
semut-semut itu begitu kecil dan lemah, tetapi sangat mendapat perhatian allah swt, sehingga dia perlu mengabadikan dengan satu surah di dalam alquran surah an-naml (semut).
nabi saw pernah mengurungkan pelaksanaan salat istisqa (minta hujan) gara-gara melihat seekor semut di atas batu.
rasul saw berkata kepada para sahabat: "pulanglah kalian, kalian tidak perlu lagi berdoa karena doa kalian telah dikabulkan berkat doa semut ini.
" mengapa doanya sangat mustajab? karena mereka selalu bertasbih memuji allah swt, kendati hanya memiliki tubuh yang kecil.
alangkah indahnya ungkapan yang diucapkannya:subhana man yarani, wayasma'u kalami, waya'rifu makani, wayarzuquni wala yansani.
"maha suci allah yang selalu memperhatikan aku, mendengarkan doaku, mengetahui tempat tinggalku dan memberi aku rezeki serta tidak melupakanku.
"sudahkah anda yang bertubuh besar, cantik dan ganteng bertasbih memuji allah swt? (judul ini ditulis dari berbagai sumber).
(*)
Source from: banjarmasin[dot]tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Pelajaran dari Semut"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.