Yang Penting Saya Bisa Pulang |
banjarmasinpost.co.id - “mustain. terima kasih buat kamu dan semua yang sudah merawat saya ketika sakit. saya sekarang akan pulang ke negara saya. cukup sudah, saya tidak akan lagi bermain di indonesia.”kalimat perpisahan itu diucapkan moukwelle ebwanga silvain, mantan pemain asing persewangi banyuwangi kepada ahmad mustain, tokoh suporter laros jengirat banyuwangi.mustain mengaku malu menjadi orang indonesia akibat perlakuan klub terhadap moukwelle. “bayangkan, bagaimana pandangan orang luar negeri sekarang terhadap kita. yang paling menyedihkan, kasus (diego) mendieta dan moukwelle tak segera disikapi secara tegas oleh pemerintah dan pssi. artinya, bisa jadi akan ada moukwelle-moukwelle berikutnya,” ujar mustain, kemarin.setelah sekian lama terlunta-lunta di indonesia, moukwelle akhirnya mendaratkan kakinya di tempat tinggalnya di havre, perancis, kamis (21/2).melalui sambungan telepon, moukwelle menyampaikan penyesalannya kepada mustain. cerita kelam pemain berkebangsaan kamerun itu selama bermain di persewangi, sudah cukup membuatnya jera mencari nafkah di indonesia.moukwelle atau yang juga populer dengan nama sylo, sekali lagi menjadi potret buram pesepakbolaan di negeri ini. kasusnya sama dengan mendiang diego mendieta yang lebih dulu mengagetkan dunia.pemain asing yang harus hidup terlunta-lunta lantaran gajinya tak dibayar klubnya, persis solo itu akhirnya meninggal dunia akibat sakit tifus.moukwelle lebih beruntung, karena masih berkesempatan pulang ke tempat bermukimnya di prancis. menurut mustain, pemain berambut dreadlock (gimbal) ala penyanyi reggae itu mendapat bantuan uang untuk membeli tiket pesawat menuju prancis. uang sebesar rp 20 juta itu diberikan oleh bupati banyuwangi, abdullah azwar anas.moukwelle bukan pemain baru di ingar-bingar pesepakbolaan indonesia. ia sudah bermain di deltras sidoarjo, persis solo, persiba bantul, dan psbi blitar. ia sudah maklum kondisi sepakbola indonesia yang amburadul. gaji telat, soal biasa. tapi, baru kali ini ia tak lagi bisa memaafkan indonesia. kesabarannya sudah habis.di persewangi, moukwelle dikontrak rp 300 juta untuk satu musim. nahas, manajemen persewangi wanprestasi. gaji moukwelle hanya terbayar sekitar rp 80 juta saja.alasan para pengurus klub, adanya salah paham soal regulasi penggunaan dana apbd. “kami berani mengontrak pemain asing karena kami pikir masih bisa menggunakan apbd di divisi utama. pada 2011, saat masih di divisi i, kami masih memakai apbd rp 3 miliar. saat naik ke divisi utama, kami butuh dua kali lipat, dan kami kira masih dapat anggaran,” kata manajer persewangi, nanang nur ahmadi.jadilah moukwelle hidup serbaterbatas. hidup pemain asing yang harusnya hidup serbawah dan dimanja klub, tak dirasakan olehnya.ia tak lagi tinggal di kontrakan atau apartemen, sebagaimana standar pemain asing di indonesia. tapi di kamar indekos seluas 9 meter persegi, yang disewanya rp 400.000 per bulan.untuk makan pun, ia ‘terpaksa’ numpang di mes persewangi. beberapa suporter kerap mengunjunginya, dan membawa oleh-oleh buah seadanya. padahal, selama ini, pemain asing paling terkenal boros untuk urusan makanan.yang paling mengenaskan, tentu saja saat moukwelle sakit typus. karena tak punya uang, ia terpaksa berobat ke puskesmas, bukan rumah sakit yang peralatan medisnya lebih lengkap.“saya hampir setiap hari menemani moukwelle sakit. dari wajahnya, saya lihat dia sangat tertekan. dia beberapa kali menangis ke saya, meratapi betapa tidak beruntungnya nasibnya. coba bayangkan, itu terjadi pada pemain yang mengeluarkan semua kemampuannya ke klub ini,” ungkap mustain.seperti kasus lain, gaji moukwelle, sampai kini belum jelas rimbanya. deputi sekjen pssi bidang kompetisi yang berencana mundur pada awal maret mendatang, saleh ismail mukadar, mengatakan, lpis, selaku regulator kompetisi ipl (indonesian premier league), sudah menyelesaikan gajinya.keterangan itu diragukan mustain. “dia bilang bisa pulang karena bantuan dari kedubes perancis dan bupati (banyuwangi). memang, dia tidak lagi berharap gajinya dibayar. kata dia, sudah bisa kembali ke perancis saja, sudah senang,” ujar dia. (surya/ab/st39)
Sumber: tribunews[dot]com
Belum ada tanggapan untuk "Yang Penting Saya Bisa Pulang"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.