Keulamaannya Merangkak dari Nol |
oleh: ahmad barjie b/penulis buku mengenang ulama dan tokoh banjarsemula saya ingin menulis dengan judul: "mendoakan guru bakeri". hal ini karena beberapa waktu lalu beliau dikabarkan meninggal dunia, tetapi ternyata masih sakit.bahkan yang melegakan, beliau sempat pulang ke rumah setelah dua minggu dirawat di ruang icu rsud ulin banjarmasin guna memulihkan kondisi. sesuai permintaan keluarga dan kolega, kepada masyarakat dimohon untuk mendoakan agar beliau lekas sembuh.ternyata allah berkehendak lain. setelah kembali masuk rumah sakit, beliau meninggal jumat malam, 1 februari 2013 sekitar pukul 19.00. jenazah dimakamkan sabtu sore di kompleks pondok pesantren al-mursyidul amin gambut. almarhum menderita jantung dan kanker kelenjar getah bening stadium 4 dan sudah menjalani beberapa kali kemoterapi. inilah yang mengantarkan almarhum berpulang ke rahmatullah, menghadap allah swt.tentu saja banua banjar kembali berduka dan terkejut. simpati dan pelayat, pria dan perempuan dari berbagai kalangan berdatangan. lautan manusia yang silih berganti menshalatkan dan mengantar ke kubur menunjukkan guru bakeri memang memiliki massa dan tempat terhormat di mata umat.sangat kehilanganmeninggalnya guru bakeri, tidak diragukan merupakan kehilangan besar bagi masyarakat kalsel. beliau termasuk di jajaran ulama besar yang terkenal, baik karena keulamaannya, kevokalannya berdakwah, kegigihannya mendirikan, mengelola dan mengembangkan pondok pesantren al-mursyidul amin, juga karena keaktifannya dalam bergaul lintas sektoral, jajaran dan daerah. bupati banjar sultan khairul saleh sangat kagum atas pengabdian beliau selama hidup dan mengaku sangat kehilangan.bagi masyarakat kalsel, kalteng dan kaltim, nama besar guru bakeri tidak asing. ia ulama kharismatik dan tokoh organisasi, khususnya nu dan pkb. juga lama menjadi ketua umum badan pengelola masjid raya sabilal muhtadin banjarmasin. jadwal dakwah dan volume kerjanya sangat padat. keunggulan guru bakeri, beliau ulama sekaligus muballigh, tak hanya mengajar di rumah dan pondok, juga proaktif menyampaikan dakwah di tengah publik.meskipun usia beliau masih muda, hanya sekitar 55 tahun, namun jasanya bagi agama, pendidikan dan masyarakat sungguh besar. dan walaupun banua banjar cukup banyak memiliki ulama dan juru dakwah, tidak mudah mencari dan menggantikan ulama seperti sosok guru bakeri. dari bawah/banyak pelajaran bisa dipetik dari figuritas guru bakeri. ia satu dari sedikit orang yang memulai karier keulamaan dari nol. dalam banyak kesempatan ceramah, dengan nada haru sering bercerita bahwa ia tidak memiliki latar keluarga ulama dan orang kaya.ketika itu masyarakat alabio hsu dan sekitarnya, yang merupakan daerah asal guru bakeri umumnya pergi keluar daerah karena dua motivasi. pertama ingin menjadi orang kaya, kedua menjadi orang alim (ulama).ahmad bakeri memilih yang kedua. tetapi ahmad bakeri kecil bersama orangtuanya yang tidak mampu di segi ekonomi, kurang mendapatkan dukungan memadai dari lingkungannya. kata mereka, kita tidak ada keturunan orang alim, tidak pula keturunan orang kaya. lebih baik pasrah saja dengan keadaan apa adanya di kampung. tidak usah bercita-cita tinggi.namun ahmad bakeri muda tidak gampang putus asa dan patah semangat. dengan tekad kuat dan hidup serba kekurangan ia sekolah (nyantri) di pondok darussalam martapura, sambil mengaji duduk dengan banyak ulama dan belajar secara otodidak. prinsipnya, seorang pelajar bahkan sudah jadi ulama pun harus berkaca mata buku dan bertongkat pensil, artinya rajin membaca dan menulis.karena kegigihan itulah akhirnya ia berhasil menjadi ulama besar dan terkenal. guru bakeri boleh dikata memiliki segalanya; popularitas, kekayaan, kedudukan, kharisma, relasi, ribuan santri dan jamaah yang melimpah. tak banyak ulama seperti beliau.guru bakeri tergolong ulama tradisional sekaligus modern, sebab juga amat melek informasi. walau materi dakwahnya bersumber dari kitab-kitab klasik berbahasa arab, semua dapat dipoles menjadi sajian menarik.almarhum rajin membaca koran, buletin, majalah, juga mengakses informasi aktual melalui radio, televisi dan internet. karena itu dakwahnya selalu segar, tidak sekadar humornya yang khas tetapi juga aktual. suaranya khas, jelas dan fasih. masyarakat selalu membanjiri ceramahnya.kami di masjid at-taqwa banjarmasin sering kesulitan mengumpulkan jamaah untuk peringatan hari-hari besar islam. tapi bila guru bakeri pencermaahnya, maka jamaah datang tumpah ruah.meninggalnya ulama dalam usia muda sering menimbulkan masalah dalam hal kaderisasi.tetapi guru bakeri jauh-jauh hari sudah mempersiapkan kader, baik di lingkungan keluarga, maupun melalui pondok pesantren sebagai kawah candradimuka lahirnya para ulama dan juru dakwah.almarhum pandai merangkul masyarakat, pengusaha dan umara, sehingga kurang dari 20 tahun al-mursyidul amin telah menjadi salah satu pondok pesantren terbesar di kalsel. ia gigih mengelola sawah, kebun bahkan perusahaan pondok guna membina santri agar mandiri. seolah tak kenal lelah, ia tidak henti memberikan ceramah dan pencerahan bagi umat dan memajukan syiar agama. meski sangat sibuk beliau juga aktif mengasuh rubrik tanya jawab keagamaan di beberapa media daerah.tentu ada hal-hal kontroversial dalam diri almarhum, tetapi rasulullah saw berpesan: uzkuru mahasina mautakum. banyak hal baik yang patut kita kenang.menjelang salat maghrib dan subuh, masyarakat diingatkan oleh wirid-wirid guru bakeri. kaset-kaset rekaman ceramahnya juga tetap didengar. sama seperti ketika kita mendengar ceramah buya hamka, ez muttaqin, guru sekumpul atau kh rafii hamdie, sementara yang punya suara sudah meninggal dunia. buku dan tulisan beliau juga banyak tersebar. meski berbeda alam, beliau masih mampu mendakwahi orang yang hidup.semoga beliau meninggal husnul khatimah, segala dosanya diampuni, keluarga dan santri yang ditinggalkan sabar dan tabah. inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. (*)/ )
sumber: tribunews.com
Belum ada tanggapan untuk "Keulamaannya Merangkak dari Nol"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.