Beranda · Banjarmasin · Palangkaraya · Pangkalan Bun

Parpol Sekadar Kendaraan




Parpol Sekadar Kendaraan
Parpol Sekadar Kendaraan





kemengan pasangan gatot pujo nugroho-tengku erry nuradi dalam pilkada sumatera utara (sumut) kian meyakinkan banyak orang bahwa keberadaan partai politik benar-benar sekadar kendaraan bagi para calon kepala daerah, caleg, bahkan presiden.
lihat saja, walau presiden partai keadilan sejahtera (pks) luthfi hasan ishaq (kini telah mundur) jadi tahanan kpk karena diduga terlibat kasus korupsi, tapi pasangan-pasangan calon gubernur-wagub yang diusung pks bersama partai lainnya, unggul di mana-mana.
sebelum di sumut, jagoan pks juga unggul di jawa barat, yakni pasangan ahmad heriyawan dan deddy mizwar.
lawan berat pasangan-pasangan itu datang dari jagoan pdip.
bahkan, untuk memenangkan usungannya, pdip di jawa barat dan sumut sempat mendatangkan jurkam andalannya megawati soekarnoputri dan jokowi.
tapi, usaha itu tak mampu memenangkan cagub jagoannya.
logika politik, dengan “aib” yang kini menimpa pks, seharusnya jagoan “partai dakwah” ini akan kalah.
tapi ternyata malah menang.
sebaliknya, ketika pks belum diterpa prahara skandal impor daging sapi, jagoan pks justru kalah dalam pilkada di dki.
pks yang mengusung fauzi bowo dikalahkan jokowi yang diusung pdip.
kenyataan-kenyataan inilah yang membuat partai politik harus hati-hati memajukan calonnya dalam pilkada.
bahkan, logika itu juga akan berlaku dalam pemilihan caleg dan presiden nantinya.
satu analisa mengatakan, parpol-parpol itu boleh-boleh saja memainkan segala macam trik politiknya di tingkat elitnya, boleh-boleh saja dukung-mendukung, berkoalisi, atau apa pun namanya, tetapi di lapangan pada akhirnya rakyatlah yang akan menentukan.
rakyat sudah terlalu lama jenuh dan kehilangan kepercayaannya dengan parpol-parpol itu akibat dari ulah para kadernya yang manipulatif, koruptif, oportunis, dan hipokratif.
rakyat kini telah memiliki prinsip, pendirian, penilaian, dan pilihan sendiri.
seperti yang sudah dikatakan banyak orang bahwa rakyat sekarang sudah cerdas, mereka sudah punya prinsip dan penilaian sendiri untuk menggunakan rasionya dalam menentukan siapa yang lebih layak memimpin mereka.
tidak akan sudi lagi didikte parpol-parpol.
rakyat kini sepenuhnya memilih berdasarkan rasio masing-masing.
parpol apa yang mendukung siapa, berapa banyak parpol yang mendukung calon tertentu, tidak lagi dilihat rakyat.
rakyatlah yang memilih, bukan parpol yang memilih.
yang paling menentukan justru adalah para calon itu sendiri.
bagaimana rekam jejak mereka selama ini.
bagaimana prestasi, prestise, dedikasi, dan integritas mereka selama ini.
apakah jujur, bersih, benar-benar perduli rakyat banyak, ataukah manipulatif dan koruptif, dan hanya memanfaatkan rakyat demi karier politiknya.
rakyat sudah cerdas untuk bisa memberi penilaiannya, kemudian menentukan pilihannya.
(*)


Sumber: tribunews[dot]com

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Parpol Sekadar Kendaraan"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.